Oleh Satria Dharma
Berdomisili di Surabaya
Kami dalam perjalanan pulang dari Baikpapan ke Surabaya dengan Citylink siang ini. Kami berada di Balikpapan selama lima hari dan hari ini mesti balik karena Ika ada jadwal lanjutan ke Lombok besok untuk menonton MotoGP di Mandalika. Dia dapat tiket dari seorang keluarga yang menemani pembalap lokal Mario asal Madiun. Jadi besok dia akan terbang lagi ke Lombok. Saya tidak akan ikut karena tidak tertarik. I feel tired. Saya keliling terus selama tiga minggu ini Semarang, Solo, Denpasar, Bandung, Balikpapan. Time to get rest.
Jadwal kami semestinya adalah berangkat dari Balikpapan pada jam 12:55 dan mendarat di Juanda Surabaya pada jam 13:40. Pesawat agak terlambat menaikkan penumpang, sehingga kami baru take off sekitar jam 13:20. Cuaca di Balikpapan baik dan kami meluncur mulus. Saya langsung tidur dan terbangun ketika tiba-tiba pesawat terguncang hebat. Pesawat kami masuk ke awan tebal dan terguncang-guncang. Rupanya ada masalah begitu kami mendekati Surabaya. Awan hitam tebal menutupi landasan bandara Juanda tempat kami seharusnya mendarat. Hal ini menyebabkan pilot kami tak bisa mendarat. Ia terpaksa naik lagi dan menunggu beberapa saat agar cuaca membaik untuk bisa mendarat. Tapi ternyata cuaca benar-benar tidak bersahabat dan di bawah standard minimum keselamatan mendarat.
Akhirnya pilot kami memutuskan untuk naik lagi dan mengarahkan pesawatnya ke Denpasar untuk pendaratan darurat. Kami kan tidak bisa nongkrong-nongkrong sambil ngopi di udara menunggu cuaca di Juanda membaik. Pilihannya adalah mendarat darurat di bandara I Ngurah Rai Denpasar. Cuaca di atas Bali ternyata juga kurang bersahabat. Hujan turun membasahi bandara tapi landasan masih bisa didarati oleh pesawat kami dengan cukup mulus.
Yufi dan Tara yang mau menjemput kami ternyata sudah tahu kalau kami mendarat di Bali. Mereka memantau kami dengan aplikasi flightradar 24 dan heran melihat pesawat kami menjauh dan menuju Denpasar. Ternyata cuaca di Surabaya sedang buruk dan hujan angin. Bahkan ada pohon yang tumbang karena kencangnya badai. Surabaya menghadapi ‘thunderstorm’ dan cuacanya baru akan membaik pada jam 17:40.
So here we are. Kami mendarat dengan darurat di Bandara I Ngurah Rai Denpasar pada jam 16:00. Kami belum tahu apakah kami akan diturunkan di bandara atau tetap di pesawat sampai cuaca membaik dan kami terbang lagi ke Surabaya.
Ini adalah pengalaman pertama kami mendarat darurat di bandara lain karena cuaca buruk di kota tujuan.
Bandara I Ngurah Rai Denpasar, 19 Maret 2022
Satria Dharma