Bagian 1
Oleh Muhammad Abdul Azis
Pelajar Kelas VII-5, MTsN Model, Banda Aceh
Mikail , seorang anak SMP kelas 2 yang tidak begitu beruntung di sekolah. Tadi dia difitnah teman sekelasnya mencuri uang kas. Dia tak kuasa melawan tuduhan teman temannya. Di perjalanan pulang ke rumah, dia pun nyaris tertabrak mobil yang melaju cepat, bahkan sesampainya di rumahpun dia dimarahi ibunya yang sudah duluan termakan fitnah dari teman sekelas Mikail yang kebetulan tinggal satu desa. Mikail sangat stress akibat fitnah ini. Pada malam hari, Mikail melaksanakan salat tahajjud dan berdoa “ya Allah, tolonglah hambamu. hamba dituduh mencuri uang kas sekolah”. Ya Allah, jadikanlah hamba orang memiliki kekuatan, agar hamba bisa melawan orang orang yang menindas hamba”, pintanya sambil meneteskan air mata di atas sajadah lusuhnya itu. Selesai berdoa, Mikail pun beranjak tidur. Air matanya terus teruai, membasahi selimutnya. Mikail pun tertidur pulas.
Malam itu hujan sangat deras disertai dengan badai dan petir. Mikail terbangun dari tidurnya, setengah dari sadar, dia melihat ke arah lemari kamar yang terbuka lebar. Lemari itu mengeluarkan cahaya biru bercampur putih, menarik tubuh Mikail yang kurus itu, hingga ia tersedot masuk ke dalam lemari warna hitam pekat di kamarnya yang terihat usang. Ketika terbangun, Mikail sangat terkejut, dia berada di tempat yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Ia melihat keadaan di sekitarnya yang serba aneh dan berbeda dari tempatnya berasal.
Mikail mencoba bangun pelan-pelan sambil menempeleng pipi kiri dan kanan untuk memastikan ini bukanlah alam mimpi, karena Mikail bingung antara percaya atau tidak tentang apa yang sedang dialaminya.
Kemudian, Mikail mulai melangkahkan kakinya secara perlahan. Telapak kakainya seperti kebal, walau tanpa sandal ataupun sepatu. Dia mencoba menoleh kiri dan ke kanan, sambil menulusuri hutan tempat ia terbangun.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan manusia yang tidak seperti biasanya. Manusia di sini terlihat serba aneh. Mereka memiliki ekor dan telinga seperti serigala dan juga agak berbulu di seluruh badannya. Dengan perasaan heran bercampur rasa takut, Mikail mencoba menghampiri dan bertanya pada orang itu;
Mikail :“ini di mana ya?”
Orang aneh :“kamu serius bertanya itu? Jawabnyan dengan nada ketus.
Mikail :“Serius lah, masak sih tidak serius”
Orang aneh :“ini desa kami, desa hutan suci namanya” tegasnya, sambil memelototi Mikail yang terlihat agak berbergemetaran. “Hutan suci ini tidak jauh dari kerajaan api” sambungnya.
Mikail :“Kerajaan api ?
Orang aneh :“iya, benar.. kerajaan api. Ada apa memangnya? Kamu tidak senang?
Mikail :“saya heran saja, kenapa saya ada di sini?
Orang aneh :“apa maksudmu?
Mikail :“Saya rasa tempat ini ada sesuatu yang berbeda dari tempat saya. Tadinya saya tidur, dan tiba-tiba saat terbangun sudah di sini, jadi saya bingung”
Mikail lupa, belakangan diketahui sang manusia berbulu itu dikenal sebagai penjaga berbatasan hutan “suci”. “kerajaan Api?” Tanya Mikail dengan wajah penuh rasa heran. Lalu Mikail bertanya arah ke kerajan api yang dimaksud.
Setelah mendapatkan petunjuk lengkap dari penjaga hutan misteri, Mikail memutuskan untuk pergi ke Kerajaan Api.
Sesampainya di sana, Mikail takjub dengan keadaan yang ada di Kerajaan Api. Orang-orang di sana terlihat tidak seperti biasanya, mereka dapat menggunakan api sesuka hati mereka, dapat terbang dengan api yang keluar dari kaki. Mereka juga dapat mengeluarkan api dari telapak, dan bahkan dari mulut bagaikan naga. Karena heran, lalu Mikail memutuskan untuk menghampiri penduduk di sana.
Kebetulan ada sesesorang yang sedang melirik ke sana dan ke mari, bagaikan sedang memantau sesuatu. Mikail mencoba menghampiri untuk bertanya.
Ewa namanya, orangnya kekar dan tinggi besar, berbulu lebat dan bertanduk, tanpa menggunakan alas kaki, dia bisa melompat setinggi 10-15 meter ke udara.
Mikail: “kenapa orang-orang seperti pesulap,yang dapat menggunakan api dengan apa mereka tidak terbakar? Tanyanya .
EWA : Hai, kamu siapa, sepertinya kamu bukan dari sini? Kamu kalau kamu dari sini, tidak mungkin bertanya seperti itu. Kamu ini aneh ya” “semua orang bisa melakukannya, ini hal yang biasa di sini” jawab Ewa.
Ternyata Ewa adalah salah seorang pengawal raja di Kerajaan Api. Dalam hati Mikail penuh tanda tanya “jangan-jangan mereka ini dari sekolah magic atau sekolah sihir, apakah hari ini mereka sedang diuji kemampuan sihirnya?Ataukah ini benar-benar dunia sihir, dunia tempat berkumpulnya para penyihir?Bukankah sihir itu hanya ada di dunia dongeng”, gumamnya.
EWA: “ hai bocah kecil, kamu dapat mencobanya..!” seru Ewa pada Mikail.
Mikail pun mencobanya. Alangkah terkejutnya dia karena dapat mengeluarkan air dari telapak tangannya, yang dikenal dengan elemen air. Orang-orang di sini menggunakan kekuatan api, namun dia malah menggunakan berelemen air, hingga semua orang yang melihat itu langsung shock karena pengguna elemen air seharusnya berada di kerajaan Air, bukan di kerajaan api.
Penggunaan air sangat dilarang di kerajaan Api, siapapun tidak diperbolehkan. Karena itu Mikail harus ditangkap karena telah melanggar peraturan kerajaan Api.
Tangkap dia, teriak seorang penjaga. Kemudian Mikail pun ditangkap dan dibawa ke hadapan Raja. Oul nama rajanya. Raja ini tidak pernah mandi seumur hidupnya, kecuali saat dia baru lahir. Tetapi raja ini tidak niat dari dirinya sendiri untuk mandi, sehingga sang raja berbau untuk ukuran hidung Mikail dari dunia normal, namun di kerajaan Api, masalah mandi bukan masalah, karena masyarakat di sana tidak pernah mandi, kecuali saat terjadi hujan deras dan banjir. Raja itu juga sangat terkenal garang, giginya besar dan jarang, persis seperti gegasi di dunia dongeng kancil.
Kemudian, Raja Oul terkejut melihat Mikail. Bagi sang Raja, Mikail memiliki ciri-ciri khusus “sang penyelamat” yang pernah diramalkan oleh nenek moyang mereka dulu. Dalam hati sang raja, orang ini mirip sekali seperti yang tertulis di dalam ‘tara rampa’, buku peninggalan nenek moyang mereka yang ditulis 1000 tahun yang lalu. Buku itu mengisahkan keadaan kekeringan dan ketandusan kerajaan api akibat saling serang antar kerajaan dan penyalahgunaan api oleh warga kerajaan. Akhirnya, menyebabkan tidak ada tanaman dan makanan yang tumbuh di sana. Tanah kering tanpa air, sehingga masyarakat dari kerajaan api hampir punah. Akhir dari naskah ‘tara rampa’, seorang cendikia dari unsur tokoh adat dan perdukunan di kerajaan api, meramalkan bahwa pada tahun api, akan datang seorang pemuda ke kerajaan api, yang mampu menyelamatkan kerajaan api dan menyatukan semua kerajaan yang ada.
Pemuda itu, sangat ganteng, tidak tinggi dan tidak pendek. Orangnya putih, agak kurus, dengan cincin keramat di kelingking kirinya, berpakain putih, dan dia bersikap pura-pura bingung dan bodoh. Namun, dia mampu menyatukan kekuatan semua elemen yang ada.
Biasanya, orang yang telah ditangkap di kerajaan api, pada umumnya akan dibakar dan menjadi debu. Namun, berbeda dengan Mikail, yang dianggap sebagai penyelamat kerajaan api. Sehingga diapun dijamu bagaikan tamu istimewa dari kerajaan kaya. Awalnya Mikail sangat ketakutan, karena tidak lama lagi akan dia akan dibakar oleh sang algojo yang terlihat sangat seram, dan Mikail akan menjadi debu. Mikail heran bercampur rasa senang, apa yang dipikirkan dengan yang dirasakan berbeda. Awalnya dianggap sebagai pelanggar, kini dia diperlakukan sebagai penyelamat kerajaan Api.
Kerajaan membuat rapat dengan para petinggi istana. Rapat tersebut memutuskan untuk melakukan uji coba terhadap kemampuan Mikail. Uji coba dilakukan tepat pada tahun api. Sekitar 3 hari lagi akan memasuki tahun Api, tahun yang dianggap sebagai tahun terhadap bangkitnya kerajaan api dari keterpurukan.
Tiga hari berikutnya, awal dari tahun api, tibalah masa pengujian terhadap Mikail, apakah dia benar-benar orang yang diramalkan oleh “mak nni”, seorang tokoh kerajaan yang dipercaya sebagai peramal dan hidup 1000 tahun yang lalu.
Kemudian sang raja mempersilahkan Mikail naik ke atas panggung, untuk diperkenalkan kepada seluruh penduduk kerajaan api, dan mengumumkan bahwa Mikail adalah sang penyelamat yang diramalkan. Namun, Mikail akan dites dalam 4 tingkat sebagaimana yang dituliskan dalam “tara rampa”. Mikailpun siap-sipa untuk di mengikuti tes tersebut.
Bersambung….