Sejarah Dalam Negeri Filsafat
Savitri Jumiati
Bola bola globalisasi
Komoditi cekik mati
Berlari sembunyi
Cekal rasa harga diri
Dunia banyak api
Ini bukan panggung atraksi
Bukan sulap para badut pemimpi
Tuding sana sini
Hasilnya pepesan teri
Lontar kayu dari balik jeruji
Apa ini toga toga sang pembuli
Hei tuan yang berlagak petinggi
Aku tiada pernah pergi
Sebab kami bukan penyekap negeri
Yang kerjanya hanya pandai mencuri
Apa itu bahasa ibu Pertiwi
Terolah lupa zaman pribumi
Aku diam dalam dongeng televisi
Mampir di jidat jidat yang kurang nutrisi
Sudahlah aku tak suka basa basi
Intuisi teknologi makin canggih
Sejarah bukan ajang properti
Dapat diperjual beli
Jika ingin jadilah pengigau yang nasiolisti
Bukan mampir di ketiak istri
Sejarah bukan obsesi
Dalam tangan negeri filsafat hakiki
Mati di lubang lubang asasi
Puan ini puisi
Bukan bahan cerca maki
Toh aku paling mensyukuri
Tidak bermimpi setinggi pelangi
Tidak ambisius mencari harta gono gini
Walhasil eksposdisi di ruang farkusi
Hasil industri melengking tinggi
Setidaknya mencekik hati
Ya aku lebih di luar sini
Bersuka ria dengan tawa tawa anak bulan sabit
Meski terpandang sebelah mata negeri
Aku bukan pemimpi mendatangi gubuk gubuk pendengki
Negeriku sudah mati
Bahasaku telah tercemeti
Entah kembali
Atau diam diantara terpas angin
Sayangnya aku hanya kalimat tak singgah dijalan jalan para petuji
Sebab aku tak akan pernah lari
Dari kertas kertas rindu ini
Bekasi Sabtu 5 Maret 2022
Telaga Sastra Cinta “Savitri J (Saju)
Aku Hanya Kalimat Tak Bertuan Guru
Siapa aku
Hanya malam yang mengetahui ku
Yang berlarian dengan lantah teriak
puisi rindu
Aku bernyanyi dengan irama hujan
Merta hatiku tiada lah pedih
Tak mesti untuk mengenali
Toh aku hanya tertinggal di balik layar
Suara anak anak dusun mencari tawa riang
Aku mendekati rumpun rumpun hijau
Tanpa batas dan tanpa paksa
Ini bukan dunia parodi
Dapat duduk ditepi jalan
Dengan sebungkus nasi berisi tempe saja
Telah membuat perutku kenyang
Saling berbincang suatu keinginan
Pada lelaki keriput atau kepada perempuan renta dengan gerombak sampah
Aku bukan siapa siapa
Yang punya segudang embel embel makna
Yang punya banyak warna warna nuansa indah
Asri bagai taman ladang dikincir angin
Ini aku dengan sebungkah kalimat
Siapa aku
Hanya nyanyian hujan yang mengetahuiku
Tak mesti mengenali aku diantara waktu
Barangkali aku cukup menjadi bayang
Merta pergi pun aku hanya sekebat kalimat tak bertuan guru
Lesap dengan sajak puisi rindu
Bekasi 04 Maret 2022
Telaga Sastra Cinta “Savitri J (Saju)”
Seperempat Waktu
Kukenali sekali lagi di atas sengitnya sengketa tragedi
Ada seuntar pendakian hati di lembah bukit sunyi
Tatkala lelepah bebatang rumbai menjadi dedaun carik kalimat palawa
Rontak angin beliak bising meribut tahta merta upeti
Marwah tiada tubuh tanpa kerande hilang tak berhuni
Ini musim mengering di keriput pipih telah tergari
Ku larikan sejuntrak gebu di jantung mati.
Usai resah remuk tertikam tuji
Menghela nafas yang sakarat
Laksana aku seekor anjing yang bernajis.
Di gebah buta akal culas serakah bumi.
Lewati pekat di hujung mata sepi
Mencari relung terkidung di seperempat waktu
Bilamana aku merengkuh rindu di arah riladhmu
Kepada dera subuh yang menyilah sealir dedarah aku pasrah
Bekasi 04 Maret 2022
Telaga Sastra Cinta “Savitri J (Saju)”
Malam Pekat
Bukan babak pada suatu celah majas
Seperti jatuhnya air yang menetes
Entah ketanah atau di ranting dedaun
Aku tak membawa kemanisan kata
Sedang jemari tangan hanya mengepal tangis
Kertas kertas yang meratap tangis
Di jejak langkah kaki menuju lorong gelap tak berhuni
Entah apa sebab menjadi musabab
Aku masih tegak berdiri merentang prilaku
Mungkin malam pekat adalah ruangku
Mencari pasi sebuah puisi
Mengaduknya menjadi sajak liar
Merta angin memburu tubuh bayang sajak rindu
Tak mesti itu harus berbuah racun menubi
Malam pekat sekian lama aku rengkuh
Dari sebulir gabah menjadi sebulir nasi
Jauh di perdalaman senyum ramah terbias
Tak seperti kota kota penuh industri pabrik limbah
Sebumbung lantah suara pekik bersorai caci
Ini dunia atau antariksa planet mars
Selalu saja akal melipat nepotisme
Selalu saja jiwa penuh api
Selalu saja hati tertumbuhi kecambah
Langkahku belumlah usai
Masih bersama malam pekat
Dan puisiku hanya sajak rindu
Dalam setangkup subuh
Bekasi 03 Maret 2022
Telaga Sastra Cinta “Savitri J (Saju)”
Tentang Penyair:
Nama Lengkap: Savitri Jumiati
Nama Pena: Telaga Sastra Cinta
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta 17 September 1976
Alamat: Jl.Bintara Jaya 4, RT 001/RW 008 No: 87
Kelurahan: Bintara Jaya
Kecamatan: Bekasi Barat
Kabupaten: Bekasi
- Jabar 17136