• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, June 1, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Aceh

RELASI MAKNA DALAM BAHASA ACEH

admin by admin
December 18, 2021
in Aceh, Artikel, Bahasa, bahasa daerah
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Hamdani Mulya

Guru SMAN 1 Lhokseumawe

Relasi makna dalam suatu bahasa merupakan variasi padanan kata yang saling berkaitan antara suatu kata dengan kata lainnya. Dalam tulisan ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu sinonim, homonim, antonim, dan polisemi. Semoga bermanfaat bagi para pembaca dalam rangka pengembangan dan pelestarian bahasa Aceh.

Sinonim dalam Bahasa Aceh

Sinonim adalah sebuah kata yang berbeda tulisannya, tetapi memiliki arti yang sama. Contoh sinonim dalam bahasa Aceh:

1.  Lôn  = Saya

     Kèë  = Aku

     Droeku = Saya sendiri

Keterangan :

Kata saya (Lôn) merupakan kata yang  sangat sopan jika digunakan untuk berkomunikasi dengan siapapun dalam masyarakat Aceh. Berbeda dengan kata aku (Kèë) dalam bahasa Aceh dianggap sebagai kata yang sangat tidak sopan dan kasar. Sedangkan kata saya sendiri (droeku) merupakan kata yang standar, namun juga merupakan kata yang kurang sopan dalam berkomunikasi. Dengan demikian ketiga sinonim kata dalam bahasa Aceh tersebut harus dipertimbangkan penggunaannya dalam tata krama berbahasa Aceh.

2.  Bapak = Ayah,  Ayah  = Ayah

    Abi    = Ayah, Abu   = Ayah

    Abon = Ayah,  Due   = Ayah

Keterangan :

Kata bapak dan ayah merupakan serapan asing dari bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Kata abi, abu, dan abon merupakan kata serapan dari bahasa Arab. Sedangkan due, itu merupakan milik asli bahasa Aceh. 

3. Tamoeng  = Masuk

    Lop  = Masuk

Keterangan : Kata ‘tamoeng’ digunakan dalam percakapan untuk kalangan manusia dan dianggap bahasa yang sopan. Misalnya : Neutamoeng u rumoh kamoe teungku = Masuklah ke rumah kami ustaz. Sedangkan ‘lop’ biasanya untuk menyatakan pekerjaan hewan. Misalnya : Lumo ka jilop lam weu = Sapi sudah masuk ke kandang. 

4. Bangai  = Bodoh

    Ngeut = Bodoh

5. Batat  = Bandel

            Tungang  = Bandel

6. Bek  = Jangan

    Hanjeut  = Jangan, tidak boleh atau tidak bisa

7. Padin  = Berapa

    Padum  = Berapa

8. Rap  = Dekat

    Toe  = Dekat

Homonim dalam Bahasa Aceh

Homonim adalah sebuah kata yang sama tulisan dan ucapannya, tetapi berbeda arti. Contoh homonim dalam bahasa Aceh :

1. Bak  = di,  sebagai kata depan/preposisi ( bak keudee = di kedai )       

Bak  = Pohon ( bak mamplam = pohon mangga )

2. Madu  = Madu lebah

Madu  = Poligami/isteri kedua

Antonim dalam Bahasa Aceh

Antonim adalah sebuah kata yang memiliki arti berlawanan atau disebut juga dengan lawan kata. Contoh antonim dalam bahasa Aceh :

1. Tue-et  = Panyang ( pendek = panjang )

2. Pijuet  = Tumboen ( kurus =gemuk )

3. Ubiet  = Rayeuk ( kecil = besar )

4. Itam  = Puteh ( hitam = putih )

5. Deuk  = Troe ( kenyang = lapar )

6. Trep  = Siat (lama = sebentar )   

7. Bangai  = Caroeng ( bodoh = pintar )

8. Woe  = Jak ( pulang = pergi )

Polisemi dalam Bahasa Aceh

Polisemi adalah sebuah kata yang memiliki satuan relasi aliran arti atau makna dan masih merupakan bagian dari kesatuan sebuah padanan kata tersebut. Contoh polisemi dalam bahasa Aceh :

1. Aneuk  = Anak

Aneuk miet  = Anak-anak

Aneuk manok  = Anak ayam

Aneuk ureung  = Anak orang

Aneuk sikula  = Anak sekolah

Aneuk batee  = Batu

Aneuk bajee  = Kancing baju

2. Ulee  = Kepala

Ulee rombongan  = Kepala rombongan

Ulee ueh  = Kepala botak

3. Poh  = Pukul 

Poh cakra  = Bincang-bincang ( membual )

Poh jeum  = Pukul pada jam (waktu)

Riwayat Singkat Penulis:

Hamdani Mulya adalah nama pena dari Hamdani, S.Pd Guru SMAN 1 Lhokseumawe. Pemerhati bahasa dan sastra, Penulis buku Bahasa Indatu Nenek Moyang Ureung Aceh tahun 2017, dan Sajak Secangkir Air Mata (Syair Orang Sehat, 2019). Karyanya dimuat di beberapa media cetak dan online.

Related

Previous Post

Guru Honorer Terima 10 Ribu Sebulan, Begini Penjelasan Kadisdikbud Aceh Tengah

Next Post

SELAMAT ULTAH POE MAA

admin

admin

Next Post

SELAMAT ULTAH POE MAA

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Ratapan Anak Pinggir Sungai

Ratapan Anak Pinggir Sungai

13 hours ago
Disdik Gayo Lues Selenggarakan Sosialisasi Penulisan Blangko Ijazah SD dan SMP

Disdik Gayo Lues Selenggarakan Sosialisasi Penulisan Blangko Ijazah SD dan SMP

14 hours ago

Trending

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Perbedaan

Perbedaan

4 days ago

Popular

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Satupena Aceh Bedah Buku “Kulukis Namamu di Awan”

Satupena Aceh Bedah Buku “Kulukis Namamu di Awan”

12 months ago
PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

1 week ago
Hujan Pagi ini

Hujan Pagi ini

2 weeks ago

Lembaga Panglima Laot Aceh Mau Dibawa Ke Mana?

2 weeks ago

Spam Blocked

16,303 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version