Oleh Ahmad Rizali
Berdomisili di Depok, Penulis dan Pendiri Ikatan Guru Indonesia ( IGI)
Ketua IGI Kota Bogor, ibu Siti Amalia mengirimiki buku esainya dan saya sangat senang bahwa guru, mohon maaf, semakin banyak yang mampu menulis dengan renyah dan nyaman dibaca, tidak seperti buku teks yang sering dijejalkan ke murid-muridnya.
Nyaris di semua esainya, bu guru Amalia menuliskan dengan lengkap acuan buku, makalah dan dokumen yang dikutipnya. Sehingga dapat dibayangkan berapa puluh dokumen dan buku/makalah yang beliau baca untuk menghasilkan sebuah buku yang termasuk tidak tebal itu.
Daftar acuan itu menunjukkan dahsyatnya bu Amalia dalam membaca yang tidak hanya teks bahasa Indonesia saja, namun tak sedikit yang dalam bahasa Inggris. Saya pikir saat ini masih belum banyak guru yang terlihat “keranjingan” membaca seperti beliau.
Bagi sesama guru, buku ini akan bisa menjadi inspirasi bagaimana mengajar di kala pandemik karena sangat banyak hal teknis yang beliau sampaikan. Buat saya, buku ini dapat menjadi acuan, rujukan dan “bench marking” bagaimana mengumpulkan kutipan kutipan dan mendukung kerangka gagasan seorang penulis.
Jika boleh memberi masukan, akan menjadi semakin bernas jika bu guru Amalia lebih tajam dalam menyampaikan gagasan orsinilnya dan bisa saja, tanpa harus “mencari dukungan” dari kutipan penulis yang kesan saya menjadi seperti seorang “musnid” dalam ilmu Hadits.
Mengapa saya memberi masukan (baca kritik) seperti itu, karena saya adalah manusia yang paling tak suka membaca buku dengan banyaknya kutipan dan/atau catatan kaki, sehingga buatku orsinilitas gagasan meskipun tanpa dukungan kutipan ilmiyah dan seringkali nyleneh, justru menjadi lebih menarik.
Ala kuli hal, buku ini sangat berbeda dengan beberapa buku yang ditulis kawan guru lain, terutama disain sampul dan bobot mutu dan jumlah daftar pustakanya serta alur, struktur dan kerenyahan bahasanya. Saya menganjurkan kawan kawan guru pegiat Literasi untuk membacanya
Depok, 9 Des 2021
Ahmad Rizali, Penulis di FB dan Pendiri IGI