Oleh Hamdani, S.Pd.
Guru SMAN 1 Lhokseumawe
Definisi dan Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dalam istilah asingnya, Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan Classroom Action Research (CAR). Belakangan ini penelitian tindakan kelas di negara-negara maju telah berkembang dengan pesat. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap penelitian tindakan kelas. Faktor penyebabnya adalah karena jenis penelitian ini mampu menawarkan peningkatan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa (Asrori, 2008:4). Suharjono dalam Asrori (2008:5) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik artinya, yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar artinya, sesuai dengan kaidah-kaidah PTK (Kunandar, 2009:41).
PTK juga dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas, dan bukan pada imput kelas (silabus, materi, dan lain-lain), ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas (Depdiknas Dirjen PMPTK, 2007).
Dari berbagai definisi di atas, penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Asrori, 2008:6).
Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Ciri-ciri umum PTK menurut pendapat Cohen dan Manion kemudian dimodifikasi oleh Kunandar (2009:56) adalah sebagai berikut.
a) Situasional, konstektual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan secara langsung relevan dengan situasi nyata tenaga kerja.
b) Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis. PTK juga bersifat empiris.
c) Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian.
d) Partisipatori karena peneliti dan/atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK.
e) Self-evaluation, yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu.
f) Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan.
g) Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah, meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sisitematis dan ilmiah.
Sementara itu, ciri-ciri khusus PTK menurut Whitehead (2003) dalam Kunandar (2009:57-58) adalah sebagai berikut.
a) Dalam PTK ada komitmen pada peningkatan pendidikan.
b) Dalam PTK, ada maksud jelas untuk melakukan intervensi ke dalam peningkatan pemahaman dan praktik seseorang serta untuk tanggungjawab dirinya sendiri.
c) Pada PTK melekat tindakan yang berpengetahuan, berkomitmen, dan bermaksud.
d) Dalam PTK dilakukan pemantauan sistemik untuk menghasilkan data atau informasi yang valid.
e) PTK melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan.
f) Dalam PTK perlunya validasi. Dalam hal ini melibatkan: (1) pembuatan pernyataan; (2) pemeriksaan kritis terhadap pernyataan lewat pencocokan dengan bukti; dan (3) pelibatan pihak lain dalam validasi.
Calhoun dalam Syahbuddin dan Burhanuddin (2002) memaparkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan jenis pendekatan riset kritilisme (critilism) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: berorientasi pada pekerjaan di lapangan, berorientasi pada pemecahan masalah, berorientasi pada perbaikan, data yang dikumpulkan bersifat mejemuk, bersifat siklus, bersifar parsitipatif dan kolaboratif.
Karakteristik dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Asrori (2008:20) memaparkan bahwa PTK memiliki karakteristik sebagai berikut.
a) Masalah berasal dari guru.
b) Tujuannya memperbaiki pembelajaran.
c) Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian.
d) Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
e) Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.
Sementara itu, Kunandar (2009:58-63) memaparkan bahwa PTK berbeda dengan penelitian formal (konvensional) pada umumnya. PTK memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti.
b) Berorientasi pada pemecahan masalah.
c) Berorientasi pada peningkatan mutu.
d) Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical) yang lebih dikenal dengan istilah cyclic (siklus).
e) Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas.
f) Pengkajian terhadap dampak tindakan.
g) Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelas.
h) PTK dilakukan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain.
i) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
j) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) dan selanjutnya diulangi kembali dalam beberapa siklus.
Fokus dan Komponen Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Objek yang menjadi fokus PTK menurut Kunandar (2009:66-67) dan dimodifikasi oleh penulis adalah sebagai berikut.
a) Siswa dan guru.
b) Media atau alat peraga pendidikan yang dapat dicermati.
c) Hasil pembelajaran, yang dapat dicermati peningkatan hasil belajar siswa.
d) Sistem evaluasi dan hasil pembelajaran; dan
e) Lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Model Lain
Perbedaan PTK dan penelitian model lain menurut Alamsyah (2010:6) adalah sebagai berikut.
A. Penelitian Formal harus memiliki kriteria:
1) Dilakukan oleh orang luar.
2) Sampel harus representatif.
3) Instrumen harus valid dan reliabel
4) Menuntut penggunaan analisis statistik.
5) Mempersyaratkan hipotesis.
6) Mengembangkan teori.
7) Tidak memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung.
8) Hasil penelitian merupakan produk ilmu.
B. Sedangkan PTK harus memiliki kriteria:
1) Dilakukan oleh guru atau dosen.
2) Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan.
3) Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan.
4) Tidak menggunakan analisis statistik yang rumit.
5) Tidak selalu menggunakan hipotesis.
6) Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung.
7) Hasil penelitian merupakan produk ilmu terutama prosesnya.
Prinsip dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Prinsip PTK menurut Kunandar (2009:67) adalah sebagai berikut.
a) Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas mengajar.
b) Tidak boleh terlalu menyita waktu.
c) Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya.
d) Masalah yang dihadapi benar-benar ada dan dihadapi guru.
e) Memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan lain-lain).
f) PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
g) PTK menjadi media guru untuk berpikir kritis dan sistematis.
h) PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah.
i) PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana, kongkret, jelas, dan tajam.
j) Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat mengganggu tugas utama guru sebagai pengajar dan pendidik.
Manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek (Kunandar, 2009:68), yakni aspek akademis dan aspek praktis.
a) Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek.
b) Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain: (1) merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah, dan (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah.
Sementara itu manfaat PTK menurut Asrori (2008:16) adalah sebagai berikut.
a) Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajarannya.
b) Meningkatkan profesional guru.
c) Meningkatkan rasa percaya diri guru.
d) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Aspek Pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (1998) dalam Kunandar (2009:70-73), PTK dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial yaitu sebagai berikut.
a) Penyusunan Rencana (planning)
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan, rencana itu harus memandang ke depan. Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan kepada pengamatan awal yang refleksif.
Asrori (2008:52) memaparkan bahwa rencana tindakan kelas merupakan rencana yang tersusun dan harus memiliki pandangan jauh ke depan, yakni untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar siswa.
b) Tindakan (acting)
Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. PTK didasarkan atas pertimbangan teoritis dan empiris agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan PBM optimal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Asrori (2008:53) yang memaparkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah tindakan guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali dan merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Dalam konteks ini, tindakan itu digunakan sebagai kebijakan bagi guru untuk pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan yang dilakukan oleh guru disertai kemauan kuat untuk memperbaiki proses pembelajaran. Tindakan guru pada dasarnya dituntun oleh perencanaan yang telah ditentukan pada langkah sebelumnya. Artinya, rencana yang dirumuskan pada langkah sebelumnya itu hendaknya dijadikan acuan dalam hal dasar pemikiran.
c) Observasi (observing)
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran sekarang berjalan. Observasi yang cermat diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh keadaan realitas, dan semua kendala itu belum pernah dapat dilihat dengan jelas pada waktu yang lalu.
d) Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam suatu situasi dan memahami persoalan serta keadaan tempat timbulnya persoalan itu.
Model-Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Terdapat delapan model PTK menurut Asrori (2008:59) yaitu: (a) model guru sebagai peneliti, (b) model kolaboratif, (c) model simultan terintegrasi, (d) model administrasi sosial eksperimental, (e) model diagnostik, (f) model partisipan, (g) model empiris, dan (h) model eksperimental.
Alat-Alat Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Asrori (2008:59) memaparkan bahwa alat-alat yang dapat digunakan untuk pengumpulan data PTK adalah: (a) catatan lapangan, (b) catatan anekdot, (c) deskripsi perilaku ekologis, (d) catatan harian, (e) kartu cuplikan butir, (f) log, (g) analisis dokumen, (h) sosiometri, (i) jadwal dan checklist interaksi, (j) rekaman tape recorder, dan (k) rekaman video.
Sistematika Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Untuk memperoleh gambaran umum dan mempermudah guru dan mahasiswa keguruan dalam menyusun laporan PTK, berikut ini diuraikan sistematika laporan PTK.
Sistematika PTK meliputi unsur-unsur sebagai berikut.
1) Lembar Sampul (cover) Laporan Penelitian
2) Lembar Identitas dan Pengesahan
3) Abstrak
4) Daftas Isi
5) Daftar Tabel
6) Daftar Gambar (jika ada)
7) Daftar Lampiran
8) Pendahuluan
9) Kajian Pustaka
10) Pelaksanaan Penelitian
11) Hasil penelitian dan Pembahasan
12) Simpulan dan Saran-Saran
13) Daftar Pustaka
FORMAT PROPOSAL PTK
Judul Penelitian : ………………….
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Rumusan Masalah
4. Cara Pemecahan Masalah
5. Tujuan Penelitian
6. Manfaat Penelitian
7. Hipotesis Tindakan
BAB II KAJIAN TEORI
1. ……….
2. ……….
3. ……….
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
2. Subjek Penelitian
3. Sumber Data
4. Rencana Tindakan atau Prosedur Penelitian (dapat digunakan salah satu)
Siklus 1
– Perencanaan
– Pelaksanaan
– Pengamatan
– Refleksi
5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
6. Teknik Analisis Data
7. Indikator Kinerja
FORMAT LAPORAN PTK
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Cara Pemecahan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Hipotesis Tindakan
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 ……….
2.2 ……….
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
3.1.2 Waktu Penelitian
3.2 Subjek Penelitian
3.3 Sumber Data
3.4 Rencana Tindakan atau Prosedur Penelitian (dapat digunakan salah satu)
Siklus 1
– Perencanaan
– Pelaksanaan
– Pengamatan
– Refleksi
Siklus 2
– Perencanaan
– Pelaksanaan
– Pengamatan
– Refleksi
(Jumlah siklus sangat ditentukan oleh hasil refleksi pada siklus sebelumnya dan pada ketercapaian indikator kinerja)
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1 Teknik Analisis Data
3.5.2 Indikator Kinerja
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, Mohammad. 2008. Penelitian Tindakan kelas. Bandung: Wacana Prima.
Alamsyah, Teuku. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action Research). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Depdiknas Dirjen PMPTK. 2007. Menyusun Usulan Penelitian Tindakan Kelas TOT Block Grand PTK. Jakarta: Depdiknas.
Syahbuddin dan Burhanuddin. 2002. Pedoman dan Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas. Dinas Pendidikan NAD dan Universitas Negeri Malang. Bandung: Universal Ofset.
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Karya tulis ini disampaikan pada Pelatihan Guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kota Lhokseumawe, 13 Agustus 2021.