Oleh Ahmad Rizali
Berdomisili di Depok, Jawa Barat
Menulis itu adalah menceritakan kembali dalam sebuah narasi gagasan yang terangkai dalam pikiran penulis. Oleh sebab itu saya setuju perkataan “anda adalah apa yang anda tulis”.
Jika yang anda pikirkan adalah berita berita medsos yang gosip, ringan, jenaka dan sejenisnya, maka hal itu pula yang akan muncul di tulisan kita. Sehingga dengan cukup mudah bisa diduga perhatian dan lingkup serta “jajahan” bacaan serta pergaulan sang penulis.
Medsos memberi kita “kanvas” menulis di manapun kita ingin “melukis” kala sebuah gagasan atau kunci gagasan muncul. Jika pergaulan dengan manusia, alam dan buku luas, maka kata kunci yang muncul sebagai pemantik “lukisan” akan dengan cepat dirangkai menjadi sebuah tulisan.
Tidak jarang, kata kunci pemantik itu lewat begitu saja tanpa sempat disentuh. Mungkin dari kearifan ini ada seorang pesohor mengatakan “Tuhan menciptakan titik dan pena atau kuas menggerakkannya menjadi tulisan dan gambar….” Dia artikan, ketika titik ciptaanNya tak digerakan mahluk, maka Titiklah dia.
Demikian pula sebuah tulisan dan gambar/lukisan, jika “titik” kata pemantik itu tidak digerakan, maka akan Gone With The Wind. Jadi, titik pemantik yang merupakan hadiah itu akan bersatu dengan pengalaman dan isi kepala, hati dan semua organ penulis dan pelukis untuk menghasilkan tulisan dan lukisan.
Sampai di sini, kita faham mengapa ada tulisan dan lukisan yang menjadi Magnum Opus sang penulis dan pelukis. Ada pula yang secara teknis mampu menulis dan melukis, namun kering kerontang tak bermakna, kecuali sosok tulisan lukisan itu.