Oleh Iklima
Guru SMA Negeri 1 Banda Aceh
Penyampaian sesuatu informasi yang baik adalah kewajiban setiap manusia. Dalam sebuah hadis dikatakan; “ (sampaikanlah olehmu dariku walau satu ayat). Namun demikian, kalau hanya melihat pemaknaan hadis ini, maka hanya sekadar menyampaikan/mengajar, dimana pemaknaan ini adalah pemaknaan dari guru secara umum. Sedangkan pemaknaan guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru akan tampak dalam pemaknaan hadis yang menggambarkan seseorang akan disiksa di hari kiamat dengan terburai isi perutnya, karena dia menyuruh orang lain untuk berbuat makruf, tetapi dia tidak melaksanakannya dan melarang orang lain untuk melakukan kemungkaran.sementara dia melakukannya.
Dalam paragraf tersebut tampak bahwa dengan menjadi seorang guru, secara tidak langsung kita telah menjalani 2 kewajiban. Pertama adalah menyampaikan kemakrufan, ke dua, kewajiban untuk melaksanakan apa yang telah kita sampaikan. Kedua kewajiban tersebut adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap individu, maka menjadi seorang guru memang harus dilakoni oleh setiap orang.
Oleh karenanya, maka menjadi seorang guru (menyampaikan dan melaksanakan) adalah kewajiban. Namun terkadang kesempatan untuk menyampaikan/ mengajar terhadap orang lain tidak selalu ada untuk setiap orang, sehingga pilihan menjadi guru akan mengakomodir dua kewajiban di atas.
Untuk menjadi guru yang baik, maka dia juga harus menjalani proses pemukhtahiran ilmu, sehingga apa yang disampaikan tidak akan terlihat basi, kadaluarsa, dan tidak bermanfaat. Hal ini sebenarnya telah diprediksi oleh Rasulullah agar setiap muslim berkewajiban untuk menuntut ilmu, bahkan kewajiban itu harus sudah dimulai dari lahir hingga waktu kelahirannya berakhir yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, selama ilmu yang akan dikaji bukanlah ilmu yang tidak bermanfaat.
Dari uraian tersebut termaknai bahwa untuk menjadi guru ada tiga kewajiban yang harus dijalani. Kewajiban yang dijalani mungkin terasa berat, membosankan, dan melelahkan, tetapi bila menjadikannya sebagai sebuah kebutuhan (sesungguhnya memang sebuah kebutuhan), maka akan mengasyikkan, menyenangkan, dan menimbulkan kebahagiaan. Karena kebahagiaan akan terasa bila yang kita berikan akan bermanfaat pada orang yang kita berikan.
Sebagai sosok yang akan memberikan pencerahan kepada peserta didik diawali dengan memiliki kepribadian yang baik. Memiliki etos kerja; jujur, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, inovatif, amanah dan memilikiketerampilan. Kepribadian yang baik ini harus diawali dengan menyadari keberadaannya sebagai makhluk sang Khalik yang kemudian akan berimbas terhadap sesama makhluk. Bila kepribadian ini sudah baik, maka dalam pembelajaran selanjutnya akan tampak kebermaknaan dari sebuah pentransferan ilmu.
Salah satu tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian dan karakter peserta didik yang lebih baik. Guru sebagai salah satu unsur dalam sebuah pendidikan sangat berperan dalam menentukan kepribadian peserta didik. Guru secara umum dipahami adalah sosok yang memberikan/mengajarkan ilmu kepada subyek didik, di samping itu guru juga dipahami sebagai sosok yang digugu dan ditiru.
Dari paparan tersebut, maka untuk menjadi seorang guru adalah keniscayaan. Pilihan untuk menjadi guru secara formal adalah kesempatan yang terbuka sangat lebar untuk melaksanakan ketiga kewajiban di atas.