BUKAN PINISI
Oleh: HEZA HARA
Bengkalis
Biduk kecil dipenuhi keinginan besar
Tanganku mendayung tertatih di samudera luas
Terbentang tiada bertepi bak langit biru
Kuarungi hingga ujung kelabu
Samar-samar kutatap pada suluh redup
terasa lelah, sendiri dan sunyi
Ombak menghantam setiap dinding keinginan, begitu kuat hingga memecahkan lautan tangis
Hingga biduk oleng tanpa bisa kuraih
Camar bernyanyi di atas sana
Mengepak-ngepakkan sayap seakan menyemangati atma yang terjangkit putus asa
Embusan angin tak terasa meski badai menghantam satu-persatu asa
Semakin kujauh, ombak semakin bengis
Menerjang kayu-kayu lapuk bak raga kian ringkih
Membuat lubang kecil yang menganga
Tanganku sibuk menutupi namun air masuk dengan tenang
Perahuku tenggelam ketika harapan masih mengapung di lautan
Dan khayalan telah sampai di seberang
Duri, 14 Agustus 2021
RINDU TERHALANG PUSARA
Oleh :HEZA HARA
Ayah…
Tanah ini basah air mata
Tetes demi tetesnya menyirami
Bulir-bulir air jatuh bersama kerinduan
Berhamburan keluar dari dada
Bersorak-sorai segala rasa ingin berjumpa
Dirimu telah lama pulang
Rumah yang tak bisa ku datang
Namun rindu ini mengusik, mengalun bak musik sendu
Melarutkan dalam suatu masa
Namun kita tak lagi sama
Kurindu tangan kokoh tempat berayun
Kurindu tangan lembut mengusap peluh
Namun kini, tinggal kenangan
Engkau yang jauh di sana
Tak bisa kulihat raga
Hanya mampu menabur bunga di pusara
Wajah senja nan bersahaja
jejak langkahmu tertinggal di hati
Tidak mau pergi, tak kembali
Kala semua terasa manis
Namun pahit kukecap kini
Tanpamu di sini
Duri, 21 Agustus 2021
TUHAN AKU LELAH
KARYA: HEZA HARA
Perih mendera tanpa jeda
Waktu mengingatkan pada koda
Namun maya tak pernah alfa
Segala nyata ada di sana
Meski tak teraih dan terjamah
Hari-hari habis sia-sia
Mencari pujian di rimba hati
Angkuh mulai menjalar hebat
Namun lupa akan akhirat
Hingga langkah tak lagi lurus
Berbelok pada bisik melesap
Hinggaku berkelana di ruang sunyi
Orang-orang lalu lalang di jalanan
namun keramaian tak singgah
Hanya berlalu dan pergi
Ajakan-Mu, kuanggap propaganda
Hingga kesibukan membuat terlena
lelah membungkus hati nan gelisah
Bagaimana mungkin beharap nirwana?
-Tanganmu sibuk mengunci surga-
Duri, 3 September 2021
HATI YANG RESAH
Oleh: HEZA HARA
Wahai hati
Berpulanglah pada diri
Jangan mengembara lagi
Menetaplah di sini
Karena yang kau cari
Tak pernah menghampiri
Dekaplah nyata
Dalam palung dada
Hingga tenggelam bersama air mata
Mengucur keresahan larut dalam sesal
Hingga nyata lebih dari segalanya
Untuk apa mengharapkan bulan
Indahnya hanya pandangan
Menyinari malam yang temaram
Tak kunjung digenggaman
Duri, 7 September 2021
KEANGKUHAN
Karya : Heza Hara
Aku langit biru yang membentang luas
Melihat awan mengawasi angin
Berharap badai keangkuhan tak turunkan hujan hari ini
Aku ingin mentari tetap terik mengalahkan kesombongan
Meski di sana kumelihat hadirmu
Seraut begis terpancar di wajahmu
yang tiada hargai setiap orang, seperti recehan di selokan
Impianku adalah lelucon bagimu
Kukirimkan doa hingga langit ke-tujuh
Berharap Tuhan berbisik padamu : di atas langit masih ada langit
Aku langit -merindu bumi yang ramah-
Bukan penuh kesombongan memuntahkan lava keangkuhan
Meluluhlantakan kasih sayang
Menyisakan kebencian
Duri, 12 September 2021