Tiga Hari dalam Kelopak Waktu
Oleh: Riami
Apakah benar mimpi itu, bukan bunga tidur?
/18 Desember/
Bentang waktu antara aku dan kau tinggal setitik.
Semua telah terbelah oleh pisau keganasan uji
Nyali kita mengganas, melahap kasih yang menghijau
Lalu kita saling mengiris, hingga menjadi kepingan yang tak bisa kita lewati
Hati kita menjadi ungu, lebam oleh pukulan waktu yang bertalu dari lidah
Kita saling menuding luka
Kita tetap menapak di jalan cadas yang licin, hingga terjatuh dalam lubang bara api yang menghanguskan seluruh lembaran cinta yang ada, tak tersisa sedikit pun di relung
Kita pingsan dalam asap pembakaran cinta
/19 Desember/
Kau terbujur di ruangan putih berdinding hijau muda
Jarum infus menusuk jarimu yang lemah
Seperti tak ada detak napas
Aku yang gagu tetap memunguti lukamu, dengan menahan nyeri di lambung kalbuku
Aku tak tahu kau sadar atau tidak, kalau hanya ada aku di sampingmu
Seonggok jerami yang pernah kau buang di lubang sampah katamu
Meski engkau telah memanen padi, bertumpuk dalam kilau waktu, dan menjadikannya beras di gudang hatimu yang selalu lapar akan perhatianku
Lalu aku menghitung resah di lembar daun keputusan
Engkau menghitung penyakit yang menyerang tubuhmu yang kian lunglai
Semburat cahaya lampu ruang perawatan, tak bisa menembus dinding pertemuan dua manusia yang terkapar oleh kisah
/20 Desember/
Ototmu mulai pulih, segala dera sudah hampir terlewati
Tinggal satu yang belum usai kita belum bisa menundukkan keangkuhan masing masing
Kau merasa benar atas aturan yang kauanggap benar
Sedang rasaku semakin hancur
Meski ruang dan waktu telah menyatukan kita
Tapi hakikat kalbu sudah terpisah jauh
Aku tak bisa menjangkau lukamu
Dan kau tak pernah memahami perihku
Jari hati kita perlahan melambai di tengah terik waktu
Bukit Nuris, 2021
Rindu Jatuh Bersama Gerimis
Malam, mendung menambah gelap langit
Rindumu terbang duduk di atas gumpalan awan
Di langit jiwaku yang sunyi
Gerimis membasahi ubun-ubun
Rintik rindumu jatuh di jantung
Lalu berjalan bersama pembuluh darahku
Rindu pun berpadu dalam ruang hati
Menunggu bayangmu hadir dalam kedip netraku
Menyatu dalam napas penuh deru
Biarkan aku menyimpan rintik rindumu dalam jantung
Yang kelak menjadi gelora
Pertemuan
Cintaku dan cintamu
Menyatu
Bukit Nuris, 2021
~ Riami ~
Cahaya Syafaat
Oleh: Riami
Aku sebut namamu ya Rasul
Dalam gelap gurun di dada
Akulah sebutir debu yang nyaris ke dalam neraka-Nya
berdegup jantung
malam Maulid Nabi
cahaya hati
Allahumma shalli A’la Muhammad
Bersama Allah dan Rasul-Nya
Akulah lumpur hina, yang mendapat Nur Muhammad
gema solawat
dalam hati dan jiwa
lahirnya Nabi
Diri berderai air mata
Diri bergelimang dosa
Ketulusanmu pada manusia
Umpama cahaya menuju surga
Di hari akhirat
puji padamu
di hari pembalasan
syafaat Rasul
Bukit Nuris, 2021
Catatan
Allahumma shalli A’la Muhammad adalah sebaris bacaan solawat berbahasa Arab yang artinya ya Allah aku mohon pada-Mu keselamatan atas diri Nabi Muhammad
❤❤❤
Mantabbbbb…
Keren kak?