• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, October 5, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home POTRET Budaya

Puisi-Puisi Riami

admin by admin
October 21, 2021
in POTRET Budaya, Puisi, Sastra
3
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter


Tiga Hari dalam Kelopak Waktu

Oleh: Riami

 

Apakah benar mimpi itu, bukan bunga tidur?

 

/18 Desember/

 

Bentang waktu antara aku dan kau tinggal setitik. 

Semua telah terbelah oleh pisau keganasan uji

Nyali kita mengganas, melahap kasih yang menghijau

Lalu kita saling mengiris, hingga menjadi kepingan yang tak bisa kita lewati

Hati kita menjadi ungu, lebam oleh pukulan waktu yang bertalu dari lidah

Kita saling menuding luka

Kita tetap menapak di jalan cadas yang licin, hingga terjatuh dalam lubang bara api yang menghanguskan seluruh lembaran cinta yang ada, tak tersisa sedikit pun di relung

Kita pingsan dalam asap pembakaran cinta

 

/19 Desember/

 

Kau terbujur di ruangan putih berdinding hijau muda

Jarum infus menusuk jarimu yang lemah

Seperti tak ada detak napas

Aku yang gagu tetap memunguti lukamu, dengan menahan nyeri di lambung kalbuku

Aku tak tahu kau sadar atau tidak, kalau hanya ada aku di sampingmu

Seonggok jerami yang pernah kau buang di lubang sampah katamu

Meski engkau telah memanen padi, bertumpuk dalam kilau waktu, dan menjadikannya beras di gudang hatimu yang selalu lapar akan perhatianku

Lalu aku menghitung resah di lembar daun keputusan

Engkau menghitung penyakit yang menyerang tubuhmu yang kian lunglai

Semburat cahaya lampu ruang perawatan, tak bisa menembus dinding pertemuan dua manusia yang terkapar oleh kisah

 

/20 Desember/

 

Ototmu mulai pulih, segala dera sudah hampir terlewati

Tinggal satu yang belum usai kita belum bisa menundukkan keangkuhan masing masing

Kau merasa benar atas aturan yang kauanggap benar

Sedang rasaku semakin hancur

Meski ruang dan waktu telah menyatukan kita 

Tapi hakikat kalbu sudah terpisah jauh

Aku tak bisa menjangkau lukamu

Dan kau tak pernah memahami perihku

Jari hati kita perlahan melambai di tengah terik waktu

 

Bukit Nuris, 2021

 

 

Rindu Jatuh Bersama Gerimis

 

Malam, mendung menambah gelap langit

Rindumu terbang duduk di atas gumpalan awan

 

Di langit jiwaku yang sunyi

Gerimis membasahi ubun-ubun

 

Rintik rindumu jatuh di jantung

Lalu berjalan bersama pembuluh darahku

 

Rindu pun berpadu dalam ruang hati

Menunggu bayangmu hadir dalam kedip netraku

Menyatu dalam napas penuh deru

 

Biarkan aku menyimpan rintik rindumu dalam jantung

Yang kelak menjadi gelora

Pertemuan

Cintaku dan cintamu

Menyatu

 

Bukit Nuris, 2021

~ Riami ~

 

Cahaya Syafaat

Oleh: Riami

 

Aku sebut namamu ya Rasul

Dalam gelap gurun di dada

Akulah sebutir debu yang nyaris ke dalam neraka-Nya

 

berdegup jantung

malam Maulid Nabi

cahaya hati

 

Allahumma shalli A’la Muhammad

 

Bersama Allah dan Rasul-Nya

Akulah lumpur hina, yang mendapat Nur Muhammad

 

gema solawat

dalam hati dan jiwa

lahirnya Nabi

 

Diri berderai air mata

Diri bergelimang dosa

Ketulusanmu pada manusia

Umpama cahaya menuju surga

Di hari akhirat

 

puji padamu 

di hari pembalasan

syafaat Rasul

 

 Bukit Nuris, 2021

Catatan

Allahumma shalli A’la Muhammad adalah sebaris bacaan solawat berbahasa Arab yang artinya ya Allah aku mohon pada-Mu keselamatan atas diri Nabi Muhammad

 

 

 

Related

Previous Post

Serumpun Puisi Heza Hara

Next Post

Tak Kenal, Maka Tak Sesal

admin

admin

Next Post

Tak Kenal, Maka Tak Sesal

Comments 3

  1. Unknown says:
    2 years ago

    ❤❤❤

    Reply
  2. Rohmatul says:
    2 years ago

    Mantabbbbb…

    Reply
  3. hidaak says:
    2 years ago

    Keren kak🤩

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata,  Karya Hamdani Mulya

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata, Karya Hamdani Mulya

14 hours ago
Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

15 hours ago

Trending

Amplop Tua Itu

Amplop Tua Itu

1 day ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago

Popular

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Melihat Sisi Lain Kaum Remaja

2 weeks ago
Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

1 month ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago
Sejarah Penghancuran Huruf Arab Melayu/Jawi dan Jawoe Oleh Penjajah Eropa

Sejarah Penghancuran Huruf Arab Melayu/Jawi dan Jawoe Oleh Penjajah Eropa

6 months ago

Spam Blocked

22,527 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version