Banda Aceh –Potretonline.com,13/08/21. Hujan dan badai melanda Banda Aceh sore itu. Menjelang magrib, masih ada seorang ibu bersama anaknya duduk di pinggir jalan. Ia terduduk di samping sepeda motornya dengan keranjang yang berisi dagangan dan bermodalkan sedikit spanduk kecil. Sesekali menoleh ke arah kendaraan yang melintas, berharap ada satu atau dua yang menepi membeli timphan, makanan khas Aceh yang ia jual. Memang tak banyak, kurang dari 10 kotak, namun itu pun tak habis terjual hingga menjelang malam.
Kak Nurmis sapaannya, berasal dari Gampong Lampeuneurut, Ujong Blang, Aceh Besar. Setiap pukul 3 sore beliau membawa dagangannya ke Ulee Lheu, salah satu jalur lintas yang ramai di lalui orang-orang. Kak Nurmis memiliki 4 orang anak, dimana anak paling tua beliau masih duduk di bangku sekolah dasar. Kak Nurmis ikut membantu sang suami dalam mencari nafkah dengan berjualan timphan, karena sang suami hanya bekerja sebagai buruh bangunan. Namun akhir-akhir ini suami beliau jarang mendapat pekerjaan. Ditambah mertua kak Nurmis yang juga sedang sakit dan banyak memerlukan biaya untuk pengobatan.
Timphan yang di produksi Kak Nurmis setiap hari, hanya 10 kotak dengan harga Rp 15.000per kotaknya. Di masa pandemi seperti ini, Kak Nurmis khawatir memproduksi banyak timphan, karena dagangan beliau sering tidak laku dan pernah juga beberapa kali orang memesan ke beliau tapi tidak jadi diambil.
Ketika tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh datang dan memborong dagangan yang beliau bawa, dan memberikan lebih dari yang seharusnya dibayar, raut bahagia merekah dari wajahnya, air mata mengalir kemudian beliau menangis memeluk erat salah satu tim ACT Aceh.
“Alhamdulillah, kakak bisa bayar SPP anak kakak yang masih TK, dan di tempat ngajinya yang sudah menunggak. Terima kasih ya Allah,” sebutnya sambal terisak.
Tim ACT Aceh mendatangi Kak Nurmis merupakan salah satu program yang dijalankan ACT, di masa pandemi seperti ini dalam rangka borong dagangan membantu pedagang kecil dan UMKM yang terdampak perekonomiannya dan membagikan makanan tersebut kepada mereka yang kelaparan dan membutuhkan.
Timphan yang sudah dibeli, kemudian dibagikan oleh tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Banda Aceh – ACT Aceh ke masyarakat dan ekonomi lemah terdampak pandemi, seperti tukang becak, tukang parkir, dan keluarga prasejahtera di sudut-sudut kota Banda Aceh.
ACT Aceh semakin gencar menyalurkan kebaikan di masa sulit terdampak pandemi seperti saat ini. Dimana banyak tempat yang berlaku pembatasan, dan yang paling terasa adalah mereka yang harus bekerja dari pendapatan harian.
Aksi yang dilakukan ACT Aceh ini viral di media sosial Instagram dan banyak menarik perhatian masyarakat. Reaksi dari masyarakat pun bervariasi, ada yang melihat berkomentar bahwa timphan yang dibuat memang enak, banyak pula yang tergerak hatinya dengan langsung menyisihkan sebagian rezekinya untuk dapat digunakan sebagai modal tambahan Nurmis dalam berjualan.
“InsyaAllah dari apa yang kami lakukan ini menjadi berkah untuk mereka yang kesulitan ekonomi di masa pandemi ini. Apa yang kami berikan adalah amanah dari sahabat dermawan, kami hanyalah sebagai perantara atas kebaikan-kebaikan yang diamanahkan,” ujar Rikar Maulana, Staf Program ACT Aceh.
Dengan kisah bu nurmis ini kita dapat berkaca bahwa masih banyak saudara kita yang kesulitan, bahkan yang hanya berjarak beberapa langkah dari rumah tempat kita tinggal. Semoga semakin banyak lagi yang tergerak hatinya untuk membantu sesama.
Mari sahabat, ACT Aceh mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih banyak lagi berbagi kebaikan dengan membantu pedagang kecil dan penggiat UMKM lainnya seperti Kak Nurmis. Caranya bisa dilakukan dengan borong dagangannya sekaligus memberi modal untuk mereka atau juga dapat melalui atau melalui rekening atas nama Aksi Cepat Tanggap di BSI 7089786023 dan Bank Aceh Syariah 01001930009205. Konfirmasikan donasi sahabat melalui pesan pribadi Instagram @act_aceh atau melalui nomor 082283269008.