Aisah Nurul Fadhila
Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Tarbiyah, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
Setelah lulus dari bangku sekolah kita diibaratkan berada di persimpangan jalan, dihadapkan pada pilihan harus ke kiri atau ke kanan atau melangkah lurus ke depan. Ketika kita belum memiliki tujuan dan asal-asalan melakangkah, kita akan menghadapi tantangan yang sama sekali di luar dugaan kita. Misalnya jalan yang berbatu, terjal, bahkan harus melewati lembah. Namun, ketika kita mempunyai tujuan yang jelas dan sudah tahu ke arah mana kita akan melangkah tentunya perbekalan yang kita bawa sudah sangat lengkap untuk menghadapi berbagai tantangan di jalan tersebut.
Sama halnya dengan pemilihan jurusan saat kita melangkah ke perguruaan tinggi. Banyak hal yang terjadi. Misalnya saat kita memilih jurusan yang benar-benar kita minati dan mempunyai potensi di bidang tersebut, kita malah tidak lulus. Alhasil kita dihadapkan dengan jurusan yang tidak kita minati.
Pada dasarnya, ketika kita dihadapkan dengan jurusan tidak kita minati, banyak hal yang dapat kita lakukan, di antaranya yaitu: dengan banyak konsultasi bersama senior. Dengan senior kita akan banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu yang telah mereka dapatkan dan berkemungkinan untuk menjadikan itu sebagai motivasi kita ke depannya. Konsultasi dengan dosen juga akan membantu kita keluar dari keluh kesah yang kita rasakan. Sabar dan ikhlas menjalani adalah poin penting dalam hal ini.
Di sini sebut saja jurusan bimbingan dan konseling yang sedang saya tekuni. Lulus di jurusan ini awalnya juga bukan keinginan saya, namun saat menjalininya dengan ikhlas, saya mulai menikmati setiap prosesnya. Belajar tentang aspek kepribadian membuat saya beranggapan bahwa jurusan ini ternyata asik!
Jurusan yang mempunyai prospek kerja yang luas dan jarang diketahui oleh orang banyak. Problematika yang muncul di kalangan masyarakat membuat jurusan ini telihat negative. Pada umumnya, lulusan jurusan ini akan menjadi guru BK di SMP, SMA sederajat. Akan tetapi karena kurangnya SDM di beberapa tempat membuat posisi ini ditempati oleh guru yang bukan ahlinya. Sehingga guru BK di sekolah-sekolah dikenal arogan, galak dan menakutkan nyatanya tidak demikian. Guru BK yang tadinya dianggap sebagai polisi sekolah padahal adalah jantung hati sekolah. Dan masih banyak problematika lainnya yang muncul di kalangan masyarakat khususnya warga sekolah.
Lulusan jurusan ini dipersiapkan untuk menjadi guru BK yang andal dan ahli di bidangnya, sehingga menyampingkan bahkan akan menghapus problematika yang muncul di kalanagn masyarakat tersebut. Peluang kinerja di bidang ini pun sangat luas. Untuk menjadi PNS, guru BK di sekolah tingkat SMP dan SMA sederajat, konselor masyarakat, Lembaga kesehatan mental (lapas), dinas sosial (panti asuhan), pusat-pusat rehabilitasi, konsultan pengembangan SDM, Hipnoterapis, staf HRD dan tenaga konselor pusat rehabilitasi.
Dengan prospek kerja yang luas tidak akan menyudutkan diri untuk terus berkarier dan mengembangkan diri di bidang ini. Tingkatkan kesadaran dan kerja keras untuk memotivasi diri sendiri untuk terus belajar agar menjadikan diri sebagai sarjana yang kompeten di bidang ini dan memperoleh prospek kerja yang optimal nantinya.