Oleh Nopilda Syahfitri
Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
Jika kamu memiliki minat di dunia perpsikologian khususnya di pendidikan, kamu harus memiliki kepribadian yang suka bersosial, terutama pada diri yang pandai memberikan solusi pada semua permasalahan, nah jurusan Bimbingan Konseling jawabannya.
Bimbingan dan konseling merupakan cabang dari psikologi. Ilmu psikologi yang dapat meliputi pemahaman kepribadian, ilmu perilaku manusia, teori psikologi dan lain sebagainya. Kita sering mengenal peran bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu memberikan bimbingan, arahan dan wawasan kepada peserta didik. Kasus – kasus seperti kenakalan remaja, tawuran, penyalahgunaan narkoba, dan semua hal negatif tersebut perlu penanganan dari seorang konselor.
Selain itu bimbingan dan konseling (konselor) juga berperan dalam memandu siswa dalam mengarahkan minat dan bakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Seperti halnya di Sekolah Menengah Atas (SMA), konselor dapat menjadi pemberi konsultasi bagi mereka untuk memilih jenjang kariernya seperti jurusan perkuliahannya.
Tidak hanya di dalam dunia pendidikan, bimbingan konseling juga dibutuhkan di masyarakat. Di masyarakat bimbingan konseling (konselor) memiliki peran besar dalam memberikan arahan pada masyarakat yang bertindak negatif, seperti memberikan penyuluhan di dalam bidang kesehatan mental, pendidikan bagi anak jalanan, dan masalah – masalah sosial lainnya.
Di sekolah? Mengapa guru BK memimpin keberhasilan pengembangan siswa? Karena guru BK sangat berguna dan memiliki peran yang sangat tinggi dalam pendidikan, dan guru BK ini adalah salah satu orang yang sangat berkemampuan komputasi. Apalagi dalam rangka menghadapi era globalisasi saat ini, perkembangan kepribadian siswa sangat berbeda dengan masa lalu. Lulusan dari program studi bimbingan konseling yang profesional ini diharapkan dapat bekerja sebagai guru Bimbingan Konseling (BK) pada setting pendidikan dasar, menengah, maupun atas, sertaa pengembangan pelatihan bidang akademik, pribadi, sosial dan karir pada setting non – formal.
Menangnya lagi, Lulusan Bimbingan dan Konseling banyak yang diterima sebagai konselor di dunia pendidikan, PAUD, TK, SD, SMP, SMA, maupun Universitas. Selain itu lulusan Bimbingan dan Konseling juga dibutuhkan sebagai Tenaga Konselor di Pusat Rehabilitasi, Lembaga Permasyarakatan, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), konsultasi pengembangan Sumber Daya Masyarakat (SDM), Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4), Kementerian Agama, Konselor, dan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB). Lulusan dari jurusan bimbingan dan konseling juga bisa membuka praktek sendiri sebagai konseling untuk masyarakat umum.
Minimnya lapangan pekerjaan khususnya di Indonesia saat ini menyebabkan tingginya angka pengangguran di Indonesia. Di Indonesia, banyak konselor yang paling dibutuhkan, tetapi pada kenyataannya hanya sedikit dan tidak cukup. Indonesia sangat membutuhkan sekitar 100.000 konselor untuk mendampingi 19 juta siswanya. Jumlah konselor di jenjang SMP dan SMA tidak seimbang dengan siswa, ini harus menjadi kesempatan yang baik bagi mereka untuk belajar jurusan BK. Selain itu, dalam kurikulum 2013, pemerintah mengambil sedikitnya 2,5% dari kebutuhan dan sekitar 2500 PNS baru dari departemen konsultasi dan bimbingan.
Berbicara tentang guru BK di sekolah, semua orang akan ingat bahwa guru BK adalah guru yang paling kejam, jahat, paling menakutkan, paling menakutkan dan sebagainya. Karena disana semua akan ingat bahwa guru BK adalah guru yang paling sering berada di gerbang sekolah, dia suka tiba-tiba menggerebek setiap kelas, paling sering memanggil anak yang merepotkan, menghukum anak yang terlambat dan lain sebagainya. Jika kita sering mengetahui pekerjaan guru BK seperti ini, maka semua orang akan menganggap guru BK sama dengan polisi.Polisi bertanggung jawab untuk menghukum orang yang bersalah, melakukan razia di setiap penginapan dan karaoke, dll. Mengapa mereka bisa menganggap demikian? Karena yang menghandle guru bimbingan konseling yang di sekolah kini banyak yang bukan ahli konseling atau yang kuliah bukan di jurusan bimbingan konseling. Mereka yang bukan dari jurusan bimbingan konseling tidak tahu bagaimana cara menangani peserta didik yang memiliki masalah dengan kode etik bimbingan konseling. Guru bimbingan dan konseling yang sebenarnya mereka sudah tau bagaimana cara menangani atau menyelesaikan masalah peserta didik dengan baik tanpa harus dengan cara yang kasar.
Bagaimana cara menghilangkan kesan guru Bimbingan Konseling seperti kasus yang diatas? Caranya Perlu adanya kerjasama antara guru BK, guru mapel, kepala sekolah, dan dinas yang berkaitan. Bimbingan konseling harus masuk dalam kurikulum sekolah dan diberi jam masuk kelas agar guru BK dapat menjelaskan kepada para siswa tentang program – program yang ada dalam Bimbingan Konseling. Selain itu, guru Bimbingan Konseling harus lebih inovatif, jangan hanya menghukum siswa yang bermasalah atau tidak bermasalah, serta cara memberikan hukuman jangan hanya melalui point atau sanksi tetapi harus lebih mengena agar siswa jera melakukan perbuatan yang salah dan bersikap lembut dalam menangani siswa.
Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa bimbingan konseling dan akan menjadi calon guru bimbingan konseling hendaknya kita membuka peluang sosialisasi agar semua orang tau bahwa Bimbingan Konseling tidak separah apa yang mereka pikirkan dan memberi tahu ke mana arah atau prospek kerja nanti saat para siswa sudah menyelesaikan studi di jurusan bimbingan konseling.
Dan pada akhirnya setelah mereka semua tahu tentang bimbingan dan konseling kemungkinan besar banyak yang tertarik dengan bimbingan konseling dan akan mengambil jurusan Bimbingan Konseling.