• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Wednesday, May 31, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Essay

Profesor

admin by admin
June 10, 2021
in Essay, Gelar, POTRET Budaya
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Ahmad Rizali

Berdomisili di Depok

Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam. 

Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.  Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1. 

Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar “rodok kusruh” malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi. 

Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Doktor sampai 5, meski Honoris Causa (HC) mesti menunjukkan dengan gelar Drs. (H.C.) seperti sohib saya itu, karena kan tidak mungkin, jika ditulis kelimanya di sekitar nama kita. Karena paling banyak juga 2, depan Dr. (H.C.) dan belakang Ph.D. (H.C.).

Saya termasuk kelompok yang setuju membebaskan semua gelar akademik ini, meski karena ada pemerintah yang mesti mengaturnya. Dengan dibebaskan, maka jelas akan terjadi inflasi gelar, ketika inflasi maka manusia akan melihat kompetensi nyata yang dimiliki tanpa melihat berapa renceng gelar akademik mereka miliki. Sekalipun demikian, hak memakainya masih tetap sah, karena jangan sampai juga salah treatment ketika menjadi tamu di sebuah perhelatan akbar dan dianggap gelandangan penyusup.

Jadi, tanpa gelar atau gelar sepanjang luas kartu nama, buat saya biasa saja, karena sudah terbiasa tidak sadar seperti bunglon. Ketika sedang bekerja di Perguruan Tinggi dan berjalan bersama para Profesor, maka dipanggil “Prof….”. Ketika menjadi pembicara dengan para Doktor, maka di “tagname” muncul “Dr.” dan saat sedang gayeng gayengnya bermain di pondok dengan pengasuhnya, saya dipanggil Kyai sedikitnya Gus dan ketika runtang runtung di sekolah dipanggil “Ustad” alias pak Guru. Anggap saja sebagai sebuah penghormatan dari si pemanggil dan yang penting jangan bablas menjadi Gila Hormat.

Jadi, ketika melihat ada sahabat dan orang yang mencantumkan gelarnya lengkap ketika diminta memberi sambutan, saya sering kasihan kepada pembawa acara. Karena penyebutan gelar yang panjang itu juga berisiko salah sebut dan fatal. Bisa saja karena terpeleset lidah maka H.C. diucapkan dengan Humoris Causa, gawat kan ?

Related

Previous Post

Masyarakat Bireuen Salurkan Sumbangan Rp 1 Miliar untuk Palestina Melalui ACT Aceh

Next Post

Mustiar Ar, Puisi Mengalir Dalam Jiwa dan Hidupnya

admin

admin

Next Post

Mustiar Ar, Puisi Mengalir Dalam Jiwa dan Hidupnya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Perbedaan

Perbedaan

3 days ago
LAILATUL QADAR (LQ) 1

Hitam Putih

3 days ago

Trending

PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

1 week ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago

Popular

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Satupena Aceh Bedah Buku “Kulukis Namamu di Awan”

Satupena Aceh Bedah Buku “Kulukis Namamu di Awan”

12 months ago
PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

PELATIHAN HIDROPONIK SEDERHANA DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI DUSUN TIMUR GAMPONG KOPELMA DARUSSALAM OLEH MAHASISWA PPG USK

1 week ago
Hujan Pagi ini

Hujan Pagi ini

2 weeks ago

BERWIRAUSAHA MASIH DIPANDANG SEBELAH MATA?

4 years ago

Spam Blocked

16,297 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version