Selayaknya Orang Tua dan Guru Tahu Tentang Multiple Inteligence


Oleh Amrhamni, M.Pd

Guru SMK Penerbangan Aceh

Sekitar sebulan yang lalu saya dan beberapa orang tua yang juga merupakan abang kelas, berdiskusi tentang beratnya beban kurikulum yang harus dijalani oleh peserta didik selama ini. Mereka melihat seharusnya peserta didik jangan dibebani banyaknya mata pelajaran. Saya sebagai guru sangat setuju dan sepakat dengan saran serta anjuran abang kelas saya ini. Saya kembali mengenang bagaimana perjuangan bersama rakan-rekan guru ketika memberikan masukan agar pelaksanaan ujian nasional (UN)perlu pengkajian serta peninjauan ulang dan disarankan untuk ditiadakan. Kala itu saran tersebut dianggap kritikan yang kurang baik. Ada sebagian guru yang dianggap keras dalam melakukan kritikan terhadap kebijakan tersebut dipindahtugaskan saat itu. Namun akhirnya dengan berbagai kajian pemerintah, sekarang tidak lagi memberlakukan UN sebagai penilaian atas keberhasilan peserta didik. Lalu bagaimana dengan beban kurikulum yang hari ini dirasakan masih berat oleh peserta didik?

Dalam tulisan ini, saya akan menulis tentang Multiple Intelegensi. Apa itu Multiple Intelegensi? 

Teori multiple inteligensi atau kecerdasan majemuk ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembang an dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard Univercity,Amerika Serikat.Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dalam situasi yang nyata.

Berdasarkan pengertian ini, data dipahami bahwa inteligensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam rang tertutup yang terlepas dari lingkungannya, tetapi inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam.

Gardner menekankan pada kemampuan memecahkan persoalan yang nyata,karena seseorang memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi bila ia data menyelesaikan persoalan hidup yang nyata,bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan mampu menyelesaikan persoalan kehidupan yang situasinya bermacam-macam dan kompleks, semakin tinggi inteligensinya. PenemuanGardner tentang intelegensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang diukur bukan dengan tes tertulis, tetapi bagaimana seseorang dapat memecahkan masalah nyata dalam kehidupan.

Intelegensi seseorang data dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak. Berbeda dengan konsep lama yang menyatakan bahwa inteligensi seseorang tetap mulai sejak lahir sampai kelak dewasa dan tidak data diubah secara signifikan. Bagi Gardner suatu kemampuan disebut inteligensi bila menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan masalah dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.

Hal ini memicu upaya eras dari Howard Gardner untuk melakukan penelitian dengan melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang pada akhirnya melahirkan teori multiple intelligences (kecerdasan jamak). Gardner (2003) mengemukakan kecerdasan majemuk didasari bahwa orang mempunyai kekuatan memahami berbeda dan gaya pemahaman yang kontras. Membawa visi alternatif yang didasarkan pada pandangan mengenai pikiran yang berbeda secara radikal dan visi menghasilkan pandangan mengenai sekolah yang amat berbeda, sekolah yang terpusat pada individual, yang menerima pandangan multidimensi dari kecerdasan.

Delapan inteligensi/kecerdasan yang kemudian didebut multi inteligensi. Medelapan jenis kecerdasan, yakni: (1)kecerdasan verbal-linguistik; (2) kecerdasan logis-matematik;(3) kecerdasan visual-spasial; (4) kecerdasan berirama-musik;(5)kecerdasan jasmaniah-kinestetik; (6) kecerdasan interpersonal; (7)kecerdasan intrapersonal; (8)Kecerdasan Naturalistic Gardner (AndiIchsanMahardika, 2011). 

Pada pengkajianlebihlanjut Gardner dalam Rose: 150danHoerr2007: 15,menambahkan satu inteligensi yang lain yaitu inteligensi naturalis. Kedelapan inteligensi tersebut dapat dijelaskan oleh beberapa ahli sebagai berikut: 

1.Kecerdasan Verbal-Linguistik

Kecerdasan verbal-linguistic adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan memahami orang lain. Menggunakan kata merupakan cara utama untuk berpikir dan menyelesaikan masalah bagi orang yang memiliki kecerdasan ini. Kecerdasan linguistik disebut juga kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis sera kemampuan untuk menguasai bahasa asing. Mereka menggunakan kata untuk membujuk, mengajak, membantah, menghibur,atau membelajarkan orang lain.

2.Kecerdasan Logis-Matematik

Kecerdasan matematik adalah kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan ini menunjuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori- kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur. Kecerdasan matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kausal atau dapat memanipulasi bilangan,kuantitas, dan operasi. Oleh karena itu, orang yang kuat dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung, bertanya,dan melakukan eksperimen.


3.Kecerdasan Visual-Spasial

Kecerdasan visual adalah kemampuan untuk memahami gambar-gambar dan bentuk. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dengan gambar dan sangat baik ketika relajar melalui presentasi visual seperti film, gambar, video, dan demostrase yang menggunakan alat peraga. Mereka juga sangat menyukai aktivitas menggambar, mengecat,mengukir dan biasa mengungkapkan diri mereka melalui aktivitas seni. Mereka juga sangat baik untuk membaca peta, diagram, dan menyelesaikan teka-teki jigsaw. Kecerdasan visual disebut juga kecerdasan spatial karena mencakup kemampuan untuk menggambar bentuk dan ruang suatu objek, kemampuan memikirkan bentuk, sehingga memungkinkan seseorang untuk mengetahui di mana dia berada dan kemampuan untuk memotret dunia.


4.Kecerdasan Berirama-Musik
 Kecerdasan berirama-musik adalah kapasitas berpikir tentang musik seperti mampu mendengar,mengenal,mengingat, dan bahkan memanipulasi pola-pola musik. Orang yang memiliki kecerdasan musik dianggap memiliki apresiasi yang kuat terhadap musik,dyngan mudah mengingat lagu-lagu dan melodi, mempunyai pemahaman tentang warna nada dan komposisi,dalat membedakan perbedaan antara pola nada dan pada umumnya senang terbenam dalam musik. Kemampuan memainkan instrumen datang dyngan alamiah pada diri orang yang memiliki kecerdasan musik.Kecerdasan musik juga meliputi kemampuan memersepsi dan memahami,mencipta dan menyanyikan bentuk-bentuk musikal dan para ahli mengakui bahwa musik merangsang aktivitas kognitif dalam otak dan mendorong kecerdasan. 

5.Kecerdasan Jasmaniah-Kinestetik

Kecerdasan jasmaniah-kinestetik adalah kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu. Orang yang memiliki kelebihan dal am kecerdasan kinesthetic centering mempunyai perasaan yang kuat dan kesadaran mendalam tentang gerakan-gerakan fisik. Mereka mampu berkomunikasi dengan baik melalui bahasa tubuh dan sikap dalam bent fisik lainnya. Mereka juga mama melakukan tugas dengan baik setelah melihat orang lain melakukannya terlebih dahulu,kemudian meniru dan mengikuti tindakannya. Namun,orang yang memiliki kecerdasan ini sering merasa tidak tenang ketika duduk salam waktu yang relatif lama dan bahkan merasa bosan jika segala sesuatu yang dipelajari atau disampaikan tampa disertai degna tindakan yang bersifat demonstratif.



6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membaca tanda dan isyarat sosial, komunikasi verbal dan non-verbal,dan mama menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi melakukan negosiasi hubungan dengan keterampilan dan kemahiran karena orang tersebut mengerti kebutuhan tentang empati, kasih sayang,pemahaman,ketegasan,dan ekspresi dari kebutuhan dan keinginan. Orang seperti ini mengetahui bagaimana pentingnya berkolaborasi dengan orang lain, memimpin ketika diperlukan, mengikuti jika memang keikutsertaan sangat diperlukan,bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki keterampilan komunikasi yang berbeda- beda.Kecerdasan interpersonal berhubungan dengan konsep interaksi dengan orang lain di sekitarnya .Interaksi yang dimaksud bukan hanya sekadar berhubungan biasa saja superit berdiskusi dan membagi suka dan duka,melainkan juga memahami pikiran,perasaan,dan kemampuan untuk memberikan empati dan respons.



7.Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan yang bersumber pada pemahaman diri secara menyeluruh guna menghadapi,merencanakan,dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung Mereka mampu memproses tujuan yang jelas tentang segala sesuatu yang dilakukan sekarang dan masa yang akan datang. Pada umumnya,mereka memilih untuk bekerja sendiri dalam menyelesaikan proyek-proyek,meskipun kadang-kadang memerlukan perhatian ekstra. Mereka bukan handa centerung untuk selalu menyendiri dan tyda mau bergaul dengan yang lain,tetapi juga berhubungan dengan kemampuannya untuk merefleksi diri. Mereka dapat menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari untuk merefleksi diri memikirkan tujuan dan keberadaan diri mereka.Jika tidak memiliki tujuan tertentu yang harus dilakukan di luar,seperti perdi ke sekolah attua kegiatan lain,maka meteka mungkin tidak akan perch meninggalkan rumah selama beberapa waktu tertentu.

8. Kecerdasan Naturalistik

Kecerdasan naturalistic adalah kemampuan dalam mengenal dan mengklasifikasi berbagai spesies termasuk flora dan fauna dalam suatu lingkungan.Orang yang memiliki kecerdasan naturalistic yang kyat mempunyai ketertarikan pada dunia luar atau unia binatang. Ketertarikan ini mulai muncul sejak dini. Mereka menyukai subjek,cerita-cerita,dan pertunjukan yang berhubungan dengan binatang dan fenomena alam.Bahkan,mereka menunjukkan minat yang luar brasa pada mata pelajaran seperti biologi,ilmu hewan(zoology),ilmu tumbuh-tumbuhan (botany),ilmu tanah(geology), ilmu cuaca (meteorology),ilmu falak (astronomi),dan paleontologi. Kecerdasan naturalistic disebut juga cerdas alam karena sangat peka terhadap perubahan dalam lingkungan, sekalipun perubahan tersebut dalam hitungan menit dan sangat perlahan yang bagi orang lain pada umumnya sama sekali tidak merasakan. Hal ini terjadi karena tingkat persepsi sensori yang dimilikinya jauh lebih tinggi dari kebanyakan orang. Kekuatan perasaan yang berhubungan dengan alam data memberi pemahaman tersendiri dalam mengamati persamaan,perbedaan,dan perubahan pada alam jauh lebih cepas dibandingkan orang lain pada umumnya. Oleh karena itu, orang yang cerdas pada alam sangat mudah untuk mengategori dan membuat katalog terhadap sesuatu. 

Guru tentunya bertugas menggali kecerdasan yang terpendam dalam jiwa-jiwa peserta didik agar kecerdasan iti muncul kepermukaan dan menjadikan peserta didik sosok yang lebih mandiri serta berpotensi. Aktivitas pembelajaran dalam arti luas meliputi pendidikan praktik-praktik yang memperlakukan peserta didik bukan handa sebagai pelaksana pembelajaran yang diberikan oleh pendidik, melainkan juga berperan sebagai agen tindakan kognitif yang didistribusikan antara pendidik dan peserta didik. Artinya, peserta didik dapat menyusun tujuan, mencari cara dan metode untuk mencapai tujuan,dan melibatkan diri untuk mengalami aktivitas pembelajaran serta melakukan evaluasi diri.  Dengan kata lain, aktivitas pembelajaran hendaknya memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk mengamati lingkungan sekitarnya kemudian menghubungkan dengan pengetahuan/pengalaman yang telah diperolehnya dan selanjutnya mereka diikutkan dalam menentukasendiri tujuapembelajaradan cara untumencapai tujuan tersebudengapendidisebagai fasilitator. 


Berdasarkadefinisdatasaktivitapembelajaraberbasikecerdasajamak di sinadalah berbagai bentuaktivitas yandidesaiuntil meningkatkapengetahuan,sikap dan keterampilan dengamemfasilitasberkembangnya kecerdasan jamak (multiplintelligencespeserta didik. Sebelumemulai aktivitas pembelajaranpesertdididiklasifikasikaberdasarkan jenisjenikecerdasayandimilikinya. Mengingakarensebagiabesar peseta didil data memilikbeberaptenis kecerdasan, makperldiperhatikauntumenghindarmengklasifikasseorananak hanya dalam satjenikecerdasan

Dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan teori kecerdasan jamak memerlukan analisis bagaimana cara mengajar yang dapat mengakomodir seluruh jenis kecerdasan yang dimiliki peserta didik.

1.Membangkitkan rasa ingin tahu,minat, dan perhatian siswa tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

2.Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

3.Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.

4.Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kapad sista untuk menunjukkan sikap,keterampilan,dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

5.Membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara,mengajukan pertanyaan,dan memberi jawaban secara logis,sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

6.Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

7.Membangun sikapketerbukaan until saying memberi dan menerima

Nah, dengan kecerdasan peserta didik yang beragam, masihkah kita sebagai lembaga pendidik menuntut keseragaman…?

Haruskah semua peserta didik mempelajari beban pelajaran yang sama….?

Mestikah guru harus mengajarkan semua pelajaran kepada peserta didik dengan harapan semua peserta didik akan berkembang bersama-sama menuju cita-cita yang sama…?

Apakah orang tua terus berharap dan terkadang memaksa anaknya memiliki sebuah cita-cita yang dicita-citakan orang tuanya, sehingga memaksa anak harus memiliki kecerdasan yang setara dengan kawannya dan terkadang menghalalkan segala cara serta melakukan upaya-upaya yang kurang baik dalam mempersiapkan masa depan putra-putrinya….?

Apakah masyarakat akan terus mengganggap orang-orang cerdas itu karena memiliki kesempatan untuk sekolah di sekolah – sekolah unggulan dan nantinya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil?

Padahal kecerdasan itu banyak jika ingin kita hargai

 

 

 

 

Exit mobile version