• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Sunday, March 26, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Bingkai

JURUSAN CARI-CARI MASALAH

admin by admin
May 8, 2021
in Bingkai, Essai, POTRET Budaya
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

(Begitu Kata Wakku)

Oleh Ahdaniya

Mahasiswi Prodi Bimbingan dan Konseling (BK), Fakultas  Tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh

 

“Kuliah kok jurusan BK sih kak? Loh emang kenapa “Sahutku heran”. BK itu jurusan cari-cari masalah! Nanti kakak menghadapi anak-anak bandel. Memangnya sanggup? Mending pindah jurusan saja kak, harusnya kalau mau kuliah itu pilih jurusannya matang-matang jangan asal ambil.

 

Kata-kata yang dilontarkan uwakku membuat aku kaget bukan main, bahkan aku sempat kaku terdiam sejenak. Rasanya bergetar mendengar uwakku mengatakan hal seperti itu tepat di depan aku dan Ibuku. Uwak itu panggilan untuk orang yang lebih tua dari Ayah atau Ibu di daerahku, contohnya seperti abang Ayah ataupun kakaknya Ibu, maka aku akan memanggil mereka dengan sebutan Wak / Uwak.

            Sebenarnya bukan sekali dua kali aku mendapat tamparan kata-kata seperti ini, huhhh… rasanya sudah muak aku mendengar orang-orang mengatakan seperti ini kepadaku. Tapi di sisi lain, ini menjadi tantangan tersendiri bagiku untuk terus bertahan di jurusan BK (Bimbingan Konseling) dan memperdalam teknik-teknik konseling untuk membuktikan kepada Ayah dan Ibu, kepada Keluarga besarku, dan tentunya kepada diriku sendiri yang sudah bertahan dan masih kuat sejauh ini.

            Kebanyakan sepupuku mengambil kuliah dengan jurusan Farmasi, Teknik Mesin. Ada juga yang mengambil jurusan PAI, Bahasa Inggris dan lainnya. Ya, kuakui keren-keren sih jurusan yang mereka ambil, tapi aku sadar kalau tidak semua orang itu sama, bahkan saudara kandung atau anak kembar yang keluar dari rahim yang sama sekalipun pasti punya kepribadian dan keahlian masing-masing, bukan?.

            Bahkan lucunya aku rasa, ada uwakku yang dari sebelah mamak bilang begini kepada aku “kakak kuliah jurusan apa kak?” tanya uwakku, “BK (bimbingan konseling)” jawabanku. Terus uwakku bilang “ishhh, kalau kakak ambil jurusan teknik elektro atau yang tentang kelistrikan gitu, wahh paten kali itu kak! Gajinya tinggi, kerjanya tak. berat kok, kita cuma atur kelistrikan dari kantor saja, bukan kita yang turun ke lapangan seperti orang-orang PLN yang benerin tiang listrik atau masang-masang kabel gitu kak”. Posisi aku saat itu cuma bisa bilang “oh iyaa wak, keren ya”, padahal dalam hati aku ngedumel “dari mana bisa kuliah kelistrikan, ngecolok air sanyo saja aku gemeteran, karena kadang ada keluar percikan gitu jadi aku takut, lah ini malah disarankan untuk kuliah tenting listrik. Selama masa sekolah juga aku ambil jurusan keagamaan, bukan anak SMK… aduhh, jadi dari mana nyambungnya?”

Tapi, sebagai anak yang terkenal baik budi di kalangan keluarga, aku tetap terima dan merespon baik semua saran yang diberikan oleh orang-orang di sekitarku, baik dari keluarga ataupun teman-temanku. Karena dari pandangan aku, orang-orang yang beri saran tentang jurusan yang keren-keren dan bergaji tinggi pasti ingin lihat aku jadi anak yang berhasil dan sukses, sehingga semua keinginan mereka utarakan kepada aku. Hanya saja, kembali kediri aku sendiri gitu kan. Nah, aku tuh mikir sekarang aku sudah semester 4 masa iya aku pindah jurusan dan ambil jurusan yang sesuai dengan saran orang, tapi tak sesuai dengan basic aku sendiri, jurusan yang kelihatan keren, tapi tak sesuai dengan ekonomi keluarga aku, dan aku tak mau meninggalkan sesuatu yang sudah aku mulai ibarat kata sedada dikuras, sematakaki ditinggal. Begitu juga, perkatan orang-orang yang terdengar nyelekit di telinga, tetap aku respon baik dan aku jadikan cambuk motivasi dalam kehidupanku.

Related

Previous Post

Ikatan Alumni SMA Negeri 3 Banda Aceh Menggelar Raker Virtual

Next Post

Psikologi Perempuan Dari Kehidupan Nyata

admin

admin

Next Post

Psikologi Perempuan Dari Kehidupan Nyata

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

TADARUS NYANYIAN QURANI

TADARUS NYANYIAN QURANI

5 hours ago
Museum Pijay

Museum Pijay

6 hours ago

Trending

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago
Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Kenakalan Remaja dan Peran Pendidikan Keluarga

4 days ago

Popular

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

1 month ago
MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago
Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

1 week ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

11 months ago

Spam Blocked

9,743 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version