Oleh Jidarul Jannah
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah IAIN Langsa, Aceh
Milenial yang juga disebut sebagai generasi Y adalah kelompok demografi yang pada umumnya adalah anak anak yang kelahiran pada tahun 1980-2000-an. Generasi milenial dikenal sebagai generasi yang mempunyai pemikiran yang cerdik juga kreatif, serta mempunyai ide-ide cemerlang yang berguna untuk bangsa dan negara.
Milenial membangun negeri banyak pengertiannya. Berbicara tentang milenial membangun negeri, pasti sebagian orang beranggapan bahwa hal tersebut selalu berkaitan dengan politik. Namun bukan seperti itu, mereka terbagi ke dalam beberapa peran. Ada yang berperan sebagai penyebar berita hoax, ada yang berperan sebagai warga sosial, dan ada pula yang berperan sebagai kelompok sosial yang relatif terdidik, yang diharapkan dapat berkontribusi menggapapai cita cita bangsa yakni mencerdaskan bangsa.
Peran mereka sangat penting dalam masyarakat. Sikap aktif dan kreatif yang menjadikan mereka sebagai generasi yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara. Generasi ini dibutuhkan oleh semua kalangan dan kegiatan. Mereka juga berperan penting di acara- acara tertentu, seperti halnya dalam menyukseskan acara MTQ atau disebut dengan musabaqah tilawatil quran.
Di desa Nicah Awe , peran aktif milenial sangat diharapkan oleh masyarakat untuk mensyukseskan acara MTQ . Mereka mempunyai ide ide kreatif yang bisa dituangkan ke dalam acara MTQ. Mulai dari penataan panggung MTQ, hingga melatih adik adik usia dini. Milenial pada new era mempunyai skill dan pemikiran yang luar biasa, karena mereka adalah kaum milenial yang mempunyai berbagai peran.
Kaum milenial di desa Nicah Awe termasuk ke dalam golongan milenial sosial. Milenial yang mau bekerja sama dengan masyarakat dan mau menciptakan hal – hal yang positif juga menggalang kegiatan -kegiatan yang menumbuhkan kesadaran nasionalisme, tentang perlunya menjaga persatuan NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 194.
Masyarakat desa Nicah Awe tidak ragu untuk meminta bantuan dari mereka , karena 90% milenial di desa ini adalah milenial yang terpelajar dan juga menguasai ilmu agama, sehingga mereka mampu membimbing anak anak usia dini dalam ajang kompetensi. Di zaman modern seperti ini setiap orang yang bekerja pasti mengharapkan upahnya karena mereka sudah bersusah payah bekerja keras dan menguras keringatnya. Namun beda halnya dengan milenial di desa Nicah Awe, mereka bekerja ikhlas tanpa mengharapkan upah, karena mereka hanya fokus bagaimana caranya agar anak – anak di desanya menjadi anak – anak yang jenius dan rajin belajar.
MTQ tahap ketiga di desa ini telah sukses membuat masyarakat bangga terhadap bakat yang dipunyai oleh anak anak di desanya. Awal mula diciptakan MTQ di desa ini karena pada tahun 2018 masyarakat di desa Nicah Awe sudah bosan melihat anak- anaknya membuang-buang waktu hanya untuk bermain yang tidak ada manfaatnya. Masyarakat mencoba untuk mengubah pola fikirnya agar anak – anak mereka menjadi anak yang berguna dan mempunyai skill yang hebat.
Pada tahun 2018 muncul lah ide untuk mendirikan tempat pengajian Alquran atau disebut dengan TPA. Tempat pengajian ini pernah berdiri pada tahun tahun sebelumnya. Seiring berjalannya waktu tempat pengajian inipun terhenti begitu saja, sehingga harus ditutup. Dibuka kembali pada tahun 2018. Pendidikan ini tidak luput dari peran aktif milenial yang mau membantu untuk mendidik anak – anak usia dini hingga usia remaja untuk mendapatkan ilmu yang lebih.
Berjalan satu tahun pendidikan ini didirikan, kemudian muncul ide kreatif milenial untuk membuat acara MTQ guna untuk melihat kembali kemampuan yang telah dipelajari oleh anak – anak, sehingga bisa dijadikan ajang kompetensi. Milenial mencoba untuk menanyakan pendapat kepada masyarakat atas ide yang mereka dapat. Masyarakat menyetujui ide cemerlang mereka, kemudian berita ini diberitahukan kepada anak- anak. Mereka lebih- lebih sangat setuju dan begitu gembira.
Awal tahun 2019 adalah tahun paling bersejarah bagi masyarakat desa Nicah Awe. Di tahun itu mereka menerima kabar yang bagus dari milenial. Mereka begitu bangga terhadap ide -ide milenial yang cerdas. Sebelum acara dimulai, masyarakat dan milenial terlebih dahulu menyiapakan dan menata panggung dengan semaksimal mungkin, sehingga anak-anak yang mengikuti lomba bisa lebih bersemangat. Adapun kompetisi yang diikuti oleh anak – anak adalah hafiz quran, syarhil quran , challenge sambung ayat, lomba adzan dan lain sebagainya.
Acara MTQ dilakasanakan pada malam hari. Kaum milenial langsung bergegas ke tempat pelaksanaan untuk mengontrol anak-anak yang akan mengikuti kompetisi. Mereka mencoba mengamankan suasana agar tidak ada keributan, karena anak – anak yang akan mengikuti kompetisi begitu banyak berbicara karena tak sabar menunggu nomor undiannya. Penonton pun tidak sabar untuk menyaksikan penampilan anak – anak mereka. Penonton begitu antusias untik menyaksikan penampilan MTQ yang digelar perdana pada tahun 2019. Penonton bukan hanya dari kampung itu saja, melainkan mereka tiba dari berbagai desa. Mereka penasaran dengan acara yang akan digelar.
Penonton begitu takjub dengan hasil dekorasi MTQ di kampung ini, bukan hanya panggung yang megah tetapi halaman MTQ nya begitu mewah yang didesain oleh ide milenial. Gantungan payung yang warna warni di atas langit dan juga potongan potongan kertas warna warni yang di gantungkan di sepanjang gang yang membuat penonton pangling. Acara tersebut digelar selama 4 malam , dan setiap malam penontonnya tidak pernah berkurang. Anak anak mempersembahkan skill nya dengan penuh semangat. Malam terakhir acara mereka menunggu pengumuman siapa yang akan mendapatkan juara terbaik.
Penampilan MTQ tahap pertama telah sukses membuat semua masyarakat bangga , bukan hanya desa tersebut yang bangga, tetapi juga desa lainnya. Dilanjutkan dengan MTQ tahap kedua yaitu yang diselenggarakan pada awal tahun 2020. Ini juga tidak luput dari peran aktif milenial yang dengan senang hati mau mensukseskan acara yang berbahagia ini. Tidak berbeda dengan MTQ sebelumnya, persembahan pada tahun 2020 juga telah sukses membuat semua masyarakat bangga. Begitu seterusnya dengan MTQ tahap ketiga juga telah sukses membawa nama baik kampung ini. Semua karena peran milenial yang berjiwa sosial.