• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Sunday, March 26, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Aceh

Panglima Tibang Vs Habib Abdurahman

admin by admin
April 25, 2021
in Aceh, Kerajaan Aceh, Sejarah, Ule Balang
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter




Oleh ; Arhamni

Guru SMK Penerbangan Aceh

Peminat Sejarah Aceh

 

Mohammad Said dalam buku Aceh Sepanjang Abad Bab XVII menuliskan tentang sosok Habib Abdu’r Rahman dan Panglima Tibang.Habib Abdu’r Rahman, pendatang dari tanah Arab. Beliau adalah seorang petualang yang andal. Habib terkenal cerdik dan pandai serta intelektual yang tinggi, sehingga dengan cepat menjadi orang yang berpengaruh di lingkungan sultan saat itu. Sungguh Aceh memperoleh manfaat dari kecakapan habib Abdu’r –Rahma.. Belanda sangat tidak senang pada Habib, sehingga untuk melemahkan pengaruh Habib, Belanda menyeludupkan seorang Arab lain, bernama Ali Bahanan.

Sumber Belanda mengatakan antara lain Panglima Tibang semula seorang Hindu dari golongan bawah yang mulanya ia berangkat dari Madras mengikuti rombongan wayang. Saat masuk ke Aceh, umurnya masih 6 tahun. Kepandaian khasnya adalah menari.  Teuku Lamgugop, seorang panglima Sultan tertarik kepada anak ini, dijadikan anak angkat dan diislamkan. Ramasamy adalah nama asli Panglima Tibang. Sehari-hari bekerja sebagai pelawak, menari dan bernyanyi. 

Pada suatu hari, salah seorang Uleebalang III mukim Kayu Adung telah mengkhianati Sultan. Oleh Sultan diperintahkan kepada Panglima Lamgugop untuk menumpasnya. Pemberontakan dapat dipadamkan dengan cepat, sesudah terjadi pertempuran. Turut membantu Teuku Lamgugop dalam penumpasan pemberontak itu adalah Ramasamy. Tidak jelas apakah dirinya yang berhasil memenggal kepala anggota pemberontak, karena setelah mayat ditemukan baru kepalanya dipenggal. Tapi ketika dia membawa mayat itu dan menyeretnya sepanjang jalan, sehingga orang mengangumi kehebatannya. 

Suatu Hari permaisuri Sultan Ibrahim bertamu ke rumah Teuku Lamgugop. Pemaisuri menjumpai Ramasamy yang pandai menghibur, menari dan melawak. Pemaisuri tertarik pada anak itu, lalu diminta bawa ke Istana. Di sinilah Ramasamy berhasil merebut hati Sultan. Dia amat sangat pandai menyesuaikan diri, cepat pula memahami keinginan tuannya. Segala keperluan dikerjakannya dengan baik. Dengan kecakapan itu dia berhasil memegang peranan penting di Istana, terutama dalam mengatur upacara-upacara di Istana. Lama- kelamaan ianya menjadi orang kepercayaan Sultan. Dia diserahi tugas menjaga gedung-gedung penyimpanan benda berharga. Akhirnya Sultan mengangkatnya sebagai Syahbandar (Kepala Pelabuhan dan bea cukai). Pekerjaan ini merupakan jabatan kunci yang dapat disejajarkan dengan menteri keuangan kerajaan. 

 

Pembagian fungsi dalam kerajaan Aceh pada waktu itu adalah:

1.   Sultan (di bawah umur dan dalam pangkuan)

2.   Habib Abdu’r – Rahman, Mangkubumi (dapat disamakan dengan jabatan Perdana Menteri) merangkap pemengku raja dan bertanggungjawab sebagai mentri luar negeri.

3.   Panglima Polem, Panglima Sagi XXII mukim, tertinggi dari tiga panglima Sagi. Dia berwenang memimpin perundingan untuk menetapkan pengemgkatan Sultan.

4.   Panglima Tibang, Syahbandar

5.   Imum Lungbata, selain Uleebalang mukim Lungbata, juga menjadi  Panglima Perang

6.   Teuku Kali Malikul Adil, Uleebalang Sultan yang bertugas memerintah wilayah langsung Sultan, terdiri dari 12 kampung kanan sungai Aceh, beliau juga merupakan kepala Agama.

 

Pada masa itu juga dikenal tokoh-tokoh yang berpengaruh antara lain:

 

1.   Keureukun Katibu I Muluk, Sekreteris Kerajaan 

2.   Teuku Ne’ Meusara , juga disebut Teuku Na’ aja Muda Seutia, berpengaruh. Kepala  mukim Meura’sa 

3.   Teuku Ne Peureuba Wangsa ( Teuku Nek Purba). Kepala mukim IX dari 25 Mukim. 

 

Tidak dapat terbantahkan bahwa ambisi para tokoh berpengaruh untuk mendapatkan kedudukan lebih tinggi, telah menimbulkan perpecahan di kalangan pemerintah di Aceh. Pada saat itu Belanda sedang menyiapkan Invansinya, perpecahan itu bertahun-tahun seperti api dalam sekam. Dua tokoh yang bertarung sengit masa itu adalah Habib Abdu’r – Rahman dengan pendukung utamanya Panglima Polim dan Panglima Tibang dengan pendukungnya Teuku Kali Malikul Adil di lain pihak.  Setelah Sultan Ibrahim meninggal Panglima Tibang mampu mempengaruhi Sultan yang masih Muda dengan menakut nakuti Sultan bahwa Habib Abdu’r – Rahman  yang pengaruhnya makin besar itu sedang bernafsu untuk menjatuhkan Sultan dan merebut tahta. Kelicikan Panglima Tibang membuat ia mampu memegang Sultan Muda dan adanya kepercayaan 

Pendukung Habib pada masa itu selain Panglima Polem, adalah Teuku Ba’et Imum Lungbata, Teuku Nyak Banta, Panglima III Mukim , Teuku Rajeut Lamkapung , Teuku Imueum Keureukun dan Teuku Tilang. Sebelah Panglima Tibang Selain Teuku Kali Malikul Adil, adalah Panglima Masegit Rajeu, Teuku Nya’ Cut, Imueum Cade, Teuku Ne’ Raja dan Teuku Nata. 

Belanda menjalankan rencana Invasi dengan rapi ke Cah dengan mengepung perairan Aceh antara tanggal 15 Desember 1870 sampai tanggal 16 Januari 1871. Kapal perang Belanda Maas dan Waal, telah menjalankan blockade, sehingga membuat macet semua proses ekspor –impor saudagar- saudagar Aceh. 

 

Siapa sebenarnya penjual Aceh antara mereka berdua? Panglima Tibang atau Habib Abdu’r –Rahman? Fakta keduanya tiada cukup untuk memvonisnya, namun mereka setidaknya dapat dipandang sudah mengabaikan kepentingan tanah Aceh yang sedang berada dalam bahaya (Aceh Sepanjang Abad, Muhammad Said halaman 556).

 

Akankah Aceh terus dalam pertikaian para petinggi yang hanya sekadar mencari sokongan serta pendukung untuk sebuah tahta, harta serta ketenaran? Sehingga meninggalkan kepentingan-kepentingan Aceh yang lebih besar untuk menyelamatkan bangsa Aceh serta mewariskan kemerdekaan pada anak cucu?

 

Semoga keegoisan petingi-petinggi Aceh tiada menjadi warisan yang abadi, hingga Aceh akan terus terhina dan tertindas. Generasi penerus Aceh sudah waktunya tidak mewariskan lagi kegoisan serta kepentingan masing-masing kelompok, sehingga dengan mudah bagi orang-orang yang tak senang pada Aceh menjalankan politik peninggalan Snouck Hurgronje devide et impera yang memiliki arti pecah belah dan jajahlah.  Semoga tulisan singkat dan sederhana ini menjadi inspirasi bagi kita orang Aceh untuk melakukan analisis SWOT agar mengetahui Strengths, Weaknesses, Opportunities Dan Threats . Mengkaji kembali kelemahan-kelemahan yang dimiliki serta kekuatan-kekuatan,  sehingga Aceh memiliki harapan untuk kembali berjaya seperti yang sudah terukir dalam cerita sejarah dunia. 

 

Related

Previous Post

Global Wakaf – ACT Aceh Bangun Sumur Wakaf di Dayah Al-Munawwarah Pidie Jaya

Next Post

Tiga Cara Menjaga Silaturrahmi di Bulan Ramadan

admin

admin

Next Post

Tiga Cara Menjaga Silaturrahmi di Bulan Ramadan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

TADARUS NYANYIAN QURANI

TADARUS NYANYIAN QURANI

4 hours ago
Museum Pijay

Museum Pijay

6 hours ago

Trending

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago
Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Kenakalan Remaja dan Peran Pendidikan Keluarga

4 days ago

Popular

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

Belajar Bersepeda pada Belanda dalam Mengatasi Polusi dan Kematian Lalu Lintas pada Remaja.

1 month ago
MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

MAKNA SEPEDA DALAM KEHIDUPAN

1 month ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago
Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

Menumbuhkan Budaya Literasi Sejak Dini

1 week ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

11 months ago

Spam Blocked

9,735 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version