Oleh: Teuku Hendri Saifullah
Berdomisili di Manggeng, Aceh Barat Daya
Bulan Ramadan telah tiba, semua umat Islam di seluruh dunia menyambutnya dengan perasaan suka cita. Karena bulan tersebut adalah bulan ibadah, sehingga datangnya bulan ramadhan merupakan sesuatu yang sangat dinantikan oleh para ahli ibadah.
Umat muslim selama bulan ramadan dianjurkan untuk menjalankan berbagai macam amalan, baik sunnah maupun wajib. Menjalankan amalan sunnah di bulan puasa Ramadan akan mendapatkan pahala dari ibadah wajib, sedangkan untuk yang menjalankan amalan wajib di bulan puasa Ramadan pahalanya akan dilipat gandakan.
Pada bulan ini semangat kaum muslimin untuk beribadah terasa lebih meningkat, jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya jumlah jamaah yang datang ke masjid atau Musala untuk melaksanakan salat wajib berjamaah. Terlebih pada saat salat isya, tarawih, tarawih serta juga shalat shubuh.
Keadaan seperti ini, hampir terjadi di seluruh masjid/mushalla. Semuanya tampak penuh dengan jamaah yang hadir. Saking penuhnya terdapat juga jamaah yang hanya bisa salat di luar atau pekarangan masjid. Lantaran masjidnya sudah penuh dengan jamaah yang telah datang lebih awal.
Berbagai persiapan dilakukan panitia dalam menyambut dan memberikan pelayanan kepada jamaah yang jumlahnya sangat banyak. Seperti menyiapkan kipas angin agar tidak panas, tikar bagi yang berada di luar masjid dan lain sebagainya.
Tetapi alangkah sayangnya jika pemandangan yang baik ini hanya dapat kita saksikan pada beberapa malam saja di bulan ramadhan. Artinya hanya berlangsung pada awal bulan ramadhan saja, sedangkan pada pertengahan sampai akhir ramadhan jamaahnya sudah mulai berkurang.
Walaupun demkian hal ini tidak terjadi di semua masjid. Karena dibeberapa tempat jamaah mesjid/Mushalla tetap ramai untuk berjamaah ketikaduluar maupun di dalam bulan ramadhan, semngat untuk berjamaah tetal terjaga.
Semangat yang membara dalam beribadah haruslah tetap ada dan terpelihara dalan jiwa setiap muslim yang beriman.
Pada tulisan singkat ini, penulis ingin menyampaikan alasan berkurangnya jumlah jamaah seiring berjalannya waktu di bulan puasa ramadhan yaitu:
Pertama, kurangnya pemahaman tentang keutamaan ibadah di bulan ramadhan
Seorang muslim yang taat tentunya telah mengetahui tentang keutamaan pada setiap ibadah yang dilakukannya. Tanpa mengetahui keutamaan suatu ibadah kan berpengaruh pada kualitas ibadah yang dia kerjakan.
Di antara ibadah dalam ramadhan yang dapat dilakukan adalah Qiyam Ramadhan yaitu melakukan ibadah salat tarawih dan salat malam lainnya. Berikut adalah hadist mengenai keutamaan salat tarawih:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang salat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu. (HR. Bukhari No. 37, Muslim No. 759)
Selain salat tarawih amalan ibadah yang lain adalah membaca Al-Quran. Ramadhan adalah bulan di mana Al-Qur’an diturunkan. Oleh karena itu mengaji atau tadarus adalah amalan sunnah di bulan puasa Ramadhan yang sangat dianjurkan.
Berikut adalah hadist mengenai tadarus
وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
“Jibril menemuinya pada tiap malam malam bulan Ramadan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Quran bersamanya. (H.R. Bukhari No. 3220)
Selain ibadah salat tarawih dan membaca Al-Quran. Amalan lain yang memiliki keutamaan adalah bersedekah. Bersedekah pada saat Ramadan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Rasul. Kedermawanan beliau diibaratkan seperti angin berhembus.
Menurut HR Bukhori, Rasul adalah manusia yang paling dermawan dan kedermawanannya meningkat jika tibanya bulan Ramadan.
Berbagai keutamaan ini hendaknya menjadi pemicu timbulnya semangat untuk konsisten melaksanakan amalan yang diperintahkan Allah selama bulan ramadhan
Kedua,.menuruti Hawa Nafsu
Sesungguhnya di dalam diri manusia muslim diberikan potensi untuk melakukan kebaikan hanya saja pengaruh lemahnya keimanan dan juga sifat malas beribadah menjadi kekuatan dalam diri manusia. Kekuatan dari dalam diri manusia ditambah lagi kekuatan dari luar seperti lingkungan yang tidak mendukung, dua faktor ini akan menjadikan seseorang untuk tidak mau melaksanakan salat berjamaah selama bulan Ramadhan.
Ramainya tempat-tempat perbelanjaan, tempat hiburan, warung kopi menjadi sebab berkurangnya jumlah jamaah di masjid dan musala. Ini dikarenakan waktu buka tempat tersebut bersamaan dengan tibanya waktu salat berjamaah.
Seorang muslim sejati tidaklah menuruti hawa nafsunya, walaupun banyak kesempatan untuk melakukannya. Ia akan lebih memilih mendekatkan diri kepada Allah yang sudah jelas memberikan keutamaan dan pahala bagi siapa saja yang mengerjakannya, daripada mengikuti hawa nafsu yang hanya menghabiskan waktu dengan sia-sia.
Memanfaatkan waktu adalah kunci kedisiplinan dan kesuksesan tidak akan diraih tanpa kedisiplinan. Bisa menghabiskan waktu di tempat perbelanjaan, tempat hiburan atau warung kopi dari pada melaksanakan salat berjamaah menandakan kita tidak ingin meraih kesuksesan hidup di dunia dan juga di akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Almukminun ayat 1-3
قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
ٱلَّذِینَ هُمۡ فِی صَلَاتِهِمۡ خَـٰشِعُونَ
وَٱلَّذِینَ هُمۡ عَنِ ٱللَّغۡوِ مُعۡرِضُونَ
1. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.
2. (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya.
3. dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,
Perbuatan dan perkataan yang tidak berguna akan membawa kepada suatu yang sia-sia, sehingga pelakunya tidak akan mendapatkan keberuntungan ataupun kesuksesan.
Alangkah ruginya bila di antara kita yang hanya melaksanakan ibadah salat berjamaah hanya di awal ramadhan saja. Sehingga pada sisa waktu lainnya diisi dengan perbuatan yang tidak berguna.
Bulan Ramadhan ini akan sangat rugi, bahkan menjadi celaka bagi mereka yang mengaku muslim, tetapi tidak pernah sama sekali melakukan ibadah salat ataupun puasa di bulan yang penuh ampunan dan kemuliaan ini. Padahal telah sampai kepada mereka ilmu dan ajakan untuk melakukannya.
Akhirnya. Kita berdoa kepada Allah agar kita tetap diberikan ampunan oleh Allah atas segala dosa dan kesalahan. Serta berharap agar tetap diberi hidayah, kesehatan serta umur panjang sehingga dapat mengisi bulan ramadan tahun ini dengan berbagai amalan ibadah demi mengharap keridhaan dan pahala dari Allah swt. Amin ya Rabbal alamin.