Oleh Lina Zulaini Bukan hanya raga. Tapi hatiku mulai dipesiang masa. Namun, aku masih tersungkur di bangku pertama kita bertemu. “Hatiku hanya sebatas angin berlalu” Itu taksirmu! Walau sebenar, duri menancap dalam lubuk yang hampir mati. Tidak mengapa! Aku tak akan kemana-mana. Biar saja ini kursi jadi kerabat dalam sepi. Rupanya hati sesekali jenuh. Sampai aku berusaha kabur dari bangku pengikat. Tapi tali itu sungguh kuat, raga bahkan tak sanggup meronta. Beling nyata masih berdiri kokoh di bawah kediamanku. Membuat aku tak bisa melangkah. “Tunggu saja” Bisik diriku yang lain. Sambil kembali pada posisi yang kau yakin aman. Walau sebetul aku runyam. Mencoba menangkap rindu agar tak kabur telanjang. Aku sedia sedikit ruang. Untuk sua yang mungkin akan tiba. Tuhan! Tolong kabari ini hati. Jika masa tungguku telah datang. Ruang Tunggu, 01 Februari 2019