Oleh : Dayana Putri Utami
Mahasiswi Prodi Perbankan, FEBI UIN Ar-raniry Banda Aceh
Berawal dari keinginan untuk menemukan ‘kebebasan’ yang tak terikat dengan jam kerja, Nurzahidah bertekad untuk memulai usahanya yang diberinama Getlatela, Getlatela merupakan perusahaan (home industry) yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan (donat) yang dibentuk pada tahun 2014 oleh NURZAHIDA STP. Getlatela didirikan berlandaskan semangat, komitmen, ide, visi dan misi yang bulat dari pendiri, dengan melihat peluang saat itu ia pun memilih menjalankan usaha kuliner dan memilih donat sebagai produk utama usahanya.
“Donat adalah makanan favorite dari masa ke masa yang selalu diminati masyarakat, dengan sedikit modifikasi bentuk, varian rasa dan lainnya. Donat akan menjadi primadona di kalangan masyarakat. Apalagi dengan memunculkan varian-varian baru kuliner ini seolah terus bertransformasi mengikuti tren gaya hidup masyarakat yang sedang berkembang,” kata Nurzahidah saat berbincang dengan Dayana Putri Utami.
Walaupun ia tak begitu menyukai dunia masak-memasak khususnya baking, justru itulah yang membuatnya tertantang untuk terus belajar demi menciptakan produk bercita rasa khusus agar disukai konsumen. Pilihannya pun jatuh pada donat labu ketela. Gabungan dari keduanya ia jadikan sebagai brand usaha, yaitu Getlatela.
Kata getlatela mempunyai makna yang sangat luar biasa. Ternyata kata Get yang ada pada getlatela itu berasal dari bahasa lokal yang berarti baik, sedangkan latela merupakan singkatan dari labu dan ketela. Kudapan yang kerab dijadikan sebagai jajanan pun ditenteng sebagai oleh-oleh.
“Bedanya Getlatela tidak menggunakan pengawet dan pelembut. Jadi sehat untuk dikonsumsi dan baik bagi tubuh karena mengandung betakaroten berupa antioksidan,”. Tak seperti kebanyakan donat yang menggunakan tepung terigu sebagai bahan utama, Ida yang merupakan sarjana pertanian ini jutrsu melirik ketela dan labu yang jumlahnya memang melimpah untuk dijadikan bahan utama dalam pengolahan.
Teksturnya tak selembut donat biasanya, namun tampilannya yang kecil mungil dengan aneka topping lucu ditambah harga yang terbilang sangat terjangkau membuat Getlatela banyak disukai. Tidak hanya anak-anak ternyata para orang tua juga sangat suka dengan donat yang satu ini, karena selain dijadikan makanan sehari – hari , latela juga sangat cocok untuk dijadikan sebagai hadiah ulangtahun dan oleh-oleh.
Labu dan ketela, merupakan dua bahan baku yang mudah didapatkan di Aceh. Bila selama ini labu sering digunakan sebagai bahan baku untuk membuat timpan, ia mengkreasikannya menjadi bahan baku agar lebih sehat karena meminimalisir penggunaan tepung terigu. “Jadi, tak hanya enaknya yang didapat, tapi juga sehatnya. Labu-labu itu ia beli langsung dari petani di Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya. Sekali beli bisa sangat banyak bisa di simpan untuk stok sekitar satu atau dua bulan. Dengan cara ini, Ida telah berkontribusi dalam membantu perekonomian para petani Aceh. Bila selama ini para petani di sana menanam labu hanya untuk ‘suka-suka’ karena harga jualnya yang rendah, sekarang justru serius menanam labu karena sudah tahu akan didistribusikan ke mana.
“Saya memang selalu beli langsung ke petaninya kata ida. Ini juga memberikan kesempatan bagi saya untuk mengedukasi petani. Misalnya mereka harus memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk memanen labu. Karena saya tidak mau donat yang saya produksi kualitasnya rendah hanya karena bahan baku yang berkualitas rendah pula.
Keinginan untuk punya usaha sendiri ini juga berawal dari semangat ingin mandiri dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Dengan memiliki usaha, tak hanya menyejahterakan dirinya sendiri, tetapi juga mampu memberi kesempatan peluang kerja bagi orang lain meskipun dengan jumlah yang sangatterbatas. Namun, Ida memiliki catatan untuk dirinya sendiri, bahwa kemandirian yang diperolehnya tidak membuat ia melupakan kodratinya sebagai perempuan.
Kini usaha yang dirintisnya itu telah berusia empat tahun. Dalam menjalankan usahanya, selain sukses dengan brand donat labu ketelanya itu, Ida juga kerap diminta sebagai pembicara untuk acara-acara kewirausahaan. Dan ini menjadi cara baginya untuk berbagi inspirasi dan motivasi agar anak-anak muda Aceh siap menjadi pengusaha. Ia pun memiliki pesan khusus bagi anak-anak muda yang memiliki hasrat dan semangat untuk punya usaha sendiri, tetapi masih ragu-ragu.
“Untuk memulai usaha kita butuh cinta, keyakinan, dan keberanian. Libatkan Allah di setiap langkah kita, ini saja modal utamanya. Sukai pekerjaan kita, berani mencoba dan memulai, berani melakukan saja saat kita ingin sesuatu. Dan yakin apa yang kita ikhtiarkan pasti akan diwujudkan oleh Allah,