Oleh Sitty Zahara Tarmizi
Siswi SMA Negeri 1 Bandar Dua, Pidie jaya, Aceh
Di sebuah sekolah, terdapat beberapa siswi yang sedang berbincang-bincang di kantin. Ada Mela, Nadin, Tini dan Nadia. Mereka membicarakan seorang cowok yang menjadi bintang kelasnya.
” Teman-teman, aku naksir cowok loh” kata Mela. Dengan nada bersamaan Nada dan Nadin berkata ” cie.. yang mana Mel? Kenalkan ke kita dong ” ” Ya, aku juga ingin kenalkan ” sambung Tini
Mela menjawab ” itu loh… Tidak jadi ah.. ” ( tersenyum malu-malu) dengan wajah cemberut Tini menimpali ” Mel.. cerita dong. kita sahabat, bukan? Tega kamu Mel buat kita penasaran? ” (sambil melihat ke arah Nadin dan Nada mereka mengangguk). ” Ya ini, aku ceritakan. Awas ya kalau kayak ember kebocoran, ini rahasia kita ” (sahut Mela dengan wajah tersipu malu) ” oke Mel” (jawab mereka serempak).
Melapun mulai bercerita ” cowok itu anak kelas kita, itu loh yang juara 1 kemarin” ( mukanya mulai memerah). Kemudian Nadin berkata ” Mel.. kok kamu bisa suka padanya?” “Mungkin dia bisa mengalahkan aku dalam proses belajar Din, dia juga pria tanpa asap rokok” (Mela mulai menjelaskan). Mereka pun terus bercerita.
Cowok itu namanya Bara. Dia selalu menjadi bintang kelas. Bara seorang siswa pendiam, sok kagentengan, tanpa asap rokok, dan aktif dalam belajar. Banyak cewek yang mengincarinya, termasuk Mela. Mela selalu menjadi saingannya dalam proses belajar. Bahkan mereka sering kerjasama. Bara mempunyai seorang sahabat namanya Kevin dan juga teman sebangkunya. Kevin juga termasuk sahabatnya Mela. Kevin juga pacarnya Nadia, teman Mela.
Suatu hari di sekolah saat jam pelajaran terakhir, yaitu pelajaran matematika. Mela telah berusaha menyelesaikan tugas tersebut, tetapi dia tetap tidak bisa. Mela menanyakan ke teman sebangkunya Nadia. Dia tetap tidak bisa. Tini dan Nada juga tidak bisa. Akhirnya Mela putuskan untuk menanyakan pada Bara. (Sambil melangkah kearah Bara) ” Bar.. ajarkan aku dong! Aku tidak mengerti” . Sambil senyum-senyum sendiri Bara menjawab ” ini kan tugas pribadi dan diambil nilai. Masing- masing selesaikan sendiri” (sambil menutup buku ulangannya).
Dengan wajah sedih Mela berkata lagi ” Bara.. kali ini saja, ajarkan cara kerjanya saja, nanti aku buat sendiri” Bara cuma menggeleng. Dengan wajah kesal bercampur sedih Mela menutup buku ulangannya.
Hari demi hari Mela terus belajar dan terus memperjuangkan ketika ada yang mengalahnya. Hari itu, Mela merasakan Bara telah berubah, Bara menjauhinya tanpa sebab. Hari demi hari Bara terus menjauhinya. Hal itu membuat Mela semakin sedih. Karena hatinya selalu dilanda kesedihan. Mela pun mulai bercerita kepada teman-temannya ” teman-teman, kalian tahu tidak? Kenapa Bara menjauhiku tanpa sebab?” ” Mungkin dia malu padamu (jawab Nada asal-asalan) “Nada.. aku serius ” (kata Mela dengan wajah mulai berkaca-kaca)
Tini pun bermateri” Begini Mel, menurut aku tahu, kalau seseorang suka pada kita, dia malu terhadap kita, mungkin saja dia menjauhi kita dan memperhatikan kita secara diam-diam”. Mela pun menjawab “kalau saat kita tatap ke arah dia, dia langsung berpaling ke arah lain bagaimana?” Dengan percaya diri Tini menambahkannya lagi ” itu berarti dia mencintai kita, tapi malu mengungkapkannya.