• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, October 5, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Aceh

TKI Tamiang Kabur dari Malaysia

admin by admin
November 21, 2018
in Aceh, Malaysia, sosial, TKI
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Banda Aceh– Delapan TKI asal Aceh Tamiang tadi malam, Jumat (16/11/2018) sekira pukul 23.00 WIB, tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar setelah diterbangkan dari Pontianak menggunakan maskapai Lion Air. Kepulangan mereka disambut langsung oleh Kepala Dinas Sosial Aceh Drs Alhudri MM bersama rombongan, Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Aceh dan Staf Anggota DPD RI Sudirman atau akrap disapa Haji Uma.
Ke delapan TKI ini merupakan korban penipuan agen yang terlantar di Entikong Kalimantan Barat, setelah melarikan diri dari sebuah perusahaan sawit di pedalaman Kota Miri, Serawak, Malaysia. Bekerja sebagai buruh dodos sawit, mereka dijanjikan akan mendapat upah 4000 ringgit setiap satu tandan sawit yang didodos, namun yang mereka terima hanya 500 ringgit.
“Kami lari karena tidak tahan lagi bekerja di sana, gaji kami 500 ringgit satu tandan itu pun belum potong uang makan dan sebagainya. Padahal sebelumnya kami dijanjikan satu tandan sawit 4000 ringgit,” kata Anno (40), salah seorang dari delapan TKI  saat ditemuai awak media di Bandara SIM.
Anno mengungkapkan, mereka diiming-imingi oleh agen upah yang menggiurkan jika mau bekerja di Malaysia, sehingga mereka kepincut untuk pergi kononlagi biaya keberangkatan mereka ditanggung oleh sang agen.
Setelah sebulan bekerja, mereka baru sadar bahwa telah menjadi korban penipuan, karena upah yang mereka terima tidak sesuai janji,  dan setelah dipotong biaya makan dan rokok sisa yang mereka peroleh hanya 100 atau 150 ringgit. Kendatipun demikian, mereka tetap memilih bertahan hingga bulan ke tiga, ternyata upah yang mereka terima juga tidak ada peningkatan.
“Kalau cuma segitu upahnya, maka tidak ada sisa yang bisa kami kirim ke rumah untuk keluarga kami. Akhirnya sepakat kami untuk kabur, sementara paspor kami masih ditahan oleh perusahaan,” katanya.
Dalam pelarian, mereka harus melewati hutan belantara dari tempat mereka bekerja dengan memakan waktu sampai 15 jam berjlan kaki untuk dapat bertemu dengan jalan yang dilalui angkutan umum.
“Kemdian kami menumpang bus lewat menuju ke perbatasan. Setelah itu berjalan kaki lagi hingga seminggu baru kemudian sampai ke perbatasan Entikong, Kalimantan Barat,” ungkapnya.
Menurut Anno, dia bersama tujuh rekannya lagi tidak berangkat bersamaan ke Malaysia. Mereka berangkat dengan passport melancong dan bertemu di tempat kerja, namun ke semuanya diberangkatkan oleh agen yang sama yang menemui mereka ke desa mereka. 
“Kami tidak pergi bersamaan, tapi semunya berangkat di bulan 7 (Juli) 2018,” beber Anno.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Aceh Drs Alhudri MM mengatakan, sebelumnya mereka mendapat informasi ke delapan TKI tersebut terdampat di Entikong dan diamankan oleh pihak Polsek setempat setelah melarikan diri dari Serawak, Malaysia. Informasi tersebut juga didapatkan dari Anggota DPD RI asal, Aceh Sudirman atau Haji Uma. Kemudian Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh bekoordinasi dengan BP3TKI Pontianak yang kemudian memulangkan mereka ke Aceh.
“Untuk mala mini mereka akan kita iinapkan dulu di Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) milik Dinas Sosial Aceh, setelah itu baru kita pulangkan ke kampung halaman mereka di Aceh Tamiang,” ujarnya.[]

Related

Previous Post

Festival Panen Kopi Bener Meriah 2018

Next Post

Belum Mampu Memandangmu

admin

admin

Next Post

Belum Mampu Memandangmu

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata,  Karya Hamdani Mulya

Profesor Agung Pranoto Mengapresiasikan Buku Sajak Secangkir Air Mata, Karya Hamdani Mulya

6 hours ago
Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

Kajian Millenial RTA Aceh Utara Kembali Hadir di Geureudong Kupi Bulan Ini, Bahas Ilmu Parenting

8 hours ago

Trending

Amplop Tua Itu

Amplop Tua Itu

1 day ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago

Popular

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

1 year ago
Mewaspadai Cyberbullying Pada Anak

Melihat Sisi Lain Kaum Remaja

2 weeks ago
Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

Nasib Perempuan di Lokasi Tambang Blang Nisam

1 month ago
Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

Pembelajaran Bermakna dengan Memanfaatkan Aplikasi Digital

1 year ago
Amplop Tua Itu

Amplop Tua Itu

1 day ago

Spam Blocked

22,522 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version