MENGGALI IDE BISNIS DI ZAMAN DIGITAL

Oleh  Alyaa Asry
Mahasiswi Perbankan Syariah, UIN Ar-Raniry. Banda Aceh 

                  Di era digital saat ini, segala sesuatu serba serbi digital, semuanya serba instan. Dunia menuntut kita secara perlahan untuk menjadi generasi yang  sebenarnya serba canggih dan memudahkan bahkan membuat kita malas. Bayangkan saja, ketika kita ingin sesuatu, kita dengan mudah bisa mendapatkannya. Pada dasarnya, banyak hal positif dan negatif di era digital seperti ini. Contohnya, apabila kita hendak membeli baju, bisa langsung memilih, membayar dan dikirim secara ghaib alias tak nampak. Artinya, tidak seperti biasa, kita harus ke pasar, memilih baju yang kita suka, lalu membayar di kasir. Ini tidak, semua transaksi berjalan di alat komunikasi yang kita sebut gadget itu.

Dampaknya sangat  besar pengaruh kepada konsumen dan pihak penjual. Dengan teknologi digital ini, di mana saja,  kapan saja bisa dilakukan.  Andai saja pakaian yang dipesan tak sesuai dengan spesifikasi yang ditampilkan, ini kemudian membuat  konsumen  menjadi semakin malas.  Ia jadi malas untuk pergi menukar atau mengembalikannya karena banyak alasan. Maka, dibiarkan saja. Kemudahan ini memang membuat para konsumen dimanjakan dan mala. Pasalnya ia dapat mendapatkan apa yang diinginkannya saat ia sedang berbaring. Berbeda dengan belanja  langsung yang menjajaki pasar atau mall.  Walau sebenarnya dengan cara lama,  kita dapat berolah raga sembari meningkatkan sikap tawar menawar.

                  Namun, era digital pada masa sekarang ini, bahkan akan lebih pesat di tahun-tahun yang akan datang. Oleh sebab itu, muncul pertanyaan kita bagaimana cara menghadapi dan menjalani era digital ini? Jawabannya sangat simple, kita hanya butuh untuk memutar dan menguras sedikit dari pola pikir kita. Kita harus memikirkan apa yang dibutuhkan masyarakat jaman digital ini. Setelah kita mengetahui apa yang dibutuhkan, kemudian kita harus mengetahui seberapakah modal/skill yang diperlukan dalam bisnis itu. Contoh salah satu bisnis digital di era jaman now ini adalah banana nugget, yang diorder sesuai permintaan dan porsi pemesanan melalu digital phone, kemudian diantar tepat langsung kepada si pemesan. 

                  Banana Nugget juga merupakan salah satu bisnis yang berkelanjutan di era digital ini. Pasalnya peminat makanan itu sangat banyak, dari mulai kanak-kanak sampai orang tua sekalipun. Ditambah cara pemesanan yang mudah yaitu hanya memerlukan hp untuk memesannya. Hal ini menyebabkan bisnis makanan Banana Nugget itu laris manis sampai saat ini. Ets, Tapi ingat! Dalam membangun bisnis, sebesar dan sekecil apapun bisnis itu harus diawali dengan niat dan kemauan. Penulis memiliki pengalaman dalam berjualan pulsa. Karena keuntungan yang  didapat per transaksi itu sedikit,  penulis merasa hal tersebut adalah sia sia. Penulis berpikir “uang yang diberikan ibu, jauh lebih bernilai walau hanya 5000, dibanding dengan laba jual pulsa yang hanya 200/transaksi. 

                  Intinya, niat dalam suatu bisnis itu sangat berpengaruh terhadap jalan atau tidak jalannya bisnis yang  kita hendak jalani. Ide bisnis adalah modal besar untuk menjalankan bisnis. No idea, No. business. Carilah dan galilah ide bisnis. Ide bisnis sangat gampang ditemui pada jaman seperti ini, kita hanya butuh waktu untuk merenungkan dan memikirkan apa yang diminta oleh masyarakat luar, maka dengan sendirinya ide untuk membangun suatu bisnis akan muncul. 

                  Awalnya, dalam membangun atau membuat suatu bisnis akan memikirkan modal, pada dasarnya,skill termasuk ke dalam modal, contohnya seperti banana nugget tadi, selain membutuhkan uang untuk membeli bahan dan peralatan, kita juga harus memiliki skillalias kemampuan, jika tidak ada kemampuan untuk mengolah banana nugget tersebut, tidak akan bisa bisnis tersebut akan berjalan.

                  Jadi pada dasarnya membangun ide bisnis dan membuat ide bisnis hanya membutuhkan sedikit waktu untuk bisa menganalisis apa yang sesuai dengan jaman ini dan dimasa yang akan datang. Nah, ingat, sebagai pemula bisnis, jangan mengutamakan modal (uang) sebagai objek untuk terbentuknya suatu bisnis. Cobalah berfikir bagaimana berbisnis dengan cara mengeluarkan modal (skill)hingga menghasilkan keuntungan yang akan membuat bisnis akan berkembang lebih pesat. 

Exit mobile version