Oleh Mauliana Zaira
Kelas VIII A SMP Negeri 1 Trienggadeng, Pidie Jaya
Aku berasal dari sebuah kota yang terletak di Padang, Sumatra Barat. Di sana ada banyak tempat hiburan seperti di Jam Gadang, Rumah gadang, kebun binatang dan lain-lain. Aku sudah penah mengunjungi tempat-tempat itu. Aku ingat, ketika pertama sekali datang dan masuk ke rumah gadang. Kala itu, kami harus membayar tiket sebesar Rp 20.000,-. Ya, dua puluh ribu rupiah. Kami juga masuk ke perpustakaan yang berisi buku-buku. Misalnya buku tentang Bung Hatta, Wakil Presiden Indonesia yang pertama itu dan juga buku-buku sejarah tentang Sumatra Barat. Kami menikmati susasana di pustaka itu.
Setelah dari perpustakaan, kami menjelajahi binatang yang dimasukkan ke dalam kotak kaca yang besar. Di sana ada kambing berkepala dua, kerbau berkaki delapan dan masih banyak lagi yang lainnya yang tidak dapat aku ceritakan semuanya.
Nah, selagi berada di Padang, maka sesudah dari binatang kotak kaca, kami menyewa pakaian adat Padang seharga Rp 20.000,- yang kami maksudakan untuk membuat foto. Kami pun berfoto dengan menggunakan pakaian adat Minang tersebut. Lalu, setelah lama berfoto-foto, kami pun membuka baju tersebut untuk dikembalikan.
Tentu saja perjalanan kami tidak hanya di Rumah Gadang, kami juga ingin melihat dan menikmati suasana di arena Jam Gadang . Ternyata, di sini, di lingungan jam Gadang, banyak tempat yang bisa kita gunakan untuk mengambil foto. Di sana, ada bermacam-macam tempat berfoto. Selain tempat berfoto, kita juga bisa masuk ke dalam Jam Gadang tersebut. Kalau sudah masuk, kita bisa melihat dan menikmati suasana di dalam Jam Gadang yang penuh dengan sejarah masa dahulu.
Di sini, kita bisa juga menemukan foto-foto Mr. Muhammad Hatta dan pahlawan-pahlawan nasional. Bila kita naik puncak Jam Gadang, kita bisa melihat luas kota Padang. Selain Rumah Gadang dan Jam gadang, kami juga menyempatkan diri untuk pergi ke kebun binatang. Di kebun binatang ini, aku dan keluargaku membeli makan siang dan makan di kebun binatang tersebut. Sangat menarik dan membuat kami betah di tempat ini. Mengapa? Ya, di sana ada banyak binatang jinak yang sudah dilatih. Selain ada binatang, kita juga bisa memegang binatang yang ada di sana .
Hal yang aku sukai tentang kampung halamanku adalah kakek dan nenek. Aku rindu terhadap kakek dan nenekku, karena sudah berbulan-bulan kami tak bertemu. Kami cuma bertemu satu tahun sekali. Jadi sewaktu sampai di rumah nenek, aku ingin memeluk nenek se-erat-eratnya. Ingin bisa pulang ke kampung halaman lebih sering. Namun, apa daya, karena banyak hal, itu tidak bisa kami lakukan. Setahun sekali juga sudah sangat syukur.