Oleh Wita Wahyuni,
Mahasiswi Perbankan Syariah, FEBI, UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh
Indonesia, termasuk negara berkembang yang memiliki masalah dengan kependudukan. Pengangguran adalah salah satu problematikanya dimana pencari kerja sangat banyak, sedangkan lapangan kerja sangat sedikit. Selain itu, juga diperparah dengan banyaknya masyarakat yang lebih memilih menjadi PNS ketimbang membuka usaha sendiri yang sebenarnya bisa mengurangi pengangguran. Padahal, masih ada jalan lain yang bisa dilakukan, yakni dengan membuka usaha atau berwirausaha. Berbisnis adalah jalan yang juga dianjurkan dalam Islam.
Nah, membahas tentang membuka usaha sendiri atau berbisnis, dalam Islam bisnis itu adalah pekerjaan yang sangat dianjurkan. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam hadis Nabi sahallahu ‘alaihiwa sallam. Dari rafi’ bin khadij dia berkata :
“Ada yang bertanya pada nabi ‘Wahai Rasulluah, mata pencarian apakah yang paling baik?’ Beliau bersabda, ‘Pekerjaan seorang laki-laki dengan tanggannya dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi) (HR. Ahmad Ath Thabrani dan Al Hakim )
Bahkan pada masa Nabi, berdagang salah satu sarana untuk berdakwah mengenalkan ajaran Islam dan mengeratkan tali silaturahmi. Berdagang juga termasuk dalam sunnah nabi. Banyak sekali kelebihan dari berbisnis atau berdagang itu. Apalagi bila kita mau mengikuti cara-cara Rasulullah berbisnis.
Ya, selayaknya kita dalam berbisnis mengikuti cara berbisnisnya Rasulluan agar kita sukses dan berkah. Cara Rasulullah itu adalah menganut nilai-nilai seperti berikut ini. Pertama, Niatkan karena Allah SWT. Kedua, Bersikap Jujur. Ketiga, Tidak melakukan penipuan. Ke empat, menjual barang berkualitas bagus. Ke lima, tidak menimbun barang. Ke enam, mengambil keuntungan sewajarnya. Ke tujuh, tidak menjual barang haram. Ke delapan, Saling menguntungkan dua belah pihak. Ke sembilan, tidak mudah putus asa.
Jika kita mengikuti poin-poin itu dan mengaplikasikanya dalam berbisnis, pasti bisnis kita akan sukses dan dalam berbisnis kita hurus punya etika berbisnis yang bagus agar pelanggan kita senang dengan produk atau usaha kita.
Tapi pertanyaanya kenapa kita sekarang kurang berminat untuk berbisnis ? Banyak faktor yang mempengaruhi itu, mulai dari tidak ada ide, tidak ada modal, ketakutan terhadap kegagalan dalam berbisnis. Ketika kita gagal, jangan pernah putus asa, karena kegagalan itu adalah awal dari kesuksesan dimana kita bisa belajar dari kegagalan dahulu untuk memperbaiki manajemen bisnis kita.
Selain untuk mendapatkan uang, membuka usaha atau berbisni bisa sebagai wadah dalam menyalurkan hobi atau keinginan. Jika di jaman sekarang tidak memiliki modal, tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak bisa membuka bisnis. Karena jaman sekarang sangat mudah dalam mendapatkan modal, bisa dengan meminta pinjaman di Bank atau menggadaikan barang di Pegadaian.
Jika kita berniat untuk membuka bisnis, tidak ada alasan untuk tidak bisa. Kita bisa mulai dari bisnis kecil kecilan. Jika kita tidak memiliki kemampuan modal, kita bisa meminjam dengan keluarga, teman atau mengajukan pembiayaan di Bank. Jika kita sanggup menjalankan sendiri kita bisa mengajak keluarga,teman atau orang lain untuk bergabung dengan kita dalam membangun bisnis.
Jika kita ada modal, tapi tidak memiliki ide untuk membangun bisnis, kita bisa mencari inspirasi dengan banyak membaca, melihat contoh pebisnis- pebisnis yang sukses atau menciptakan inovasi terbaru dari produk orang yang sudah ada.
Terlepas dari itu semua, dalam kita menjalankan bisnis kita harus sesuaikan dengan tuntunan Syariat Islam agar tidak ada kecurangan dalam berbisnis seperti penipuan, penimbunan, kecurangan dan lain-lain dan menjadi pembisnis yang jujur dan ammanah dan terhindar dari dosa.