• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Monday, February 6, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Cerpen

KEMBALILAH IBU

admin by admin
September 25, 2018
in Cerpen, Literasi, Pidie Jaya, SMP Negeri 1 bandar Dua, Ule Glee
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Dok. Suka suka
Oleh Natasya Wulandari
Kelas VII, SMP Negeri 1 Bandar Dua, Ule Glee, Pidie jaya, Aceh.
Sebut saja namaku Laras. Aku memiliki ayah, ibu dan abang. Abangku masih duduk di bangku sekolah SMA.  Abang, tipe anak yang cuek, mungkin karena dari kecil tidak dapat perhatian dari ibu. Dari kecil aku sudah diasuh oleh ayahku.   Aku memiliki seorang ibu yang tidak pernah ada di sampingku . Karena ibuku pergi terlalu jauh dariku dan ayahku…
            Selam itu, ibuku tidak pernah pulang. Sampai ayah bermusyawarah dengan Tuhapeut  di kampong untuk mencari ibu. Kemana – mana ayah sudah mencari, tetapi jejak ibu tak berbekas. Di tahun 2010 saat usiaku 4 tahun, ayah mendapat kabar  ibu berada di ibukota provinsi. Bergegas ayah dan keluarga menelusuri ibu. Kami berangkat  dengan menggunakan 2 mobil. Harapan ayah, ibu mau kembali, mengingat usiaku yang masih kecil. Akhirnya kami selesaikan masalah ini dan berjumpa dengan ibu di Polsek kabupaten kecil . Ketika ditanya  ibu tak mengaku nama sebenarnya, ‘Halimatusakdiah’. Ibu mengaku namanya ‘Ica’ dan ibu tak mengakui  Laras sebagai putri kandungnya. Laras sedih…. hati ini menjerit. Tapi aku bisa apa yang kala itu masih kecil yang tidak tahu apa apa. Air mataku membasahi pipi. Dinding Polsek itu menjadi saksi dan ibu ku mengaku belum menikah. Padahal mereka adalah suami istri. 
Semenjak aku  berumur dua bulan, hingga aku  berumur tiga belas tahun pun juga belum pulang ibu. Ibu bilang, ibu kuliah di Provinsi. Waktu demi waktu, umurku makin bertambah menjadi empat belas tahun. Aku kian tumbuh jadi gadis remaja. Aku malu ketika teman dan guruku selalu bertanya mana ibumu Laras ?  Aku hanya bisa bilang, ibu kuliah. Begitulah ayah menjelaskan padaku. Aku memiliki seorang ayah yang  sangat super sekali sangat sabar menghadapi kami . Ayah lah yang selama ini mengurusi kami. Ayahku tidak pernah mengatakan lelah dalam mengurusi kami. Ayahku bangun setiap pukul 05.00 WIB  untuk memasak nasi buat kami. Supaya kami sarapan dan tidak lapar waktu  bersekolah.
            Karena kami tidak memiliki seorang ibu, begitulah nasib kami dengan abang. Tentulah, kami merasa sedih karena kekurangan seorang ibu, karena ibu kami selau sibuk dengan pekerjaannya. Aku selalu berharap semoga ibu bisa bersatu kembali dengan kami. Ibu…. dimana pun engkau berada, jika engkau membaca tulisan ini. Pulanglah ibu.  Aku gadis kecilmu yang tak pernah kau belai manja sudah tumbuh menjadi gadis remaja. Aku membutuhkanmu. Aku tak membencimu walau terkadang kesal. Kepada siapa aku kesal? Aku pun bingung padamu kah pada ayah? Atau kah  pada takdir?. Orang bilang, aku ‘lasak’ kreh kroh. Ya beginilah aku. Aku mencoba menghibur diriku sendiri. Aku anak yang periang, tidak pernanh murung, selalu tersenyum. Padahal, setiap malam kala mau tidur, seperti ada yang kurang. Ada yang tidak aku dapatkan seperti layaknya anak lain. Ayahlah yang selalu menguatkan, walaupun tanpa ibu kami bahagia. Ayah yang selalu memberikan fasilitas untukku. Handphone, yaa Hp menjadi temanku kemana pun aku pergi. Aku lalai dengan hp, sehingga kerinduan kepada ibu tak kuingat lagi. Sampai sampai aku sering ditegur oleh guru sekolah dan guru mengaji, karena asyik dengan Hp. Janganlah kawan kawan seperti diriku, biar lah nestapa ini menjadi kisah hidupku. 
            Sampai sekarang aku masih bingung sebenarnya, apa yang menyebabkan ibu sibuk bekerja sampai tak pernah kembali. Saat menulis ini air mataku berlinang, adakah engkau di sana merindukanku ibu?  Doakan lah aku selalu. Salam rindu, buat ibu ku tercinta di peraduan.

Related

Previous Post

KAMPUNG YANG BERSIH DAN INDAH

Next Post

Rasa Cinta

admin

admin

Next Post

Rasa Cinta

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

The Power of Mindset

The Power of Mindset

23 hours ago
Tebak-Tebak Buah Manggis untuk Vonis Sambo

Tebak-Tebak Buah Manggis untuk Vonis Sambo

1 day ago

Trending

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

9 months ago

Popular

Majalah POTRET Gelar Lomba Menulis Essai Se-Aceh

Majalah POTRET Gelar Lomba Menulis Essai Se-Aceh

2 weeks ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

9 months ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago
Nasehat Kepemimpinan dari Sang Perdana Menteri

Nasehat Kepemimpinan dari Sang Perdana Menteri

4 weeks ago

Jambatan Sastera Kelantan – Aceh Segera Luncur

1 week ago

Spam Blocked

2,165 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version