ilustrasi : Tribun Kaltim
Oleh Nana Puspita S.Pd
Guru SMP Negeri 1 Bandar Dua, Ule Glee, Pidie Jaya
Hai……nama ku Cinta, aku adalah belahan jiwanya Rangga. Malam itu Rangga mengabarkan akan pulang dan aku girang kesenangan . Yeeeaacchh…………..
Rangga yang bekerja di luar kota akhirnya tak tahan hati jika tak pulang, padahal katanya tak pulang karena banyak kerja.
Sudah pukul 23.00 WIB, aku harus tidur agar esok ketemu Rangga mataku tak pandai. Aku terbiasa terbangun pukul 4.45 WIB. Sambil menunggu azan subuh , aku salat sunah.
Kreeeek………terdengar suara. Dalam salatku yang tak khusuk seperti ada yang mendobrak pintu gudang. Ku tepiskan khawatir, dilanjutkan salat hingga selesai. Bergegas kulihat hp. Yaa….Allah, Rangga sudah telepon dari tadi, tapi hpku silent. Terdengar suara ketuk pintu, bergegas aku membuka pintu.
Rangga yaa……..teriakku dari dalam, memastikan itu dia. Iya jawabnya. Cepat buka pintunya, kata Rangga dengan nada kesal. Lalu aku kembali melanjutkan salat subuh, dan Rangga pun bersiap siap salat subuh.
Rangga : “ Cin,…gak ada air ? “
Cinta : “ ouh, iya malam ini tidak ada ie pet. Ie mon saja hidupkan.
Lalu rangga menghidupkan air
Cinta : “ tak terdengar suara air naik, matikan saja airnya “
Langit belum terang, kesalku sudah datang. Hhhmm…hari ini tak bisa mencuci, tak ada air.
Rangga : Yaa sudah, mau bagaimana?, sahut Rangga. Nanti kita panggil tukang, kita perbaiki.
Cin.., aku capek mau istirahat dulu, katakan pada anak anak jangan ribut. Mana kain sarung Cin,…….
Cinta : yaah…..tak ada kain sarung bersih. Sudah seminggu Cinta tidak menyuci, sibuk dengan pekerjaan kantor. Yang ini saja boleh? Ku berikan kain sarung dalam lemari.
Tibalah malam hari, aku mengecek ie pet apakah ada. Pukul 12.00 aku coba hidupkan tarik ie pet tak juga naik. Hari ke 2 ku tunggu datangnya air tak juga ada. Hari ke 3, di hari Senin saat memulai aktivitas aku harus mengangkat air 3 ember untuk mandi anak anak sekolah. Dan di hari ke 4 sabarku sudah habis, tak ku tunggu lagi datangnya air pet, kain kotorku sudah bertumpuk . Gerraaaamm………..aaarrghh….
Ku angkat air tiga ember, ku masukkan ke dalam mesin cuci diputar dan digiling mesin cuci. Ku bawa kain ke rumah tetangga ujung jalan. Di sana aku menumpang bilas pakaian.
Cinta :” kak, boleh tak numpang bilas pakaian ?” kami sudah 3 hari tak hidup ie pet
Tetangga : “ ohya…silahkan saja, timba saja air dalam sumur “.
Aku seperti hidup di zaman orde lama, lihat saja air tak ada . Bilas pakaian dengan cara menimba air sumur.
Dan akhirnya selesai bilas aku pulang. Aku jemur pakaian. Lelah, letih dan lemas sudah pasti. Bukan karena menyuci, tetapi karena kebutuhan air di rumah yang sulit. Sampai kapan cara kerja yang tak profesional ini? Kepada siapa rakyat mengadu ? Selain pada Tuhan
“Rangga……….aku merindukannmu “ memanggilnya dalam batinku. Cuma Ranggalah yang bisa menghilangkan lelahku dengan aktivitas seharian .
Daan benar, ikatan batin kita selalu kuat. Telepon berdering kriiing…..kriing….. Ranggaku telepon. Dengan lemas aku menjawab suara telepon “ Hallo” iya hallo, sayang mengapa suaranya lesu sekali, lagi ngapain sayang ?”
Cinta : “ 3 L sayang. Kecapekan nyuci, angkat air numpang bilas lagi di rumah tetangga
Rangga : aduh sayang capeknya…. cup cup cup, nti klo Rangga pulang kita makan bakso ya.
Hiburnya, dan aku senyum tertawa
Hari ke 5, Alhamdulilah air pet sudah ada.
Dan pekerjaan dapur jadi lancar.