Banda Aceh – Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak Aceh menggelar pelatihan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan anak ( SIMFONI-PPA) bagi seluruh jajaran Polres dari unit PPA dari 23 kabupaten/kota di Aceh, Polda Aceh, P2TP2A 23 kabupaten/kota Aceh, dan lembaga pemberi layanan lainnya seperti LBH Apik Aceh, Dinas Sosial, Rumah sakit Bhayangkara, RS Ibu dan anak, dan Flower Aceh, Selasa-Kamis, 4-6 September 2018 di Hotel Mekkah, Banda Aceh.
Sistem informasi Online perlindungan yang disebut sebagai Simfoni PPA adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pencatatan, pelaporan, dan pengintegrasian data kekerasan perempuan dan anak bagi unit layanan perempuan dan anak di tingkat pusat maupun daerah.
Simfoni PPA telah dibangun sejak tahun 2016. Data yang telah diinput merupakan informasi penting yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh unit layanan serta bahan advokasi kepada instansi terkait berdasarkan bukti riil. Di samping itu, dalam Simfoni PPA dapat pula dimanfaatkan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi keaktifan lembaga dalam pencatatan dan pelaporan data Simfoni PPA.
Kepala DPPPA Nevi Ariayani dalam sambutannya mengatakan training ini bertujuan untuk mengsosialisasikan hasil pengembangan sistem aplikasi sistem pencatatan dan pelaporan SIMFONI-PPA tingkat Provinsi kepada petugas pengelola data kekerasan tingkat Kabupaten/Kota di Aceh.
“Selain itu pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan koordinasi pengelolaan data kekerasan antar jejaring di unit pelayanan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, dan peserta juga diharapakan dapat menyusun Rencana Tindak Lanjut implementasi penggunaan dan pemanfaatan SIMFONI PPA di masing-masing Kabupaten/Kota-nya,” jelas Nevi.
Lebih lanjut Nevi mengatakan dari hasil pemantauan melalui Aplikasi Simfoni PPA dapat dilihat data kekerasan yang telah terinput pada tahun 2016 berjumlah 800 kasus sedangkan tahun 2017 berjumlah 777 kasus. Jumlah data ini sangat jauh berbeda dengan jumlah data yang dikirimkan secara manual, dimana pada tahun 2016 berjumlah 1.648 kasus sedangkan tahun 2017 berjumlah 1.791 kasus.
Perbedaan data ini kemungkinan besar disebabkan masih adanya Kab/Kota di Aceh yang belum tuntas dalam melakukan penginputan data kedalam Aplikasi Simfoni PPA atau dimungkinkan terjadinya pencatatan ganda.
“Oleh sebab itu, aplikasi Simfoni PPA ini hadir untuk meminimal terjadinya pencatatan ganda sekaligus memudahkan antar lembaga layanan dalam memberikan layanan kepada korban kekerasan. Dengan adanya aplikasi ini maka ketergantungan data hanya kepada personal tertentu saja, dapat terus diperbaiki,” Jelas Nevi.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan selain dapat mempercepat ketersediaan data juga dapat mensingkronisasikan data kekerasan sehingga ke depan tidak terjadi lagi perbedaan data antara data manual dengan data yang diinput melalui aplikasi Simfoni PPA, tutup Nevi.
Dalam acara pelatihan simfoni PPA ini, DPPPA Aceh memberikan penghargaan kepada tiga kabupaten penginput terbaik sepanjang tahun 2017, yaitu P2TP2A kabupaaten Banda Aceh, P2TP2A kabupaten Aceh Singkil dan P2TP2A kota Sabang. Selain itu penghargaan juga diberikan kepada Polsek Simpang Kiri kota Subussalam sebagai unit PPA Terinspirasi dalam Pengimputan Aplikasi SIMFONI-PPA tahun 2017. Pelatihan ini ditutup dengan penanganan komiten dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) peserta Failitasi Penyelenggara Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak.