Siapa sih yang tidak ingin mendapat panggilan dari seorang Presiden? Apa lagi jika untuk sekedar ngobrol bersama. Ya! Pasti semua insan ingin mendapatkan kesempatan tersebut. Terlebih, itu adalah suatu kehormatan yang membanggakan. Perasaan senang bercampur gembira akan dirasakan bagi yang mendapatkan kesempatan tersebut. Inilah yang dirasakan Any Anggorowati. Pegiat literasi dari ujung tenggara kabupaten Banyumas, tepatnya di kelurahan Kebokura kecamatan Sumpiuh kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Any, merupakan pegiat literasi yang sukses membawa harum nama Griya Baca JELITA (Jendela Literasi Tanah Air), taman baca yang dikelolanya menuju prestasi tingkat nasional. Kesuksesan tersebut setelah bergabungnya GBJ (Griya Baca Jelita) ke dalam Pustaka Bergerak Indonesia (PBI). Berbekal kepiawaiannya dalam bermain musik, iapun membuat mars penggerak literasi dan sukses dibumingkan di seluruh pelosok tanah air. Mars tersebut diresmikan oleh presiden PBI, Nirwan Ahmad Arsuka, di Grand Galaxy Park Mall Bekasi, Jawa Barat (6-9/4/2018).
Berbagai inovasi kegiatan untuk mendekatkan masyarakat pada buku terus ia galakkan. Mulai dari kegiatan di dalam GBJ, maupun di luar. Seperti lapak baca yang sering dilakukannya di beberapa tempat keramaian. Kegigihan, sepakterjang, dan kreatifitasnya membawa dampak positif bagi masyarakat kecamatan Sumpiuh dan sekitar. Pengembangan literasi di kecamatan Sumpiuh mulai dengan membuat lesehan baca, lapak baca, dan sudut. Berbagai program kegiatan yang dilakukan GBJ, tidak dilakukannya seorang diri. Any dibantu oleh Iwan Sanusi, Andri Setiawan, Eni Sugiyarti, Pandu, Nada, dan Tri Hartono selaku relawan literasi GBJ.
Berkat inilah, Presiden Joko Widodo memanggilnya untuk berbuka bersama di Jakarta, Rabu (23/5/2018) silam. Any tidak sendirian, ia diundang bersama dengan 30 pegiat literasi PBI di seluruh pelosok tanah air. Acara tersebut bertajuk ‘Ngobrol Santai dan Bukber Bareng Jokowi’ dan diselenggarakan di Cafe Paradigma, Kantor DPD Golkar Cikini Jakarta.
“Tidak saya sangka sebelumnya bakal mendapatkan kesempatan langka ini. Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu GBJ dalam setiap kegiatan,” ucap ibu 2 anak ini.
“Grogi rasanya, hanya berjarak sekitar 1,5 meter dari Bapak Presiden. Karena terlalu grogi, saya sampai lupa tidak minta foto bareng saat berjabat tangan, padahal bisanya saya suka berfoto. Rasanya ingin kembali dipanggil untuk bertemu dengan orang nomor 1 di Indonesia ini,” tambahnya.
Dengan aksi yang ia lakukan, kini Camat kecamatan Sumpiuh memberikan gubug pendidikan sebagai hasil advokasi untuk mewujudkan sudut baca. Berbagai perlombaanpun sering ia ikuti, dan hasilnya tidak mengecewakan. Diantaranya adalah pada tahun 2015 mewakili kabupaten Banyumas ke tingkat provinsi Jawa Tengah pada lomba karya nyata PTK Paudni berprestasi, penghargaan pegiat literasi kabupaten Banyumas pada tahun 2016. Selain itu pada tahun 2017, masuk dalam 10 besar lomba essay Olimpiade Literasi Nasional yang diadakan makmal pendidikan. Juga mendapatkan SK dari Camat Sumpiuh, Abul Kudus, dibidang pendidikan dan taman kota.
Ia menambahkan bahwa pada tahun 2018, mendapat penghargaan sebagai juara 2 lomba karya nyata PAUD dan Dikmas berprestasi tingkat kabupaten Banyumas. Selain itu ia juga mengikuti berbagai lomba yang ada di media sosial.
“Menang atau pun kalah, bagi saya tidak ada masalah. Saya hanya bermodal duduk dan menuangkan gagasan, ide, dan yang saya jalani ke dalam bentuk tulisan. Saya hanya belajar mencari penghidupan untuk keberlangsungan GBJ,” pungkasnya. (Fajar Pujianto/ Pegiat Literasi TBM Anfat Karanglewas)