Ilustrasi Greeners.co
Oleh : Juni Febrian
Siswi kelas VII-1 SMPN 7 Satap Bandar Baru
Lueng putu Pidie jaya
Pada suatu hari anak burung merpati sendirian di rumahnya. Rumahnya di atas pohon. Dia sudah ditinggal oleh ibunya semenjak dari kecil. Dia begitu takut melihat orang-orang yang lewat di jalan depan rumahnya, takut kalau orang itu akan menyakitinya.
Saat itu, anak merpati itu melihat burung-burung merpati mengepakkan sayapnya untuk terbang. Keesokan harinya, dia mengepakkan sayapnya untuk belajar terbang sehingga ia menabrak pohon. Dia mengepakkan sayapnya seperti burung-burung merpati yang dia lihat kemarin. Tetapi dia malah jatuh dan terluka. Dia berusaha untuk bangun dan mengepakkan sayapnya kembali, namun ia malah jatuh dan pingsan tak sadarkan diri. Dia ditolong oleh seorang anak yang lewat di depan pohon dekat rumahnya. Anak itu pun mengobatinya sampai anak merpati itu pulih. Setelah dia pulih anak itu mengajari anak merpati terbang sampai bisa. Setelah itu dia melepaskan anak merpati itu. Anak merpati itu menggesekkan ekornya ke tangan anak yang telah berjasa bagi hidupnya sebagai ucapan terimakasihnya untuk anak itu.
Setelah itu, anak merpati terbang ke hutan untuk mencari makan dan tanpa ia sadari ia menabrak seekor merpati tua. Lalu anak merpati itu meminta maaf karena tidak sengaja menabrak merpati tua. Merpati tua tersenyum dan menanyakan siapa namanya. “Siapa nama kamu ?” Tanya merpati tua. Ia menjawab : “nama saya Rio !”.
Anak merpati itu sebenarnya tidak tahu kalau namanya itu Rio. Dia tahu karena diberitahukan oleh merpati betina, yaitu tetangga rumahnya yang baik hati dan begitu peduli akan dirinya. Merpati betina itu tahu nama anak merpati itu karena pernah mendengar ketika ibu anak merpati itu memanggil-manggil anaknya.
Merpati tua itu terkejut dan teringat waktu ia meninggalkan anaknya setelah melahirkannya. Nama yang ia berikan sama dengan nama anak merpati itu, yaitu Rio. Merpati tua itu berpikir kalau Rio itu pasti anaknya. “Dia pasti anakku yang sedang kucari-cari selama ini” bisik batin merpati tua.
Merpati tua itu memberanikan diri untuk mengungkapkan bahwa Rio adalah anaknya. “Rio, kamu adalah anakku yang aku tinggalkan dulu, maafkan aku telah meninggalkan kamu nak ! ucap merpati tua disertai deraian air mata. Anak merpati yang bernama Rio itu tersentak kaget, bagaikan petir di siang bolong. Ia tak percaya kalau merpati tua yang di depannya itu adalah ibunya yang begitu tega meninggalkannya. Rio merasa sedih dan sakit hati akan tetapi dia tidak bisa marah sama sekali karena merpati tua itu adalahibunya, ibu yang telah melahirkannya. Akhirnya, Rio memaafkan ibunya seraya berkata : “jangan tinggalkan aku lagi ibu, aku begitu rindu belaian dan kasih sayangmu”. Merpati tua dan anaknya akhirnya berpelukan dan tersenyum bahagia.