• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Monday, February 6, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Aceh

Mengenal Gutel, Panganan Khas Gayo Saat Berburu

admin by admin
August 9, 2018
in Aceh, Gayo, Kuliner
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

ACEH – Gutel, begitu orang menyebut makanan yang terbuat dari tepung beras, kelapa, gula dan air ini. Cara membuatnya pun cukup sederhana, hanya mencampur seluruh bahan tersebut, lalu dibentuk lonjong sebesar telur ayam.
Setelah di gumpal, Gutel di balut dengan daun pandan. Menurut warga Gayo, Gutel ini kerap dijadikan sebagai bekal makanan saat bepergian kedalam hutan untuk berburu. Karena, kudapan ini begitu mudah di simpan dan tahan hingga beberapa hari.
Dulunya orang Gayo saat belum mengenal kenderaan, melakukan perjalanan yang melintasi hutan juga dibekali Gutel. Termasuk saat akan berperang gerilya melawan penjajah Belanda dan Jepang.
“Makanan ini sudah ada sejak zaman dulu, bahkan pada zaman perang sudah ada,” kata Marni seorang penjaga anjungan Kabupaten Gayo Lues saat ditemui, Kamis (9/8).
Bagi masyarakat Gayo, Gutel bukan hanya pengganti nasi. Namun, menjadi tradisi jika hendak berburu di alam liar. Gutel menjadi panganan yang telah disiapkan keluarga atau warga sebelum memasuki hutan untuk berburu.
Selintas, Gutel ini mirip dengan gorengan jenis godok-godok. Menariknya, Gutel ini dibalut dengan daun pandan sehingga terlihat rapi. Soal rasa, kudapan ini bisa menjadi teman yang pas dengan segelas Kopi.
Marni menyebutkan, yang membuat Gutel ini menarik adalah karena pembuatannya yang di kemul (digumpalkan dengan kekuatan genggaman jari). Sehingga isinya padat.”Tingkat kelezatan Gutel ini juga terletak pada tingkat kecintaan kita pada si pembuatnya,” sebut Marni.
Di zaman yang serba canggih ini, panganan Gutel ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Sehingga, Gutel hanya ada saat perayaan kebudayaan atau hari hari tertentu saja. “Bahkan yang jual sudah jarang. Kalau lagi ada acara, baru banyak yang buat,” pungkasnya. []

Related

Previous Post

BNN Kota Lhokseumawe Menggandeng Wartawan Kampanye Anti Narkoba

Next Post

Lukisan Istana Darud Dunia hingga Manuskrip Kuno di PKA VII

admin

admin

Next Post

Lukisan Istana Darud Dunia hingga Manuskrip Kuno di PKA VII

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

The Power of Mindset

The Power of Mindset

22 hours ago
Tebak-Tebak Buah Manggis untuk Vonis Sambo

Tebak-Tebak Buah Manggis untuk Vonis Sambo

1 day ago

Trending

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

9 months ago

Popular

Majalah POTRET Gelar Lomba Menulis Essai Se-Aceh

Majalah POTRET Gelar Lomba Menulis Essai Se-Aceh

2 weeks ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

9 months ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago
Nasehat Kepemimpinan dari Sang Perdana Menteri

Nasehat Kepemimpinan dari Sang Perdana Menteri

4 weeks ago

Jambatan Sastera Kelantan – Aceh Segera Luncur

1 week ago

Spam Blocked

2,165 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version