Oleh Lina Zulaini
Badan tegar tegap
Hanya mampu ku tatap melalui bingkai
Lipatan bibir
Hanya bisa ku sentuh pada sebuah gambar
Andai aku mampu
Merayu Sang Agung
Menyingkap rahasia tentang satu hari
Kepulangan imamku
Tentu aku siap merebut posisi
Namun tetap saja
Lagi lagi aku kalah oleh takdir
Masa singkat dia
Menggema, mencakrawala, menutup rintihan
Di bawah kuku – kukunya yang jalang
Terlahir aroma sukma menggelegar
Tumbuh jiwa -jiwa suka cita
Di balik peluhnya yang berbisa
Hadir hembusan bahagia
Mencekam luka, menusuk bisa
Merajut kisah sempurna bersama anggota
Andai aku mampu
Merayu sang pemilik jiwa
Kembalikan selaksa yang pernah jadi milikku
Pulangkan dia pada semesta yang bisa kuraih
Hasbi
Mereka menyebutnya
Dulu, kini dan esok
Namun aku suka memanggilnya
Ayah