• *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • *WARGA MUHAMMADIYAH LEMBAH SABIL SANTUNI 100 ANAK YATIM*
  • Gepeng Yang Diamankan Satpol PPWH Banda Aceh Pakai Sabu Sebelum Beraksi
  • Home 1
    • Air Mata Mata Air
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Memilih Pendidikan, Memilih Masa Depan
  • Redaksi
  • Telaga Sastra Cinta “Savitri J”
Thursday, February 9, 2023
No Result
View All Result
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Cerpen

Mentari Terakhir Untuk Purnama

admin by admin
April 3, 2018
in Cerpen, Sastra
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

By Lina Zulaini
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah
            Aku seorang pendosa, ini kata-kata yang tepat untukku. Jangankan ibadah, aku bahkan membenci orang-orang beribadah. Sok alim. Sok suci. Itu cercaku pada orang-orang yang menasehatiku. Aku seorang gadis yang suka bergonta-ganti kekasih, suka memakai jeans meski siap diomelin oleh ibu, kelayapan hampir setiap malam, kurasa itu pengaruh aku tinggal di kota.
            Namun itu semua telah menjadi kisah lamaku. Semenjak aku mengenal dan dekat dengan seorang bidadari bernama Purnama Ratnasari. Ia seorang yang awalnya aku benci karena sering berkomentar tentang penampilanku yang tak sesuai sikap seorang muslimah.
“Perempuan itu lebih cantik ketika berhijab”. 
Kata ajaib itu membuatku terhipnotis hingga aku memutuskan berhijrah.
            Masa kelam, kubiarkan ia tenggelam. Kini aku sedang mengukir sejarah baru bersama orang-orang yang kusayang, satu di antaranya Purnama, sahabat dunia akhiratku. Aku mengenalnya ketika kami masuk kuliah. Semakin lama aku mengamatinya, semakin kagum aku terhadap sudut pandangnya pada alam semesta ini.
“Aku suka menunggu matahari terbit”.
Ya, menanti sang fajar adalah satu hal favorit yang dia lihat hampir setiap pagi. Ia berkata memandang matahari terbit membuatnya tambah bersyukur karena ia masih bisa bernapas, dan ia tak sabar menunggu hari esok.
“insya Allah besok pagi aku pulang ke kampung, kamu baik-baik di sini ya. Still istiqamah cantik”.
Dia hampir selalu membuatku bahagia dengan pujian-pujiannya. Namun, pesan singkat itu adalah komunikasi terakhir kami yang hampir dua bulan. Berulang kali aku mencoba menghubunginya tapi tak pernah tersambung. Mungkin koneksi jaringan di kampungnya sangat buruk, aku mencoba menghibur hati pilu ini.
“Aku sedang menunggu terbit fajar nih, kata kakakku mentari di sini lebih indah”.
            Usai shalat subuh aku membaca pesan singkat Purnama. Aku tersenyum. Rasanya aneh tiba-tiba dia mengirimku pesan soal matahari terbit tanpa kabar apapun hampir dua bulan lebih. Purnama, kamu memang penuh misteri.
            Aku menekan tombol memanggil pada telepon genggamku. Tidak ada jawaban dari seberang, kurasa Purnama masih menikmati mentarinya.
            Menjelang pukul 07.15 WIB, aku telah siap untuk berangkat ke workshop yang kudaftar minggu lalu. Namun sanubari ini masih memikirkan Purnama. Kucoba menghubunginya lagi, lama aku menunggu hingga,…
“Assalamualaikum Dek Rahma,…”
Rasanya ada biji rambutan yang tersekat di kerongkonganku. Tubuhku tiba-tiba terjatuh dan hanphoneku terlepas dari genggaman. Purnama, mengapa kamu begitu cepat pergi? Bukankah kamu berjanji akan menanti mentari terindahmu bersamaku?
            Kabar kepergian Purnama kudapat dari kakaknya. Purnama mengidap kanker otak stadium akhir dan mustahil untuk disembuhkan. Impossible,selama dua tahun kami berteman ia baik-baik saja, batinku tak percaya.
            Purnama, maaf tak bisa menyaksikan mentari terakhirmu bersamaku. Kini, setiap hari aku duduk di jendela dan menunggu terbitnya fajar. Kamu benar Purnama, mentari itu sangat cantik. Secantik dirimu.   

Related

Previous Post

Sosialisasi Pelayanan Internal Kampus

Next Post

Rumah

admin

admin

Next Post

Rumah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Julaini, Bahagianya Anak Yatim Piatu Mendapat Bantuan Sepeda dari CCDE

Julaini, Bahagianya Anak Yatim Piatu Mendapat Bantuan Sepeda dari CCDE

31 mins ago
SIPETOK dan FISHY  Produksi  Siswa SMKN 1 Jeunieb

SIPETOK dan FISHY Produksi Siswa SMKN 1 Jeunieb

14 hours ago

Trending

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago
Negara Partitokrasi, dan Kewajiban Menolak Perilaku Anti Demokrasi

Negara Partitokrasi, dan Kewajiban Menolak Perilaku Anti Demokrasi

2 days ago

Popular

Majalah POTRET Gelar Lomba Menulis Essai Se-Aceh

Majalah POTRET Gelar Lomba Menulis Essai Se-Aceh

2 weeks ago

Jangan Samakan FGD dengan Seminar

9 months ago

5 Sepeda untuk Program 1000 Sepeda

6 years ago

Jambatan Sastera Kelantan – Aceh Segera Luncur

2 weeks ago
Negara Partitokrasi, dan Kewajiban Menolak Perilaku Anti Demokrasi

Negara Partitokrasi, dan Kewajiban Menolak Perilaku Anti Demokrasi

2 days ago

Spam Blocked

2,171 spam blocked by Akismet

Follow Us

  • Redaksi
  • Feed

Copyright © 2022, potretonline.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Potret Utama
  • Sorotan
  • Bingkai
  • Bingkai Sekolah
  • Frame
  • Tips Kita
  • News
  • Sehati
  • English Article
  • Wisata
  • Blitz
  • Sastra
  • Sketsa
  • Peace Corner
  • Kronis
  • Lensa

Copyright © 2022, potretonline.com

Go to mobile version