Banda Aceh – Majelis Wilayah Forum Alumni HMI Wati (FORHATI) lantik pengurus FORHATI se-Aceh pada 21/4 di Gedung Wanita Aceh. Kegiatan ini sekaligus memperingati hari Kartini yang rutin dirayakan pada setiap tanggal 21 April dengan mengusung tema “Refleksi peran FORHATI dalam mendukung gerakan perempuan di Aceh”. Pelaksanannya dirangkai dengan aksi jalan sehat di car free day pada 21/4 di simpang 5, Banda Aceh.
Proses pelantikan pengurus FORHATI se-Aceh ini disaksikan oleh jajaran pengurus Majelis Nasional FORHATI dari Jakarta. Dalam sambutannya, Hanifah, Koordinator Majelis Nasional FORHATI menyebutkan harapannya dihadapan kader HMI wati tentang pentingnya menjaga semangat perjuangan perempuan Aceh melalui kontribusinya dalam pembangunan Aceh. “Sebagai wadah bagi perempuan-perempuan hebat di Aceh, FORHATI menjadi sarana strategis dalam mengembangkan dan mempersiapkan sumber daya perempuan dengan kualitas mumpuni, sehingga diperhitungkan dan menjadi bagian penting dalam proses pembangunan Aceh.
Menjawab harapan tentang peran strategis FORHATI di Aceh, ketua Majelis Wilayah FORHATI Aceh, Amrina Habibi, SH menjelaskan bahwa “FORHATI Aceh melakukan berbagai upaya untuk berkontribusi pada pembangunan Aceh yang berkeadilan dan berprespektif perempuan secara berkelanjutan.
Terkait dengan upaya peningkatan kapasitas perempuan HMI, Amrina menambahkan bahwa “FORHATI melaksanakan kegiatan untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas perempuan HMI secara terstruktur dan berkesinambungan, harapannya agar dapat memperkuat perempuan HMI dalam melakukan advokasi terkait isu-isu perempuan dan anak, mengingat banyaknya permasalahan yang terjadi dalam dinamika sosial kemasyarakatan yang menimpa perempuan dan anak yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama perempuan-perempuan HMI”.
Keberadaan FORHATI memberikan manfaat penting bagi anggotanya. Hal ini dirasakan oleh Rahmi, Presidium FORHATI Bireun “Secara pribadi saya merasa senang bisa terlibat dan menjadi bagian dalam FORHATI. Melalui wadah ini, ada banyak kegiatan positif yang bias dilakukan bersama rekan-rekan untuk kepentingan umat dan kemaslahatan bersama, khususnya terkait isu kekerasan terhadap perempuan dan anak.