Oleh Auliana Rizky
Aku ingin memulai semuanya dari pertama.
Tapi, mengapa sesulit ini? Jalanku terasa gelap.
Terkadang aku ingin juga meyakinkan, kamu yang ku cari.
Terkadang, kamu juga yang mengalunkan sedikit beban ini.
Tapi, apa yang membuatmu marah kepadaku?
Semakin aku mendekat,semakin kamu menjauh.
Apa aku tidak pantas untukmu?
Apa hidupku berbeda dengan hidupmu?
Apa inginmu berbeda dengan inginku?
Apa benar aku ditakdirkan berjalan dengan sendiri?
Apa yang membuatmu marah kepadaku?
Terkadang kamu juga ingin berjalan bersebelahan denganku.
Kamu ulurkan tanganmu untuk aku genggam.
Dan terkadang kamu juga mencoba menjauh, entahlah.
Hidup kita memang berbeda, kamu ada dan aku tiada.
Rasa inginku lebih besar daripada kesadaranku.
Tapi, apa yang membuatmu marah kepadaku?
Terkadang pikiranku bertemu dengan 1000 pertanyaan.
Dan aku berusaha untuk menjawabnya sendiri.
Bagiku Kamu sosok teman sempurna yang dititipkan mahakuasa.
Ku tulis lembaran ini untukmu, Ku yakin kamu akan baik saja tanpaku.
Tuhan……. kutitip dia kembali kepadamu.
Tuhan berikan tempat sandaran yang baik untuknya.
Aku bukan tidak berusaha lagi, hanya saja aku sudah merasa lelah.
Tuhan ku serahkan semuanya kepadamu, engkau lebih mampu.
Kini aku mengerti, bahwa rasa ingin dan butuh adalah dua hal yang berbeda.
Engkau lebih tau apa yang aku butuhkan daripada yang aku inginkan.
Biarkan aku berjalan dengan sendiri.
Tanpa ada pertanyaaan yang terus menyelimuti pikiranku.
Dan juga satu pertanyaan yang sering kubawa ke manapun ku pergi.
Apa yang membuatmu marah?
10 Februari 2018