Banda Aceh-Kota Banda Aceh akan terus berusaha untuk ditetapkan sebagai Tuan Rumah MTQ ke-34 tingkat Provinsi Aceh pada 2019 yang akan datang. Pemerintah Kota sangat serius dimana permohonan sebagai tuan rumah telah dikirimkan ke Gubernur Prov Aceh dan juga ke LPTQ Aceh saat musyawarah tahunan yang diselenggarakan di Idi Kab Aceh Timur, menjelang penutupan MTQ ke-33 November lalu.
“Kita harus menjadi tuan rumah pelaksana MTQ ke-34 tingkat Provinsi tahun 2019 mendatang. Kita akan terus berupaya sekuat tenaga untuk mewujudkannya, kita akan tunjukan kepada Aceh dan Nasional bahwa Kota Banda Aceh mampu menjadi tuan rumah terbaik,” kata Walikota Banda Aceh, H Aminullah Usman SE Akk MM, Jum’at malam (1/12/2017) pada acara zikir dan tausyiah gemilang di pendopo.
Aminullah Usman juga bertekad meraih sukses ganda diajang MTQ tahun 2019 nanti, yakni sukses sebagai penyelenggara dan sukses prestasi sebagai juara umum.
“Tahun ini kafilah Kota Banda Aceh berada di urutan ke empat terbaik secara keseluruhan. Alhamdulillah ada peningkatan dari MTQ ke-32 Nagan Raya tahun 2015 lalu, terutama dari sisi raihan juara di sejumlah cabang. Dan untuk mencapai prestasi juara umum, tentunya dibutuhkan persiapan yang luar biasa, baik sarana dan prasarana, maupun persiapan peserta kafilah kita,” ujar Aminullah.
Pak Wali menambahkan, untuk mengikuti MTQ tahun 2019, Pemko melalui LPTQ harus mulai melakukan pembinaan lebih baik lagi dan melakukan seleksi peserta dengan cara menggelar MTQ mulai Tingkat Gampong, Kecamatan dan Tingkat Kota Banda Aceh. Ini dilakukan agar mendapatkan Qari dan Qari’ah serta peserta cabang lain yang lebih berkualitas.
Dalam kegiatan Zikir dan Tausiah Gemilang kali ini, MPG menghadirkan Tgk Mustafa Husein Woyla, yang menyampaikan ceramah dengan tema ‘Indahnya Silaturrahmi dan Ukhwah Islamiyah’.
Dalam tausiahnya, Tgk Mustafa menyampaikan bahwa sala-satu faktor yang membuat manusia hidup bahagia di dunia dan akhirat adalah silaturrahmi.
“Sepintar apapun kita, seshaleh apapun kita, sekaya apapun atau sebesar apapun pangkat kita, tidak akan berguna kalau tidak memiliki hubungan dengan insan lain. Hidup sendiri, ke mana-mana dimusuhi, maka hidup kita akan sia-sia,” ujarnya.
Bahkan, pembangunan di suatu daerah juga sangat ditentukan bagaimana silaturrahmi antara pemimpin dan seluruh perangkat di bawahnya.
“Maka silaturrahmi itu adalah modal paling utama untuk keberhasilan,” tegas Tgk Mustafa.
Sementara zikir kali ini dipimpin oleh Tgk Asy’ary, pimpinan Majelis Zikir Mujiburrahman Aceh.
Zikir dan tausyiah gemilang yang diinisiasi MPG ini rutin digelar setiap minggunya, yakni setiap malam Sabtu. Lokasi zikir serng digelar di pendopo Waliota, kecuali ada jadwal yang digelar di gampong-gampong dalam Kota Banda Aceh sesuai dengan permintaan masyarakat gampong. (mkk)