Turut hadir pada kesempatan tersebut Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin beserta unsur Forkopimda, Pimpinan BNN Aceh, sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat. Hadir pula Sekdako Banda Aceh bahagia bersama para Asisten, Staf Ahli, Kepala SKPK, dan Kabag di lingkungan Setdako Banda Aceh, para guru dan ratusan pelajar se-Banda Aceh.
Dalam sambutannya, Aminullah Usman menyebutkan peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Indonesia termasuk di Provinsi Aceh telah berada pada level mengkhawatirkan. “Berdasarkan data resmi yang dirilis sejumlah lembaga tercatat tren peredaran dan penyalahagunaan Narkotika terus meningkat dari tahun ke tahun.”
Wali kota mengungkap data yang dirilis 2015 oleh BNN bahwa pada 2008 tingkat penyalahgunaan Narkotika diproyeksikan sebanyak 1,99 persen, 2011 menjadi 2,32 persen atau setara dengan 3,8 juta jiwa pengguna. ”Angka ini kembali meningkat pada 2013 menjadi 2,56 persen, 2015 2,8 persen dan pada 2016 naik menjadi 2,9 persen atau setara dengan 5,1 juta jiwa. Tercatat 40 orang di Indonesia mati setiap hari karena Narkotika,” ungkapnya.
“Melalui kesempatan ini, saya ingin mengajak kita semua agar jangan menyerah untuk terus berusaha memerangi peredaran Narkotika khususnya di Kota Banda Aceh. Salah satu yang pasti dapat dilakukan adalah dengan menjaga dan mengawasi anggota keluarga masing-masing agar jangan sampai bersentuhan dengan Narkotika. Menggalakkan olahraga juga dapat menjadi salah satu cara efektif agar anak-anak kita terhindar dari pegngruh Narkoba.”
Satu cara lagi yang diyakininya sangat ampuh untuk pencegahan dan pemberantasan peredaran serta penyalahgunaan Narkoba adalah dengan penguatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. “Pendekatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sangat dapat diharapkan untuk mencegah meluasnya kerusakan moral bagi generasi muda karena akibat mengonsumsi Narkoba,” pesan Aminullah.
Ia menambahkan, peranan pemuda sebagai salah satu elemen paling penting dalam tatanan kemasyarakatan juga sangat dibutuhkan dalam upaya pemberantasan narkoba. “Oleh karena itu, lahirnya Gergana ini kita harapkan dapat menjadi suatu wadah anak-anak muda dalam melawan, mencegah dan mensosialisasikan bahaya Narkoba, sekaligus dapat menjadi mitra pemerintah dan penegak hukum dalam mewujudkan generasi muda Banda Aceh bebas Narkoba.”
Pemko Banda Aceh, kata Aminullah, siap mendukung segala upaya yang akan dilakukan oleh lembaga-lembaga anti Narkoba yang ada di Banda Aceh untuk secara bersama-sama memerangi Narkoba. “Kami juga mengharapkan dukungan penuh dari masyarakat. Jika ada informasi atau melihat indikasi penyalahgunaan Narkoba, jangan didiamkan saja tapi langsung laporkan kepada pihak berwajib atau melalui perangkat gampong,” katanya seraya mengharapkan setiap anggota Gergana untuk menjadi ‘intelijen’ peredaran dan penyalahgunaan Narkoba di tengah-tengah masyarakat.
Sementara itu, Ketua Umum Gergana Banda Aceh M Zidan Al-Hafidz Aminullah dalam sambutan singkatnya, menyebut Narkoba sebagai ancaman serius bagi bangsa Indonesia saat ini. “Narkoba kini sudah menyusup ke semua kalangan mulai pelajar hingga pejabat,” katanya.
“Bahaya Narkoba telah menjelma menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat, karena akibat Narkoba kita dapat kehilangan generasi muda sehingga hilang pula sumber daya bangsa. Untuk itu, kami menyatakan komitmen untuk melakukan pencegahan dini, dan pemberdayaan generasi muda agar terhindar dari penyalahgunaan Narkoba,”
“Kami juga mengajak seluruh lapisan masyarakat pada tahun 2017 ini untuk menabuh genderang perang terhadap Narkoba, sebelum orang-orang yang kita cintai turut menjadi korban penyalahgunaan Narkoba,” pungkasnya pada acara yang turut diisi dengan pemutaran film dan pementasan drama teatrikal mengenai bahaya Narkoba tersebut. (Jun)