Banda Aceh – Perkembangan dan kemajuan pendidikan Islam di Pondok Pesantren dewasa ini sangat menggembirakan. Selain mampu menguasai ilmu-ilmu dasar keislaman, santri di era modern ini telah mampu juga menampilkan berbagai kreatifitas seni.
“Hari ini saya melihat santri-santri pesantren modern di Aceh, khususnya Banda Aceh telah mampu bersaing dengan siswa-siswa nonpesantren baik di bidang sains maupun kreatifitas, dengan tetap memegang teguh prinsip dasar keislaman. Hal ini tidak terlihat pada santri terdahulu yang hanya berfokus pada ilmu-ilmu keislaman saja. Santri saat ini sudah sangat cerdas, ” ungkap Wakil Wali Kota Banda Aceh, Drs Zainal Arifin, saat membuka pagelaran Panggung Gembira (PG) 622 Pondok Pesantren Modern Babun Najah, Ulee Kareng, Jum’at malam (14/10/2017).
Berdiri di atas panggung utama PG 632 tersebut, Zainal Arifin atau lebih dikenal dengan sapaan Keuchik Zainal, menyemangati ratusan santri Babun Najah untuk terus fokus belajar hingga bisa menjadi cendikiawan muslim yang hebat di masa mendatang.
“Saya juga mengharapkan, Babun Najah suatu saat nanti mampu melahirkan ulama-ulama hebat seperti zaman dahulu, Hamzah Fansuri. Beliau merupakan seorang ulama juga seorang sastrawan yang banyak melahirkan karya-karya fenomenal yang masih menjadi rujukan para intelektual saat ini. Selain itu juga mampu seperti ulama hebat Aceh lainnya, Teungku Chik Pantee Kulu yang terkenal membuat syair Prang Sabi. Kedua ulama tersebut masih saja dikenang saat ini meski sudah ratusan tahun lalu mereka wafat, ini karena karya-karya yang mereka buat bermanfaat untuk umat. Saya sangat yakin, jika para santriwan dan santriwati Babun Najah menekuninya dengan serius, suatu saat nanti mampu selevel ulama-ulama tersebut,” kata Keuchik Zainal.
“Saat ini saya lihat fasilitas pesantren Babun Najah sudah sangat luar biasa dan lengkap. Oleh karena itu jangan sampai generasi saat ini kalah dengan alumni-alumni terdahulu, ” tambah Cek Zainal.
Selain itu Zainal mencontohkan bagaimana Turki mendidik generasi-generasi mereka yang dipersiapkan untuk mampu mengislamkan Eropa di masa akan datang, setiap siswa di tingkat SMA diwajibkan menghafal Alquran 30 juz. Kepada generasi Aceh saat ini, Zainal berharap agar mereka mampu menyelesaikan permasalahan dalam internal Aceh yang belum tuntas.
“Beberapa tahun lalu pemerintah pusat sudah memberikan kepada kita untuk bisa menerapkan Syariat Islam, ini adalah harapan masyarakat Aceh dari dulu. Namun hingga saat ini pelaksanaannya masih belum merata dan tidak memuaskan. Inilah tugas besar untuk kalian di masa depan. “
Zainal mengakui, ia tidak asing lagi dengan dunia pesantren. Ia pernah menjadi pengajar pada 20 tahun lalu di Pesantren Abulyatama Aceh Besar selama enam tahun. Selain itu juga pernah menjadi ketua yayasan Madrasah Ulumul Quran Aceh Besar.
Saat peresmian Ponpes Babun Najah beberapa tahun silam yang diresmikan langsung oleh Ibu Negara presiden RI, Tien Soeharto, Keuchik Zainal turut ikut dalam acara tersebut. Ia mengenang saat itu Gubernur Aceh, Syamsuddin Mahmoed meminta kepada Ibu Tien agar Aceh diberikan transportasi darat yaitu kereta api.
Sementara itu, ketua pelaksana PG 622 Babun Najah , Ustaz Idris mengatakan acara ini sebagai ajang kreatifitas santri di bidang kesenian yang menjadi agenda tahunan pesantren.
“622 maksudnya adalah santri kelas 6 (kelas akhir) leting ke 22 langsung menjadi panitia. Sedangkan penampilan kreatifitas ditampilkan dari perwakilan semua kelas. Pentas seni ini menampilkan puluhan jenis seni seperti tarian tradisional Aceh dan wilayah Indonesia lainnya, pantomim, stand up comedy, nasyid, dan lain-lain. Kami berharap ke depan pemerintah dapat memberi perhatian lebih untuk kesuksesan acara ini,” ungkap Ustaz Idris.
PG 622 Babun Najah ini dibuka Langsung oleh Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin, didampingi oleh Pimpinan Babun Najah Tgk H Muhammad Ismi Lc MA (Abu Madinah), Ustaz Edi Azhari MPd (wakil pimpinan), Ustaz Zulkamali (ketua pengasuhan santri). (hfz)