Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah, FEBI, UIN Ar-raniry, Banda Aceh
Pernahkan anda mendengar tentang MEA? Sebenarnya MEA tidaklah begitu asing bagi yang sudah mengetahuinya. Namun terdengar asing bagi yang belum mengetahuinya. Kendatipun sudah banyak yang tahu, untuk sekedar mengingatkan, ya “ MEA” merupakan kepanjangan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebuah kesepakatan negara-negara di ASEAN dalam bidang perdagangan, yang menjadikan negara-negara ASEAN melakukan pasar bebas antar negara-negara di kelompok ASEAN. Pasar bebas ini bisa juga dikatakan pasar yang memberikan kebebasan kepada negara-negara di Asia Tenggara melakukan arus ekspor dan impor, termasuk tenaga kerja.
Sesuai dengan kebijakan itu, ada 12 sektor yang akan dilirik oleh MEA dalam memasuki pasar bebas ini. Namun, di antara 12 sektor ada 7 sektor yang berada dalam sektor perdagangan seperti industri, sektor pertanian, otomotif, peralatan elektronik, industri karet, industri kayu, industri tekstil, dan perikanan. Selain itu juga ada sektor yang berada di sektor jasa seperti teknologi informasi, logistic, pendidikan, pelayanan kesehatan dan pariwisata.
Pada era MEA ini sebenarnya terdengar sangat menakutkan sekali. Namun, pemerintah dengan cepat melakukan sosialisasi dengan memberikan gambaran kepada masyarakat bagaimana sebenarnya dampak positif dan negatif dari penerapan MEA terhadap perekonomian di Indonesia. Karena Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara yang paling ekstrem yang akan menghadapi MEA tersebut. Mengapa demikan? Karena negara Indonesia sangat terkenal dengan negara yang kaya akan hasil alamnya. Dengan hasil alam inilah yang nantinya akan dipasarkan di pasar bebas. Dengan demikian sebenarnya negara Indonesia berada di tengah tengah antara menguntungkan atau bahkan mengalami kerugian.
Seperti kita ketahui, pada dasarnya MEA tidak hanya mempengaruhi sektor-sektor besar saja, namun juga akan mempengaruhi sektor-sektor kecil. Dengan demikian negara kita haruslah lebih serius lagi dalam menstabilkan perekonomian selama menghadapi MEA tersebut. Karena bagi seorang pebisnis di satu sisi, akan sangat mempermudah mereka dalam mengembangkan usaha mereka menjadi usaha yang go publik. Di sisi lain, bila tidak siap, makan akan tergilas.
Dengan hadirnya era MEA tersebut menjadi tantangan yang nyata bagi seorang pebisnis. Kenapa? Karena di era tersebut banyak pebisnis yang berlomba mengembangkan usaha yang ia miliki agar tak kalah saing dengan pesaingnya tersebut. Tujuannya agar usaha yang mereka miliki tidak dilihat sebelah mata. Berikut ini ada 2 jenis usaha yang nantinya akan bersaing yaitu:
1. Di bidang Investasi
Pada bidang ini para investor tidak hanya melakukan investasi dalam bentuk asset,atau dalam bentuk finansial aset saja, namun akan lebih fokus pada investasi dalam bentuk properti.
Karena diperkirakan pada era ini akan banyak pendatang dari berbagai negara dan mereka membutuhkan penginapan. Otomatis pada era ini membuat rumah sewa ataupun apartemen atau kamar kos lebih menjanjikan dan sangat menguntungkan bagi investor tersebut.
2. Di bidang Pendidikan
Di bidang pendidikan akan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan potensi masyarakat Sehingga akan melahirkan masyarakat-masyarakat yang berkualitas tinggi. Contoh di bidang pendidikan yang akan dijadikan sasaran selain keterampilan yaitu pada penguasaan bahasa asing. Dengan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris akan membuat kita lebih dipakai dan dipandang baik, sehingga kita tidak diasingkan atau dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Karena nantinya kita akan berkomunikasi langsung dengan orang asing dalam pasar bebas tersebut.
3. Di bidang Penjualan online
Sekarang jual beli online sedang booming di kalangan masyarakat kita, terutama kalangan muda. Dimana kalangan muda maupun tua mereka bisa menjual barang atau jasa yang mereka miliki melalui internet. Sehingga memudahkan pekerja yang bekerja full time dalam berbelanja. Selain itu memudahkan para mahasiswa dalam menyalurkan hobi mereka dalam berdagang. Di samping itu, kita juga bisa melakukan jual beli dengan berbagai daerah maupun negeri mana pun, sehingga mereka tak perlu jauh jauh datang hanya untuk membeli satu barang atau jasa tersebut. Oleh sebab itu, kita bisa memanfaatkan bidang ini dengan menguasai teknologi.
MEA memang akan menjadi sebuah kondisi yang menakutkan kita, karena akan terjadi persaingan dagang yang hebat. Bukan hanya itu, tetapi juga akan ada perang harga antara produk domestik dan produk luar negeri. Begitu juga halnya dengan persoalan peluang kerja. Bisa jadi, bila tenaga kerja dari negara ASEAN yang kualitas kerjanya lebih baik, maka akan membuat tenaga kerja kita akan kalah bersaing. Namun demikian, sebenarnya tidak perlu takut dalam menghadapi MEA tersebut. Kita akan bisa bersaing dengan mereka. Kuncinya adalah kita persiapkan diri dengan baik. Kita perlu kerja keras serta optimis. Hanya dengan kemampuan dan kualitas SDM yang tinggi, kita bisa hadapi dengan aman dengan segala persiapan, termasuk kesiapan melakukan bisnis yang kita miliki. Bila ingin mampu bersaing, maka siapkan diri dengan pengetahuan, ketrampilan dan soft skills yang berkualitas