Mahasiswa Psikologi Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh
Katakanlah kepada perempuan yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau perempuan-perempuan Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS An-Nur 31 ).
Aurat adalah bahasa yang tak asing lagi kita dengar, khususnya bagi kaum hawa. Aurat juga adalah perintah agama yang wajib untuk dilaksanakan. Itu artinya, setiap jiwa yang mengaku muslimah, seharusnya tidak mengenyampingkan perihal ini. Ibarat salat, menutup aurat adalah kewajiban sekaligus kebutuhan.
Adapaun aurat yang dimaksud adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan (kaki juga aurat ya sahabat) . Walaupun ada perbedaan pendapat dari beberapa madzhab, namun secara garis besar, aurat perempuan adalah aurat ketika ia melaksanakan salat. Jika ingin memakai cadar, insya Allah lebih baik lagi J
Banyak pakar dan ahli kulit yang menyatakan bahwa menutup aurat memiliki berbagai macam manfaat, di antaranya dapat melindungi kulit perempuan dari sinar ulta violet yang berbahaya bagi tubuh, mencegah dari terkena penyakit dan gangguan kesehatan.
Di samping itu juga, menutup aurat dapat membuat kita selamat. Jika di dunia, kita akan selamat dari tindakan-tindakan kejahatan, pandangan nafsu lawan jenis, menutup kejelekan/ aib yang ada di dalam tubuh, menunjukkan identitas kita sebagai muslimah, bahkan jika kecelakaan pun dapat mengurangi dampak luka yang ditimbulkan dan tentunya mempersembahkan kecantikan hanya untuk pangeran masa depan. Uhuk..
Lantas, adakah keuntungan menutup aurat di akhirat? Tentu. Dengan menutup aurat, kita bisa terhindar dari dosa, terhindar pula dari ucapan dan ghibah yang menimbulkan fitnah dan malapetaka akhirat dan Insya Allah akan tampil cantik bagaikan bidadari di syurga. Seriously? Coba aja deh, biar percaya.
Sahabat,, Hakikatnya menutup aurat bukanlah pelanggaran HAM atau suatu bentuk keter “penjara” an seorang muslimah. Justru dengan menutup aurat, seorang perempuan lebih mulia, lebih terjaga dan lebih di hargai oleh sosok yang memiliki kemampuan imajinasi yang cukup tinggi bernama “laki-laki”. Nah, kalau belum percaya, kita bisa mengambil kisah dari sosok perempuan sukses di zaman ini seperti Oki Setiana Dewi, Illiza Sa’aduddin Djamal, Ustadzah Yoyoh Yusroh dan Asma Nadia yang istiqamah dengan auratnya, namun hebat karya dan kontribusinya.
Nah, tahukah kita? Bagi kita seorang anak perempuan, selangkah saja kita keluar rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah itu pula kita telah menjerumuskan ayah kita ke lubang neraka. Lantas, apakah kita masih sayang dengan ayah yang sudah susah payah mencari nafkah?
Bagi kita seorang hamba Allah yang bergelar muslimah, selangkah saja kita keluar rumah dan tampak sehelai rambut kita, maka kita siap mendekam selama ribuan tahun di neraka. Lantas, siapkah kita dengan panas nya api neraka yang 70 x lipat dari api dunia? Sayangkah kita pada diri kita sendiri yang sudah berbuat banyak kebaikan, namun dengan perihal menutup aurat ini kita tidak terlepas dari ganasnya api yang menyeramkan?
Wahai sahabatku yang bergelar muslimah. Menutup aurat bukan kewajiban seorang ustadzah, istri/ anak ulama, anak LDK, putri-putri Aceh yang menyandang Syariat islam saja. Tapi menutup aurat adalah kewajiban kita semua, baik para pejabat kelas atas, pegawai kantoran ataupun rakyat biasa. Ya, menutup aurat adalah kewajiban kita semua . Hal ini sebanding dengan kewajiban berdakwah, shalat, puasa dan amar ma’ruf nahi mungkar.
So, masihkah kita mengikhlaskan aurat kita terbuka? Atau ikhlaskah kita dengan tubuh kita atau ayah kita tersambar api neraka yang sangat menyiksa?
Jawaban terbaik ada pada kita. Hidup mempunyai banyak pilihan, namun menutup aurat adalah suatu kewajiban. Tidak perlu menunggu hidayah atau ilmu yang mapan. Mulailah dari sekarang, niatkanlah untuk kebaikan, insya Allah dimudahkan.
Jika kita menutup aurat hanya karena perintah, mungkin akan sulit untuk istiqamah. Jika kita menutup aurat hanya karena ingin menikah dengan suami idaman, semoga niatnya akan berubah seiring berkembangnya zaman. Jika kita menutup aurat untuk menyelamatkan ayah dan diri dari api neraka, semoga Allah anugerahkan syurga dengan kenikmatan yang tiada tara.
So, masih mikir dua kali untuk nutup aurat? Atau masih ragu kalau menutup aurat menyelamatkan kita dunia akhirat?