Selfie menjadi fenomena yang sering dilakukan, terlebih bagi anak-anak muda dalam tataran remaja dan dewasa yang sangat akrab dengan tindakan ini. Selfie berasal dari kata self yang diartikan sebagai diri. Selfie tidak berbeda dari kata yang lebih dikenal sebelumnya, yakni narsisme. Selfie merupakan tindakan dalam mengabadikan diri pada sebuah momen yang dianggap penting oleh individu. Selfie secara umum seringkali diartikan sebagai aktifitas melakukan foto diri sendiri atau narsis. Jika ditelusuri lebih dalam pengertian “Selfie” menurut referensi pustakawan Britania adalah “sebuah pengambilan foto diri sendiri melalui gadget, Iphone dan Webcam yang kemudian diunggah ke situs Web media sosial, seperti: instagram, facebook, path dan twitter.
Jika biasanya yang senang bergaya dan melakukan selfie adalah perempuan, ternyata sesuai perkembangan zaman kini kita sudah banyak sekali menjumpai laki-laki yang senang selfie. Sebuah penelitian menemukan bahwa adanya dampak dari selfie yang mempengaruhi kejiwaan laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh “Universitas Ohio, Amerika Serikat”, mengungkapkan bahwa laki-laki yang senang narsis dan selfie berpotensi kelainan jiwa atau psikopat. Jiwa dari laki-laki yang kecanduan selfie ternyata mereka haus akan perhatian dan menginkan orang lain simpati kepada dirinya, apalagi saat foto selfienya dibagikan dalam akun media sosial dan mendapatkan komentar yang baik, akan membuat perempuan atau laki-laki menjadi lebih bahagia.
Selfie bisa saja membawa dampak yang positive dan negative kepada para pengguna media sosial lainnya, tergantung cara melihat seseorang dari segi positif atau segi negatif. Selfie ternyata dapat mengekspresikan diri, menyalurkan hobi dan sebagai sarana dokumentasi pribadi. Ketika perempuan melakukan selfie dapat memberikan mood menjadi lebih baik. Selfie sering dilakukan oleh para perempuan dibandingkan para laki-laki. Di berbagai media sosial, banyak perempuan yang merasa terpuruk lalu mengunggah foto selfienya ke instgram, mereka akan menjadi lebih bahagia.
Hati-hati ketika perempuan terlalu narsis, akan mengakibatkan gangguan mental kepribadian yang artinya adalah dimana orang-orang memiliki perasaan ego yang tinggi dan kebutuhan yang mendalam akan kekaguman. Penderita narsistik percaya bahwa mereka lebih unggul daripada orang lain dan kurang memperhatikan perasaan orang lain. Sebenarnya di balik topeng tersebut memiliki harga diri yang rapuh, rentan terhadap kritik, bila seseorang memiliki gangguan kepribadian narsistik, kemungkinan akan menampilkan sifat sombong. Setelah itu, jika laki-laki yang terbukti suka selfie atau narsis dapat memiliki kepribadian anti sosial, psikopat, dan rentan terhadap objektivitas kata Jesse Fox, pemimpin riset tersebut sekaligus asisten profesor komunikasi di Universitas Ohio.
Fenomena ini sudah ada sejak dahulu, ketika orang-orang mulai mengenal potret diri, tetapi mayoritas dari mereka hanya perempuan yang suka berfoto selfie, meski secara historis laki-laki yang melakukan foto pertama di dunia. Dikutip dari”National Geographic”, manusia pertama yang melakukan selfie adalah Robert Cornelius (1839). Selfie akhirnya marak di media sosial karena didukung oleh canggihnya ponsel dengan beragam fitur dalam kameranya. Hal ini membuat semakin banyak pula perempuan yang gemar berfoto selfie. Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan di atas, terdapat fakta yang membuktikan bahwa laki-laki orang yang pertama kali melakukan foto di dunia yaitu (Robert Cornelius, 1839)