Banda Aceh | Belasan Dai Perkotaan Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh bersama para Muhtasib Gampong se Kecamatan Syiah Kuala dan para Wilayatul Hisbah Kota Banda Aceh, sabtu sore (13/5) melakukan dakwah simpatik di pantai Gampong Alue Naga Banda Aceh. Kegiatan dakwah simpati ini, menurut Kabid Dakwah Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, H.Ridwan Ibrahim, M.Pd, merupakan kegiatan rutin bulanan, dan untuk menyambut bulan suci ramadhan 1438 H kita lakukan di sejumlah kawasan di Kecamatan Syiah Kuala.
Berdasarkan informasi masyarakat, sebut Ridwan, beberapa kawasan rawan maksiat di Kecamatan Syiah Kuala menjadi target dakwah simpatik yang dilakukan Dai Perkotaan menjelang bulan suci ramadhan kali ini. “Kami bergerak usai shalat ashar dari Masjid Syuhada Lamgugob, menuju lapangan bola sektor selatan Kopelma Darussalam, kemudian mengelilingi ruang jalan kampus, dan bantaran sungai krueng aceh, dan terakhir berdakwah di pantai alue naga. Selama perjalanan, pesan dakwah kami ungkap agar masyarakat yang mendengar memahami pentingnya menyambut bulan suci ramadhan dengan mencegah maskiat di lingkungannya masing-masing,” sebut Ridwan di dampingi para dai yang hadir saat itu.
Pada lokasi wisata pantai alue naga, Ustad Rustandi, S.Sos.I selaku Koordinator Dai Perkotaan Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh menyampaikan tausyiah kepada para pengunjung pantai yang sedang asyik menikmati panorama alam dengan menu kuliner rujak alue naga tersebut. Dalam tausyiahnya, Rustandi meminta para pengunjung pantai untuk tidak hentinya memanjatkan syukur kepada ilahi atas indahnya panorama pantai di sore hari. “Angin yang semilir, gelombang air laut di pantai, itu semua karunia Ilahi rabbi. Kita diminta sebagai hamba untuk selaku bersyukur dan tidak berbuat maksiat di atas permukaan bumi Allah. Bila kita tidak mengindahkan aturan syariat Allah, maka boleh jadi angin semilir yang kita rasakan bisa menjadi bencana atau gelombang air laut yang menjadi ombak akan berubah menjadi bencana tsunami seperti 12 tahun silam,” jelas Rustandi dengan costum jubah putihnya.
Bagi para pengunjung pantai, sebut Rustandi, yang belum menunaikan kewajiban shalat ashar, diingatkan untuk menunaikan kewajibannya segera. “Yang asyik mancing, belum menunaikan shalat ashar, ayo tunai shalat ashar segera. Air laut bisa digunakan untuk berwudhu’, tak ada alasan kalau berwudhu’ tidak ada air sumur. Batu besar yang terhampar di pantai bisa menjadi tempat shalat kita bila dipastikan suci dari najis dan hadast. Dan kami juga ingatkan, agar masyarakat pengunjung pantai untuk tidak melewati waktu shalat magrib tiba. Bila 30 menit jelang magrib, adalah waktunya kita meninggalkan pantai ini menuju rumah Allah, pinta Rustandi dengan penuh simpatik.
Selama dakwah simpatik berlangsung masyarakat pengunjung pantai merasakan adanya perbedaan rasa. Semula mereka khawatir akan ditangkap oleh Wilayatul Hisbah karena kesalahan umum mereka dalam berpakaian, namun ternyata, masyarakat pengunjung hanya diberi nasehat dengan santun dan bijaksana. Tidak ada masyarakat yang merasakan terganggu kenyamanannya dalam menikmati panorama alam pantai alue naga hingga para dai perkotaan beranjak pergi menuju masjid taqwa setui melakukan safari dakwah rutin.
Sementara itu, Muhatasib Gampong Kopelma Darussalam, Tgk Darnisul, kepada media menyebutkan ribuan terima kasih kepada para Dai Perkotaan dan Wilayatul Hisbah Kota Banda Aceh yang mampu bahu membahu menggelar dakwah simpatik tersebut. Ia berharap gerakan ini tidak berhenti hingga disini saja, dan dapat dilakukan di sejumlah kawasan Kota Banda Aceh yang di curigai menjadi kawasan maksiat. “Kita ini berada di negeri syariat Islam, saatnya kita tegakkan syariat Islam dengan sungguh-sungguh dan berlanjut, tanpa henti-hentinya,” sebut Darnisul yang juga menjadi Koordinator Muhtasib Gampong Se Kecamatan Syiah Kuala. (media massa/pers realist)