Ketahanan pangan adalah suatu kondisi ketersediaan pangan yang cukup bagi setiap orang pada setiap saat, dan setiap individu mempunyai akses untuk memperoleh baik secara fisik maupun ekonomi. Ketahanan pangan dikaitkan dengan tiga faktor utama yaitu kecukupan (ketersediaan) pangan, stabilitas ekonomi pangan, dan akses fisik maupun ekonomi bagi individu untuk mendapatkan pangan. Ketahanan pangan minimal memiliki dua unsur pokok yaitu ketersediaan dan aksebilitas masyarakat terhadap pangan.
Ibu rumah tangga tak melulu mengurus anak dan rumah. Ibu rumah tangga dapat juga membantu suami untuk mencukupi ketersediaan pangan rumah tangga. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman pokok seperti ubi jalar. Ubi jalar juga dapat dijadikan makanan pokok selingan nasi supaya ada penganekaragaman makanan pokok. Dengan begitu, zat gizi yang tidak ada pada nasi dapat didukung dengan adanya zat gizi pada ubi jalar.
Ubi jalar yang nama ilmiahnya (Ipomoea batatas) merupakan salah satu komoditas bahan pangan yang memiliki beberapa varietas dengan karakteristik dan keunggulan masing-masing, ada ubi jalar putih, ubi jalar kuning, ubi jalar merah, dan ubi jalar ungu. Ubi jalar adalah makanan pokok yang mengandung sumber kalsium baik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Karbohidrat yang dikandung ubi jalar masuk dalam klasifikasi Low Glycemix Index artinya komoditi ini sangat cocok untuk penderita diabetes.
Penanaman ubi jalar yang relatif mudah, cocok bagi ibu rumah tangga yang ingin membantu suami akan ketersediaan makanan. Selain itu, pangan hasil menanam sendiri lebih terjamin kualitasnya. Dan juga, lebih menghemat biaya makan karena sumber bahan makanan didapat dari menanam sendiri di pekarangan rumah. Dengan menanam ubi jalar sebagai bahan makanan pokok di pekarangan, kualitas pangan terjamin, gizi untuk tubuh terpenuhi, gizi keuangan pun terpenuhi. Hemat kan Bu.