Acara ini digelar selama 2 hari dari tanggal 18 hingga 19 April dan dibuka secara resmi oleh Asisten I bidang Pemerintahan, Keistimewaan, dan Kesejahteraan Rakyat, Bachtiar S Sos.
Dalam sambutannya, Bachtiar mengatakan bahwa tanggung jawab utama menjaga istri dan anak-anak adalah kepala keluarga.“Dalam Alquran surah At Tahrim ayat 6 Allah memerintahkan, Qu Anfusakum wa ahlikum nar`. Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Jadi ini merupakan tugas utama dari seorang ayah sebagai kepala keluarga yang menentukan keluarganya masuk surga atau neraka,” ujar Bachtiar.
Bachtiar menyayangkan trend yang berkembang saat ini adalah hampir semua tanggung jawab keluarga dibebankan kepada istri seperti pendidikan yang dibebankan penuh kepada istri. Kurangnya peran langsung ayah bisa berpengaruh buruk pada anak.
Sumber pendapatan keluarga, lanjut Bachtiar, juga sangat berpengaruh kepada anak, terutama perilaku. Oleh karena itu Bachtiar mengingatkan supaya mencari rezeki halal untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. “Untuk membentuk keluarga Samawa carilah harta yang berkah, itu adalah kunci keluarga bahagia, jangan didik anak dengan harta haram,” kata Bachtiar.
Kepala DSI Kota Banda Aceh, Mairul Hazami mengatakan menurut data dari Mahkamah Syariah perceraian saat ini semakin tinggi, kasus peceraian paling banyak adalah kategori Pasah (permintan cerai dari istri). Maka ia berharap dengan kegiatan ini dapat mengurangi angka kasus tersebut dan membangun keluarga harmonis.
“Dengan acara ini kita berharap terbinanya kader-kader yang mampu menjadi motivator, mediator, dan fasilitator untuk memberi pemahaman kepada masyarakat bagaimana membina keluarga sesuai syariat Islam dan mengajak para orang tua memberikan yg terbaik bagi keluarganya,” ujar Mairul Hazami.
Mairul mengatakan pendidikan keluarga saat ini lebih banyak terinspirasi dari tayangan televisi. Pengaruh media tersebut sangat disayangkan karena tanpa pengawasan dan perhatian orang tua, sehingga membentuk karakter buruk bagi anak. “Banyak anak-anak sekarang punya kebanggaan saat membuka aurat karena mengikuti trend dari telivisi,” keluhnya.
“Dinas Syariat Islam Banda Aceh ingin membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu dan pendidikan keluarga dan terwujudnya kader masyarakat yang bisa menjawab problematika keluarga untuk kenuju keluarga Samara. Baiknya kota Banda Aceh dimulai dari keluarga, jika keluarga sudah baiklah kota ini, sesuai dengan Syariat Islam,” imbuh kepala DSI Banda Aceh.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Bagian Keistimewaan Setdakota Banda Aceh, Arie Maula Kafka dan menghadirkan dua pembicara yaitu wakil Ketua II MPU Kota Banda Aceh, Tgk Abdullah Atiby dan Ustaz Mariadi. DSI juga memberikan penghargaan cepat tanggap undangan kepada 3 Tim Penggerak Gampong dari Syiah Kuala, Baiturrahman, dan Banda Raya. [hfz]