Oleh : Dina Triani GA
‘ Buku adalah jendela yang mengantarmu pada tempat-tempat menakjubkan. ‘ Ungkapan ini menggambarkan bahwa dengan membaca bisa membawa kita ke tempat-tempat yang belum pernah kita singgahi sebelumnya. Membaca mampu membuka wawasan dunia. Membaca titik awal kemajuan suatu bangsa. Membaca merupakan ukuran dari orang-orang sukses. Namun sayang, bangsa Indonseia adalah bangsa yang sangat malas membaca.
Berdasarkan penelitian UNESCO, hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang punya minat nembaca serius. Ini sungguh menyedihkan. Bahkan lebih ironis lagi, malas membaca terjadi di kalangan perguruan tinggi, yang tak lain merupakan kelompok elit intelektual.
Membaca banyak sekali manfaatnya, antara lain:
Meningkatkan kapasitas memori otak.
Setiap kali kita membaca, otak kita akan membuat satu ruang baru untuk menyimpannya. Sehingga kapasitas memori otak akan terus bertambah.
Membantu kemampuan berpikir analistis.
Ketika membaca, kita pasti memperhatikan alur dan karakter ceritanya. Inilah yang membuat kemampuan berpikir bertambah hingga dapat berpikir kritis karena sering menganalisis detail dan plot.
Menambah pengetahuan.
Dengan membaca, otak kita akan dipenuhi beragam informasi baru. Dan dengan banyaknya pengetahuan, kita jadi mudah dalam menghadapi permasalahan kehidupan.
Memperluas cakrawala
Buku adalah jendela dunia. Kunci untuk membukanya adalah membaca. Dengan membaca kita seakan sudah berada di sebuah tempat yang belum pernah kita kunjungi. Kita jadi tahu kebudayaan sebuah negara, makanannya, sistem politiknya dan seolah melihat keindahan kota-kotanya.
Mencegah alzheimer
Menurut penelitian, orang yang suka membaca dapat menurunkan dua setengah kali kecenderungan terkena alzheimer alias pikun. Mengapa? Karena ketika membaca, kita akan mengingat plot, sejarah, karakter, latar belakang cerita sehingga kemampuan mengingat akan terasah.
Menurunkan stres
Kebanyak orang mencoba menghilangkan stres dengan merokok. Padahahal, rokok sama sekali tidak mampu menurunkan tingkat stres. Bacalah sebuah buku karena dengan membaca buku atau artikel kesukaan, bisa menghibur dan melupakan stes. Membaca dapat memberikan ketenangan batin dan menurunkan tekanan darah.
Meningkatkan karir
Ketika kita berbicara dengan seseorang, kita dapat menilai apakah orang itu suka membaca atau tidak. Orang yang gemar baca pengetahuannya luas ketimbang orang yang tidak suka membaca. Orang suka baca tahu tentang informasi terbaru yang tengah terjadi. Orang semacam ini cenderung lebih mudah diterima kerja dan karirnya pun cepat meningkat.
Memperkaya kosakata
Kosakata baru akan bertambah setiap kali kita membaca buku baru. Membaca juga bisa menambah pengetahuan bahasa asing dan istilah-istilah baru. Sungguh menyenangkan bisa mengobrol dengan kalimat yang cerdas.
Meningkatkan konsentrasi
Ketika membaca, seluruh perhatian kita terfokus pada bacaan tersebut. Konon, hal ini akan meningkatkan daya konsentrasi.
Hiburan gratis
Kita tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk membaca. Buku-buku banyak tersedia di perpustakaan. Kita bebas memilih buku apa saja. Apalagi pemerintah sudah menyediakan perpustakaan keliling.
Dengan sekian banyaknya manfaat membaca, seharusnya tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak suka membaca. Di negara maju, orang umumnya gemar membaca dimana setiap penduduknya membaca 20 hingga 30 judul buku setiap tahunnya. Sungguh berbeda jauh dengan masyarakat Indonesia yang hanya membaca paling banyak 3 judul buku. Menurut laporan Bank Dunia Nomor 16369-IND dan studi IEA (International Association for the Evaluation of Education Achicievement) di Asia Timur, negara Indonesia menduduki tingkat terendah membaca dengan skor 51,7 di bawah Philipina (skor 52,6), Thailand (skor 65,1), Singapura (skor 74,0) dan Hongkong (skor 75,5).
Jepang merupakan masyarakat yang paling tinggi gemar membaca. Banyak yang berpendapat bahwa semua orang Jepang bisa menjadi penulis. Mereka membaca dimana saja, seperti di stasiun kereta api, dalam antrian, di dalam bus bahkan membaca sambil berjalan dengan langkah-langkah cepat. Sementara, orang Indonesia mengisi waktunya dengan bermain ponsel, mengobrol, mendengarkan musik dan melamun.
Banyaklah membaca walaupun akhirnya kita harus berkacamata. Mereka yang tidak pernah berkacamata karena mata awet tidak pernah membaca, sebenarnyalah mereka buta. Bahkan Hellen Keller, seorang perempuan buta, tuli dan bisu saja penggila baca hingga bisa menulis artikel serta buku-buku yang luar biasa.
Dina Triani GA (Penulis dan Ibu Rumah Tangga, Darussalam-Banda Aceh)