Banda Aceh – Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Banda Aceh menggelar seminar akhir fasilitasi ketangguhan masyarakat Desa Tangguh Bencana (Destana). Kegiatan yang diikuti 40 peserta ini dibuka Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi dan Keuangan Drs T Samsuar MSi, Selasa (13/12/2016) di Aula BPBD Kota Banda Aceh. Kegiatan seminar juga dihadiri Kepala BPBD Kota Banda Aceh, Drs Ridwan, dua orang fasilitator Destana yang juga tampil sebagai pemateri, unsur Kepolisian dan TNI serta sejumlah pejabat di lingkungan BPBD Banda Aceh.
Ketua panitia yang juga Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Banda Aceh, Sabri S Sos mengakatan kegiatan seminar tersebut diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan di 2 Gampong (Desa), yakni Gampong Deah Glumpang dan Gampong Jawa yang merupakan gampong yang termasuk dalam Destana.
Kata Sabri, program ketangguhan masyarakat Destana sudah berjalan selama 6 bulan, mulai Januari sampai dengan Desember 2016. Program ini masing-masing difasilitasi oleh 2 orang fasilitator yang sudah mendapatkan pembekalan dari BNPB.
Sabri juga mengungkapkan beberapa kegiatan yang sudah dihasilkan dari program Destana, yakni sudah terbentuknya Kelompok Kerja Destana di dua Gampong (Deah Glumpang dan Gampong Jawa), terbentuknya tim Kapasitan Relawan Desa dalam Kecamatan Meuraxa dan Kuta Raja, tersusunnya dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Komunitas (RAK).
“Kemudian masuknya integrasi RPB dan RAK kedalam rencana pembangunan Gampong, terbentuknya dokumen peta resiko bencana, rencana kontijensi dan jalur evakuasi. Kemudian program ini juga telah mendorong terbentuknya forum Pengurangan Resiko Bencana,” tambah Sabri.
Sementara itu, Staf Ahli Walikota, Drs T Samsuar MSi saat membuka acara menyampaikan Pemko Banda Aceh sangat mendukung kegiatan seminar tersebut dan berharap seluruh peserta yang mayoritas berasal dari masyarakat dua Gampong, yakni Deah Glumpang dan Gampong Jawa dapat benar-benar mengikuti seminar karena kegiatan tersebut sangat penting untuk menambah pengetahuan dan wawasan terkait pengurangan resiko bencana.
Menurut Samsuar, Desa Tangguh Bencana memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana serta memudahkan diri terhindar dari dampak-dampak bencana yang merugikan.
Lanjutnya, ada beberapa tujuan dari program Destana, yakni melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana, meningkatkan peran serta masyarakat khusunya kelompok masyarakat rentan dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi resiko bencana.
“Program ini juga dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan resiko bencana. Kemudian juga meningkatkan kapasitas Pemerintah dalam memberikan dukungan sumber daya dan teknis dalam pengurangan resiko bencana,” tambah Samsuar.
Samsuar juga mengatakan, program Destana dapat meningkatkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam pengurangan resiko bencana seperti Pemerintah Daerah, sector swasta, Perguruan Tinggi, LSM, Ormas dan pihak-pihak lain yang peduli.